12 Tahun Digelar, Festival Egrang Tahun Ini Libatkan Sekolah Kenalkan Permainan Tradisi Pandalungan

Jember, jurnal9.tv -Festival permainan tradisi Egrang kembali digelar untuk yang kedua belas kali, oleh Komunitas Tanoker Jember pada Sabtu (14/12) di Area Pasar Lumpur Tanoker Ledokombo, Desa Sumberlesung, Kecamatan Ledokombo, Kab. Jember. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Festival tahun ini diikuti oleh 12 sekolah yang telah memasukkan tari egrang ke dalam modul ajar kurikulum sekolah.

Cicik Farha, Humas Festival Egrang Tanoker Ledokombo mengatakan
Festival ini adalah bagian perayaan hajatan budaya dengan kesadaran sosial yang inklusif melaui partisipasi aktif anak-anak hingga lansia berbagai suku, bangsa, agama dan latar belakang sosial yang berbeda. Festival, lanjut Cicik diramu dalam nilai keindonesiaan ala budaya campuran Jawa-Madura atau ‘pandalungan. “Kami sudah menggelar selama 12 tahun terakhir, dan alhamdulillah telah disambut baik oleh masyarakat luas, dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, lokal, nasional maupun internasional,” tambahnya.

Hingga saat ini, permainan egrang, di sejumlah sekolah di Kecamatan Ledokombo telah dimasukkan sebagai bagian dari modul ajar kurikulum. Mulai tahun 2024 ini, Tanoker Ledokombo telah bekerja sama dengan PLN Peduli, Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, sejumlah sekolah tingkat dasar dan tingkat menengah untuk menjadikan permainan tradisi tari egrang menjadi bagian modul ajar kurikulum di sekolah. “12 sekolah sudah memasukkan tari egrang sebagai kegiatan ekstrakurikuler, dan memilih hari sabtu sebagai hari pembiasaan permainan,” tambah Cicik sambil menyebutkan ada sekolah yang memasukkan Egrang ke dalam unsur kearifan lokal dalam P5 bahkan ada yang menjadikannya sebagai mata pelajaran muatan lokal.

Untuk mendukung modul ajar kurikulum yang telah dipraktekkan oleh beberapa sekolah ini, mulai Festival Egrang tahun 2024 ini dikembangkan menjadi arena gelar karya siswa atau sekolah dalam kreasi tarian Egrang dengan menggandeng Pemerintah Kabupaten Jember melalui Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata dan Budaya serta Muspika Kecamatan Ledokombo, pemerintah Desa se Kecamatan Ledokombo serta dunia usaha, diantaranya program PLN Peduli. Festival Egrang tahun ini juga menjadi ajang kebolehan 12 Sekolah prototipe, yaknj 6 Sekolah Dasar dan 6 Sekolah Menengah Pertama untuk menampilkan koreografi tarian egrang unik sebagai tari tradisi lokal masyarakat Pendalungan, khususnya Jember. “Harapan kami, pihak sekolah, masyarakat dan berbagai pihak bisa meningkat antusiasmenya dalam mendukung festival Egrang sebagai arena gelar karya siswa,” tambah Cicik.

Dalam Festival Egrang XII 2024, selain disajikan Tari Egrang dari masing-masing peserta, juga ditampilkan kolaborasi seluruh tim defile egrang sekolah sekolah bersama tim Tanoker dan pengunjung Festival. Juga ada penampilan tari kreasi anak pasar lumpur, statue show atau manusia patung lumpur, penampilan sekolah 3 bahasa Rukun Harapan, serta lomba mewarnai. “Juga tersedia layanan cek kesehatan Puskesmas Ledokombo, pameran produk kerajinan, pameran Forum Anak Desa dan Bazar, Pojok Galeri Egrang & Poster Ide Sosial serts tak ketinggalan lomba Tumpeng mini,” ungkapnya.

Sebagai hajatan lokal, Festival Egrang juga diwarnai berbagai kuliner jajanan lokal dan minuman lokal unik enak sehat khas Ledokombo, fasilitas permainan Polo Lumpur, Tarung Bantal, Board Game dan berbagai permainan tradisional Bakiak dan lainnya. “Kehadiran kawan kawan, khususnya pemerhati permainan anak sangat kami nantikan dengan sukacita,” harapnya.

Cicik Farha mengajak semua pihak untuk peduli permainan lokal nusantara di tengah maraknya game digital yang telah meracuni kehidupan sosial anak bahkan balita. Melalui festival ini, pihak Tanoker memberi inspirasi akan perlunya meningkatkan partisipasi generasi muda dalam merevitalisasi permainan tradisi, menyediakan arena gelar karya tahunan, membangun jaringan antar lembaga sekolah dalam pengembangan permainan tradisi egrang, sekaligus menanamkan cinta tanah air di kalangan anak-anak melalui permainan tradisi. “Kita harus ingat, kearifan lokal yang terdapat dalam permainan tradisional adalah warisan berharga yang patut dilestarikan bersama,” tambahnya. (*)