Home » Tarawih Cepat Tidak Perlu Ditiru
jurnal utama

Tarawih Cepat Tidak Perlu Ditiru

Banyuwangi – Sejumlah kalangan angkat bicara terkait shalat tarawih super kilat yang dilaksanakan di Blitar. Ketua PCNU di Banyuwangi berharap tempat lain tidak menirunya.

“Bila dilakukan secara tergesa-gesa akan menghilangkan sarat rukun, tumakninah (berhenti sebentar) dalam shalat,” kata KH Masykur Ali, Senin (13 Juni 2016).

Ketua PCNU Banyuwangi ini menjelaskan bahwa kesempatan melaksanakan shalat tarawih adalah sangat istimewa. “Shalat tarawih itu hanya satu bulan dalam satu tahun,” katanya. Oleh karena itu jangan sampai mengerjakannya dengan tergesa-gesa, lanjutnya.

Untuk itu, Kiai Ali mengimbau agar umat Islam khususnya warga NU untuk melakukan shalat tersebut dengan tuntunan sariat yang diajarkan.
“Saya menghimbau melalui PACNU, Ranting NU, Banom NU dan tokoh tokoh untuk tidak melakukan shalat tarawih dengan cepat,” tegasnya.

Kiai Ali mengatakan untuk menghormati yang tua, setidaknya tarawih itu ditempuh dengan waktu antara 25 hingga 30 menit.

“Kalau terkalu cepat kasihan yang sudah tua. Belum selesai rukuk sudah sujud,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, di Blitar, tepatnya di Pondok Pesantren Mambaul Hikam di Desa Mantenan Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar shalat tarawih dan witir dilaksanakan super cepat. Yakni 23 rakaat ditempuh hanya dalam waktu tujuh menit. (JT/Saiful)