Pesantren Bahrul Magfiroh Hasilkan 30 Ribu Pohon Anggrek dari Budidaya

Malang, Jurnal9,tv – Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh memiliki unit usaha baru untuk pemberdayaan santri. Pihak pesantren membudidayakan tanaman anggrek dari berbagai jenis.  

Perkembangan sistem pengajaran berbasis agama di Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh saat ini mengalami kemjuan yang signifakan. Pondok yang berlokasi di Jalan Joyo Agung No 2 Tlogomas, Malang ini, mempunyai inovasi baru untuk menunjang skill santrinya, yaitu berbagai unit usaha. Salahsatunya pembudidayaan tanaman anggrek dari berbagai jenis. Upaya ini dilakukan agar santri kelak selepas lulus juga mampu berwirausaha.

Budidaya anggrek ini diresmikan pada tahun 2019 oleh Ketua Yayasan Profesor Bisri, atau yang akrab dipanggil Gus Bisri, kakak kandung dari Gus Lukman, salah satu pendiri pondok pesantren. Karena amanah dari bapaknya Romo Kiai Haji Abdul Fatah, ia memiliki ide gagasan membudidayakan tanaman anggrek. Ide dasar ini di peroleh dari pengalaman putranya sendiri yang sudah  pernah melakukan budidaya. Ia juga melihat prospek bagus terhadap tanaman anggrek di masa depan.

Hingga  saat ini budidaya tanaman anggrek terus berjalan dan dirawat oleh santri secara berkelanjuan. Dengan keuletan serta kesabaran, santri melakukan pembibitan hingga tanaman siap untuk dipasarkan. Adapun jenis anggrek terdiri dari anggrek bulan, anggrek dendrodium, anggrek jenis cattleya, dan juga tanaman hias lainya sebagi pelengkap.

Di laboratories budidaya anggrek yang berukuran 20m x 10m ini budidaya dilakukan. Pembibitan di dalam botol kecil membutuhkan waktu 6 bulan. Setelah tumbuh daun, anggrek dipindahkan ke media tanam pot kecil. Setiap hari anggrek disiram dengan telaten.

“Kunci budidaya anggrek ini tergantung pada suhu. Tanaman tidak boleh terkena oleh sinar matahari lansung. Untuk harga bibit anggrek disini tergantung ukuran. Ukuran kecil yang baru keluar dari botol dihargai 15 ribu perbatang. Sementara untuk anggrek yang sudah jadi tergantung dari jumlah  bunga yang tumbuh. Harganya sekitar 100 hingga 150 ribu lebih. Semakin banyak bunga, akan lebih mahal. Tanaman anggrek yang dibudidayakan di tempat ini, mampu memproduksi 30 ribu pohon yang siap dipasarkan secara online maupun offline,” jelas Muhamad Subchan, Ustadz Senior Petani Anggrek Bahrul Magfiroh.

Pemasaran dilakukan melalui media social, dengan cara memposting semua tanaman anggrek hasil dari budidayanya secara berkala. Omset budidaya anggrek di pesantren ini mencapai 6 juta per bulan.

Kedepanya, Gus Bisri akan mengembangkan usaha dengan varietas anggrek lebih banyak serta pemasaran yang lebih luas. (dia/snm)