Surabaya, jurnal9.tv -Komoditas kopi memiliki posisi sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Komoditas ini menjadi salah satu trigger tumbuhnya banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahudin Uno saat hadir secara virtual di acara penutupan dan malam puncak Semarak Java Coffee Culture yang digelar Bank Indonesia Jawa Timur, Minggu (7/7/2024).
Dikatakan Sandiaga, kopi tidak hanya minuman tetapi juga menjadi salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia. Untuk itu, ia mendorong seluruh stakeholder terus bersinergi dalam meningkatkan kualitas dan promosi kopi Indonesia di kancah internasional.
“Mari kita manfaatkan momentum JCC dan Festival Peneleh 2024 ini untuk terus berinovasi bersama dalam meningkatkan kualitas dan mempromosikan kopi nusantara ke seluruh penjuru dunia. Saya yakin kita mampu menjadikan kopi Indonesia sebagai komoditas unggulan dan berdaya saing tinggi di kancah internasional,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Muhammad Riza Damanik bahwa komoditas kopi telah menjadi salah satu sumber unggulan dari ekonomi nasional.
Data Food and Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi Pangan dan Pertanian dunia menunjukkan Indonesia adalah satu dari tiga negara produsen kopi terbesar di dunia. Dan jika dilihat di dalam negeri, lebih dari 98% produksi kopi Indonesia adalah dari petani yang ada di desa. Dan Jawa Timur menurutnya termasuk sentra kopi yang cukup handal di tanah air.
“Tentu penting untuk memberi perhatian terkait dengan produktivitas kopi Indonesia. Beberapa kali telah ada pertemuan antara kengerian koperasi dan kementerian pertanian terkait bagaimana melakukan peremajaan terhadap pohon kopi yang menua. Alhamdulillah sudah ada kolaborasi. Saat ini di banyak tempat organisasi pegiat kopi tumbuh, koperasi-koperasi tumbuh dan ini memberikan harapan produktivitas kopi kita akan semakin membaik,” tandasnya.
Namun, masih ada pekerjaan besar yang harus dilakukan, yaitu bagaimana terus mendorong ekspor kopi terus meningkat. Beberapa tahun terakhir, business matching untuk kopi terus dilakukan
“Baru saja bapak menteri kembali dari Jepang dalam kaitan membawa sejumlah pelaku UMKM diantaranya juga kopi untuk melakukan business matching. Dan Alhamdulillah kopi kita semakin dicintai karena kopi kita agak berbeda dengan kopi di berbagai negara lain, termasuk dari Vietnam yang menjadi salah satu produsen kopi terbesar dunia karena kita punya specialty yang khas,” terangnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengungkapkan upaya pengembangan potensi komoditas kopi dan wisata sejarah pada gelaran JCC dan Festival Peneleh 2024 dilakukan melalui 3 hal. Pertama peningkatan eksposur, daya saing, dan penjualan domestik maupun ekspor kopi Jawa sebagai komoditas unggulan yang potensial untuk diekspor.
Kedua adalah diversifikasi produk olahan dan jasa Kopi Jawa melalui peningkatan value added. Dan ketiga peningkatan eksposur Kawasan Wisata Sejarah Peneleh serta Kota Lama dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
“Penyelenggaraan Java Coffee Culture dan Festival Peneleh 2024 ini merupakan bentuk kontribusi nyata Bank Indonesia, bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Pemerintah Kota Surabaya untuk mengoptimalisasi potensi komoditas unggulan kopi dan wisata sejarah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ucap Destry Damayanti.
Berbagai inisiasi sinergi antar institusi dan pelaku usaha untuk mendukung pengembangan ekspor kopi dan pariwisata yang dilakukan pada kegiatan 3 hari ini meliputi launching Sinergi Kerjasama Wisata Peneleh dengan Travel Agent yang merupakan salah satu kawasan hunian tertua dan otentik yang dimiliki Surabaya, launching Toko Cinderamata Peneleh, serta penandatangan Letter of Intent (LoI) antara UMKM kopi dengan eksportir.
Rangkaian JCC dan Festival Peneleh 2024 ini pun mendapatkan atensi tinggi dari masyarakat di Kota Surabaya dan sekitarnya. Terbukti dari antusiasme dan partisipasi aktif pengunjung, baik secara offline di Jalan Tunjungan dan Kampung Wisata Sejarah Peneleh, maupun secara virtual melalui kanal Youtube yang tercatat mencapai lebih dari 25 ribu pengunjung.
Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak setidaknya 19.521 pengunjung hadir secara fisik di acara semarak JCC di jalan tunjungan, sekitar 2.000 orang di antaranya mengikuti kegiatan Road to FEKDI: Fun Walk pagi hari ini.
Sementara itu, terhitung sekitar 3.200 orang yang menjadi pengunjung rangkaian Festival Peneleh 2024. Adapun acara ini juga turut melibatkan 67 UMKM binaan atau mitra Bank Indonesia pada showcase UMKM Kopi dan Coklat se-Jawa, serta buyer dari dalam dan luar negeri pada Business Matching yang mencapai nilai transaksi sekitar Rp 30 miliar, di atas target capaian sebesar Rp 16 miliar.
JCC dan Festival Peneleh 2024 diharapkan dapat menjadi sarana penguatan peran komoditas kopi sebagai komoditas unggulan dan potensi ekspor, serta sarana pendukung pengembangan dan promosi kawasan wisata sejarah di Peneleh dan Kota Lama Surabaya yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif secara berkelanjutan.