Home » Menjadi Kampus Islam Modern, Unisma Siap Ikut Wujudkan Indonesia Negara Maju pada 2045
PENDIDIKAN

Menjadi Kampus Islam Modern, Unisma Siap Ikut Wujudkan Indonesia Negara Maju pada 2045

Surabaya, jurnal9.tv -Target dan komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada usia emas, tahun 2045 harus didukung dan ditopang dengan penyiapan sumberdaya manusia melalui pendidikan, termasuk pendidikan tinggi yang berkualitas dan berdaya saing global. Sebagai perguruan tinggi Islam ternama dan memiliki reputasi selama hampir setengah abad, Universitas Islam Malang (UNISMA) siap mewujudkan target Indonesia sebagai negara Maju dengan meneguhkan diri sebagai Kampus Islam yang Modern, Kebanggaan Nahdlatul Ulama.

Demikian disampaikan Rektor Unisma, Prof. Masykuri, seusai menghadiri kegiatan Silaturahmi dan Buka Bersama PWNU Jawa Timur di Surabaya, Kamis (4/3) kemarin. Dia mengatakan, dilihat dari capaian dalam 43 tahun perjalanannya, Unisma sudah memiliki semua prasyarat untuk menjadi lembaga pendidikan Islam yang modern, baik dari aspek kurikulum pendidikan, infrastruktur, stabilitas keuangan, prestasi akademik, kemahasiswaan hingga kerjasama nasional bahkan global. “Bahkan pengakuan Unisma sebagai Kampus yang maju dan modern datang langsung dari Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke kampus kami tahun lalu,” sambung Rektor.

Pada Rapat Terbuka Senat Universitas dalam rangka Dies Natalis ke-43 Unsima, Rabu (27/3) minggu lalu Rektor menyapaikan lima capaian perguruan tinggi yang dipimpinnya. Unisma, lanjutnya, mulai tahun ini telah mantap menposisikan diri sebagai Pendidikan Tinggi Islam yang Modern dengan langkah nyata meneguhkan pengabdian untuk Negeri dengan spirit entrepreneurial university menuju world class university. “Pengakuan sebagai kampus Islam Modern berklas internasional, juga ditunjukkan dari puluhan mahasiswa dari berbagai negara dan lintas agama, yang berkuliah di Unisma bersama ribuan mahasiswa dari nusantara lainnya,” tandasnya.

Rektor juga mengatakan, hingga akhirnya menetapkan diri sebagai kampus modern dan berkembang menjadi world class university pada 2027-2032, Unisma telah melaluinya melalui empat periodisasi pengembangan sebelumnya. Tahapan itu adalah periode good university governance (2011–2015), learning University (2015–2019), research university (2019-2023), dan entrepreneurial university. “Termasuk lompatan pengembangan Unisma dengan jargon Universitas Islam Malang dari NU untuk Indonesia dan Peradaban Dunia, telah memberi spirit kepada sivitas akademika untuk memelejitkan Unisma, pada akhirnya banyak elemen masyarakat dan sivitas akademika Unisma merasa bangga dengan perkembangan Unisma saat ini,” ujar rektor saat pidato dies natalis.

Sebagai kampus swasta ternama di Indonesia, Unisma termasuk kampus tujuan para lulusan pendidikan menengah. Rektor merinci, jumlah mahasiswa baru yang lulus seleksi dan diterima sejak tahun 2014 sampai 2022 mengalami peningkatan di kisaran minimal 2.000 dalam setiap tahunnyam “Dan penerimaan majasiswa baru terbanyak terjadi pada tahun 2018, yang menerima hinhha 3.901 mahasiswa,” ungkapnya.

Namun Rektor menegaskan, Progresifitas Unisma bergerak menuju Kampus Islam yang Maju dan Modern, tidak melupakan karakter dasar lembaga pindidikan kaum santri milik Nahdlatul Ulama. Penanaman karakter, amaliyah hingga tradisi pesantren sebagaimana istighatsah, baca alquran di klas, hingga pelestarian budaya bersarung tetap dipertahankan. “Setiap hari Jumat, kami semua mengenakan sarung sebagai bagian membiasakan tradisi santri, dari rektor, dosen, pegawai hingga mahasiswa,” imbuhnya.

Rektor juga menyampaikan, sebagai bagian menjalin relasi internasional, pertengahan tahun ini, Unisma akan bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya untuk menggelar pertemuan alumni International Visitor Leadership Program (IVLP) yakni program pemerintah AS yang memberi kesempatan para pemimpin muda untuk berkunjung dan mengenal negara mereka selama satu bulan. Program IVLP di Indonesia sudah digelar puluhan tahun, Alumni sudah mencapai ratusan tersebar di berbagai lembaga pemerintahan, sosial dan dunia usaha. (*)

Tags