Home ยป Dokter Muhammad, Sang Pejuang NU Itu Telah Berpulang
PERISTIWA

Dokter Muhammad, Sang Pejuang NU Itu Telah Berpulang

Surabaya, jurnal9.tv -Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Hari ini, Jumat, 3 November 2023, tepatnya pukul 04.15 WIB selepas Subuh, salah satu Tokoh NU Jawa Timur, KH. Dr. Muhammad Thohir berpulang ke rahmatullah. Dokter Muhammad adalah aktivis organisasi di lingkungan NU sejak muda, mulai IPNU, PMII, hingga akhirnya menjadi Wakil Ketua PWNU Jatim dan ikut mengembangkan Rumah Sakit dan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) NU, tidak hanya di Jawa Timur, juga Jawa Tengah. Dokter Muhammad tercatat sebagai Direktur pertama RSI Surabaya, mulai beroperasi pada 25 Maret 1975.

“Kita semua kaget dan kehilangan atas wafatnya Dokter Muhammad atau Cak Mad, beliau orang baik dan pejuang NU,” kata Ahmad Zaini Ilyas, aktivis di PWNU Jatim di kisaran tahun 1998 hingga 2013.

Dokter Muhammad, lahir dari seorang ayah bernama KH. Thohir Syamsuddin di Paneleh, Surabaya, daerah yang sejak kemerdekaan terkenal sebagai kampung halaman para pejuang nasional, sebagaimana HOS Cokroaminoto dan Ir. Soekarno. Dokter Muhammad sejak kecil sudah terbiasa dengan organisasi pergerakan, aktif di IPNU Kota Surabaya seangkatan dengan Almarhum Syumli Sadeli dan Sholeh Hayat, Wakil Katib PWNU Jatim saat ini. Ketika kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dokter Muhammad aktif di organisasi kemahasiswaan NU, PMII hingga pernah menjadi pimpinannya. “Salah satu jasa beliau, mengupayakan kantor PMII yang kemudian tukar guling dengan Gedung Gramedia di Jalan Basuki Rahmad Surabaya,” kenang Zaini.

Setelah lulus Kedokteran Unair, Dokter Muhammad bertugas pengabdian di beberapa tempat, sempat menjadi Direktur RS Jiwa Menur, Surabaya, hingga oleh KH. Zaky Ghufran dipercaya menjadi Direktur pertama RSI Surabaya milik NU.

Dokter Muhammadlah yang mengupayakan perluasan RSI di Wonokromo Surabaya mengupayakan lahan/tanah di kawasan Jemursari, dengan mencari terobosan pendanaan ke International.Development Bank (IDB), hingga berdirilah RSI ‘kedua’ yang kini menjadi RSI Jemusari.

“Bersama KH. Zaky Ghufran, Dokter Muhammad kemudian menyerahkan RSI Surabaya kepada organisasi NU, di era kepengurusam Ketum PBNU, KH Hasyim Muzadi,” tambah Zaini.

Kini, RSI Surabaya berada di bawah naungan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) dengan Ketua Yayasan Prof. Dr. Muhammad Nuh. Jajaran pendiri YARSIS, antara lain KH. Zaki Goefron, KH. Abdul Mujib Ridwan, KH. Anas Thohir, KH. Husaini Tiway, Nyai Hj. Umi Kulsum Yasin, Nyai Hj. Maryam Thoha, Nyai Hj. Murthosiyah dan sejumlah tokoh lain.

Di kalangan NU, Dokter Muhammad, dikenal sebagai satu dari Trio Tokoh NU Surabaya bersama KH Zaky Ghufran, Ketua Yayasan RSI Surabaya dan KH. DR. Muhsin Istihsan, mantan Hakim Agung, Ketua Yayasan Unsuri Surabaya, Ketua Yayasan Wahid Hasyim Surabaya. Sementara Dokter Muhammad, menjabat Ketua Yayasan Khodijah Surabaya.

Loyalitas dan totalitas Dokter Muhammad seiring-searah dengan kakaknya, KH. Anas Thohir sosok pemimpin pejuang di lingkungan organisasi NU yang juga perintis majalah AULA NU, yang masih eksis hingga sekarang.

Ketika menjabat Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, kenang Zaini, Dokter Muhammad sangat aktif, senantiasa hadir ke kantor PWNU Jatim di Raya Darmo setidaknya dua kali dalam seminggu. “Sebagai seorang berokrasi, kahadirannya senantiasa membaca surat-surat masuk PWNU Jatim, hal yang jarang dilakukan oleh pengurus lain,” tambahnya.

Dokter Muhammad, termasuk satu Tim 24 yang mengkaji dan merumuskan Naskah Khittah NU yang dibahas sejaki Munas Alim Ulama pada 1983 dan ditetapkan dalam Muktamar ke-27 NU di Sukorejo, Situbondo pada 1984. Dalam Tim 24 itu, Dokter Muhammad bersama para pimpinan NU lainnya, sebagaimana KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Dr. Fahmi D Syaifuddin, KH. Muhith Muzadi, KH. Mustofa Bisri, dan sejumlah nama tenar lainnya. “Beliau bercerita, tahun-tahun itu, jika Gus Dur ke Surabaya, sering menginap dirumahnya di Karangrejo sawah 2/11 Surabaya,” imbuh Zaini.

Disamping dikenal dengan profesi dokter dan pejuang organisasi NU di bidang kesehatan dan pendidikan, almarhum juga rajin menulis. Beberapa buku yang pernah diterbitkan: Ayat-Ayat Tauhid, Maghfirah Total, Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa Besar (10 Langkah Praktis Menyehatkan Jiea) dan Tafakur Umat Qurani yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia. Dokter Muhammad juga aktif menulis Puisi agamis.

Selain punya trah keluarga Peneleh Surabaya, Dokter Muhammad dari pihak Istrinya tersambung dengan keluarga Bani Shiddiq Jember. Istri almarhum adalah putri KH Abdullah Shiddiq, Ketua PWNU Jawa Timur era 1970-1980an. Tidak mengherankan jika almarhum ikut membantu pendirian RSI Pati, kerena dari jalur istri tersambung dengan para pejuang NU di kota tersebut. “Kita semua merasa kehilangan sosok yang pejuang dengan semangat tinggi meluangkan waktu untuk, di tengah kesibukannya sebagai abdi negara. Kita doakan semoga almarhum diterima segala kebaikannya dan diampuni segala kehilafannya, Amin,” harap Zaini. (*)