AICIS  

Pengelola Jurnal Apresiasi Inovasi Parallel Session AICIS 2023, Ruang Dialektika Peneliti dan Akademisi

Surabaya, Jurnal9.tv – Sejumlah kalangan mengapresiasi rangkaian Annual Internasional Conference on Islamic Studies (AICIS) 2023 yang digelar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, hal ini berkaitan dengan adanya kemasan baru dalam mempertemukan para pengelola dengan peneliti dalam satu forum melalui Parallel Sessions.

Parallel Session sendiri merupakan forum bagi para Panelis untuk mempresentasikan penelitiannya di hadapan para audiens yang dipantau langsung oleh Pengelola Jurnal dari berbagai Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia.

Seperti yang diungkapkan Masyithah Mardhatillah, pengelola Jurnal IAIN Madura yang sekaligus sebagai Chair dalam sesi tersebut. Ia mengapresiasi AICIS ke-22 ini dengan inisiatif mempertemukan Pengelola Jurnal dengan para Penulis.

“Saya sangat apresiatif, AICIS ke-22 ini punya inisiatif untuk mempertemukan antara pengelola Jurnal dengan para Penulis,” tuturnya.

Menurut Perempuan kelahiran Sumenep Madura ini, melalui Forum tersebut terbangun proses Dialektika bagaimana sebuah naskah dan ilmu pengetahuan diproduksi melalui komunikasi secara langsung.

“Sehingga ada proses dialektika yang sifatnya langsung, bagaimana sebuah naskah itu diproduksi dan bagaimana Ilmu pengetahuan itu digali melalui komunikasi langsung,” lanjutnya.

Perempuan Alumni PP. Annuqayah ini juga berharap, gelaran AICIS berikutnya bisa mengembangkan lagi panel khusus dan peneliti Jurnal.

 “Adanya Diskusi, Panelis dan ada pula audience jadi saya kira ini perlu dikembangkan lagi dalam AICIS berikutnya ada panel khusus Jurnal,” pungkasnya.

Dalam parallel sessions yang ia pimpin, Masyithah Mardhatillah sebagai Chair menjelaskan terdapat benang merah yang ditulis para panelis berkaitan dengan Isu Gender, Minoritas dan Disabilitas.

“Dari keempat Panelis dalam sesi ini terdapat benang merah yang berkaitan dengan Gender, Minoritas dan Isu Disabilitas,” ungkapnya.

Dalam forum Akademik yang juga diikuti oleh para dosen di Indonesia itu, ia menjelaskan isu Gender lebih banyak mendapat perhatian sehingga pihaknya menganggap hal itu relevan untuk dijadikan diskusi dan pengetahuan bagi masyarakat umum.

“Kebanyakan dari mereka memang mengulas isu Gender sehingga sangat relevan untuk dijadikan diskusi dan pengetahuan bagi masyarakat umum dewasa ini,” imbuhnya.

“Seiring misalnya dengan perkembangan Technologi Informasi yang sudah demikian maju,” pungkasnya. (zen/snm)