Bu Nyai Badriyah Fayumi: Kongres KUPI Bukan untuk Membentuk Struktur Kepengurusan

Semarang, Jurnal9.tv – Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang kedua digelar di kampus kemanusiaan dan peradaban UIN Walisongo Semarang.  Ada Serangkaian agenda, satu di antaranya adalah konferensi internasional. Selasa (22/11/2022),  pos graduate forum dihadiri oleh 4 narasumber, 10 pembahas, 57 presenter. Mereka hadir membawa ilmu untuk sharing pengetahuan dan pengalaman secara mandiri dan Swadaya. Selain itu 210 penulis essay juga menyumbangkan tulisan tentang keutamaan peran perempuan ulama dan keulamaan perempuan.

Ketua Majelis Musyawarah KUPI Ibu Nyai Badriyah Fayumi, dalam sambutannya di pembukaan konferensi internasional mengatakan, pemilihan perguruan tinggi sebagai lokasi kongres II KUPI karena di perguruan tinggi dan pesantrenlah pengkaderan ulama pesantren yang utama bermula.  Selain itu, dua tempat itu juga ruang hikmah utama bagi para ulama perempuan, ulama perempuan, akademisi. Kongres II KUPI ini bertujuan untuk  memperkuat basis keulamaan

Prguruan tinggi dan pesantren memiliki tradisi keilmuan Islam yang menjadi tiang penting cara berpikir ulama perempuan. Yaitu tradisi keilmuan Islam yang melihat satu persoalan secara tematik dan komprehensif dengan pendekatan multidisipliner.

KUPI merespon dan menyikapi Segala persoalan pesantren yang bergerak di bidang dakwah, pemberdayaan masyarakat, dan pendidikan. Perguruan tinggi dengan Tri dharmanya serta Pesantren, mewakili masyarakat akar rumput menampung mereka yang ada di komunitas, yang terpinggirkan dan yang terluka.

Perguruan tinggi yang dikembangkan dengan keilmuan yang komprehensif memiliki akses yang sangat bagus untuk bisa menjangkau dunia internasional, karena di situlah gerakan KUPI, mengakar dan melebar di akar rumput, membersamai mereka yang terpinggirkan dan terluka, sekaligus bisa mempengaruhi kebijakan nasional dan bisa diamplikasi, disuarakan dan bergema di dunia internasional.

“Kongres KUPI bukan untuk menyusun struktural kepengurusan, tapi untuk menyatukan cita-cita, visi, strategi, langkah-langkah pemikiran bersama, untuk kita persatukan menjadi agenda yang akan sama-sama kita lakukan di ruang hikmah kita masing-masing. Yang mempunyai Pesantren akan mengerjakan agenda yang disepakati di KUPI ini sehari-hari dalam kehidupannya. Dan seterusnya,” terang Bu nyai Badriyah

Visi bersama  KUPI, yaitu, ke-Indonesiaan, kemanusiaan, dan kebangsaan. Kongres KUPI ini untuk menyatukan komitmen-komitmen yang dibangun dan kemudian diinisiasi dipraktekkan di tingkat akar rumput. (snm)