Home » Gus Yahya Bebaskan Nahdliyin Memilih Partai Politik,  Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB Beri Tanggapan
PEMERINTAHAN & POLITIK

Gus Yahya Bebaskan Nahdliyin Memilih Partai Politik,  Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB Beri Tanggapan

Surabaya, Jurnal9.tv – Tahun 2023 menjadi tahun yang panas akan hal-hal yang berbau politik. Tahapan pemilu 2024 akan dilalui. Dalam hal ini Gus Yahya telah memberikan kebebasan bagi warga Nahdliyin (Warga Nahdlatul Ulama)  dalam berpolitik.

Politik NU adalah politik yang selalu menempatkan kemaslahatan bersama, dan kemaslahatan tersebut menjadi tujuan NU dalam berpolitik. Ujar KH Maman Imanul Haq, Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, dalam dialog jurnal9 pagi akhir pekan dengan tema “Gagasan Politik Aswaja dalam Menyongsong Kontestasi Pemilu 2024”, yang disiarkan di Tv9 Nusantara, Sabtu (25/02/2023).  

“Alhamdulillah PKB lahir dari rahim Nahdlatul Ulama. PKB terus punya komitmen untuk melayani dan perjuangan politik nahdlatul ulama. Termasuk kepentingan-kepentingan kiai dan pesantren”.

Ahlusunnah Wal Jamaah memiliki 5 karakter salah satunya yang pertama adalah Fiqrah Israhiyah yang artinya pola fikir reformasi. Pola fikir yang selalu mengupayakan kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumya. Upaya tersebut telah dicontohkan oleh Mbah Hasyim, Mbah Bisri dan Mbah Wahab. Dan yang kedua adalah Fiqrah Tatawurriyah, yakni sebuah pola pikir yang dinamis, konsektual dan faktual. Dengan Fiqrah Tatawurriyah kita dapat merespon  segala persoalan-persoalan yang ada.

Apabila KH Yahya Cholil Staquf memberikan statemen Nahdliyin bebas memilih partai politik, maka itu menjadi pelecut agar menjadi semakin besar, karena PKB selalu bersikap mandiri. “Itu bagi PKB menjadi cambuk, bahwa kita akan menjadi lebih besar. Kita ingin perkuat struktur kepengurusan PKB. Mempererat hubungan dengan NU. Kita bukan memperalat NU, karena kita lah menjadi alat alat NU. Kan ga mungkin ulama  minta-minta anggaran, bikin proposal. Kita lah yang diparlemen yang memperjuangkan. Kita juga ingin memperkuat Gagasan-gagasan NU tentang kebangsaan. PKB juga punya komitmen Hablum minal ‘Alam,” ujar Gus Maman.

Sikap-sikap toleransi sesama manusia, telah dicontohkan Gus Yahya mengenai pembebasan dalam memilih Ulul Amri. Dengan ini warga Nahdliyin dapat memantapkan pilihannya untuk menjadi Ulul Amri di Negaranya.

Warga nahdliyin sangat terkenal dengan solidaritas yang sangat tinggi. Dalam hal ini Gus Maman, sapaan akrabnya, berharap di Abad Kedua Nahdlatul Ulama ini, warga Nahldiyin dapat berkumpul dan merapatkan barisan untuk membangun keyakinan bahwa politik adalah  kemaslahatan dan warga Nahdliyin siap untuk menjadi pemimpin Indonesia. Tak hanya itu, Gus Maman juga berharap bahwa warga nahdliyin harus percaya diri dengan potensi yang dimiliki. (muk/snm)