Lampung, Jurnal9.tv – Muktamar ke 34 NU resmi dibuka pada rabu 22 desember 2021 sekitar pukul 09.00 wib. Dalam pembukaan ini hadir presiden dan wakil presiden RI Joko Widodo dan Kiai Haji Ma’ruf Amin, Jajaran pengurus NU dari tingkat pusat hingga cabang se Indonesia serta PCINU.
Kh Said Aqil Siradj, Ketua Umum PbNU Memberi Sambutan Dalam Muktamar Ke-34 NU. Kiai Said mengajak para muktamirin dan seluruh hadirin untuk kembali menjejaki sejarah lahirnya NU. Seabad yang lalu NU berdiri sebagai jawaban atas pertanyaan dan tantangan zaman. Islam harus terlibat memberi warna pada zaman yang tak menentu . Mencari-cari cara agar cahaya allah terlihat terang dan tak padam oleh kekufuran. Untuk itu para kiai terpanggil untuk menjawab tantangan dunia yang sedang bergolak dari sudut pandang agama pada tataran global . Perang dunia ke-1 baru saja usai , sistem monarki berbasis agama mulai terasa tak memadai dan gelombang wahhabi sebagai embrio radikalisme berkibar . Sementara di Nusantara patriotisme mulai menemukan bentuknya perlawanan terhadap penjajahan . Kemiskinan dan ketidakadilan bermuara pada apa yang hari ini sering kita kenal sebagai era kebangkitan nasional di era itu. NU sebagai jamiyah sepenuhnya lahir dari transformasi praktik kemandirian jamaah yakni kemandirian kemandirian komunitas pesantren yang selama berabad-abad bertahan hidup dalam tekanan kolonialisme .
“Agustus 1945 bom atom sekutu meledak di Nagasaki dan Hiroshima itu menandai akhir Perang Dunia ke-2 sekaligus membuktikan betapa akselerasi teknologi bisa sedemikian merusak kehidupan bersama sesudahnya dunia menyaksikan satu demi satu kelahiran banyak negara bangsa dunia berubah umat maNUsia lalu terjepit diantara dua pilihan masa depan pilihan untuk menjadi negara sekuler atau menjadi negara agama suasana zaman pada saat NU lahir diliputi pertanyaan besar Apakah selepas perang demi perang setelah begitu banyak darah tumpah kita sebagai umat maNUsia bisa hidup untuk saling berbagi di atas bumi Allah kalau pun bisa bagaimana caranya? belasan tahun hidup di Arab membuat saya menghayati arti penting NU untuk Indonesia dan dunia. dengan segala hormat di Arab agama sedari awal tidak menjadi unsur aktif dalam mengisi makna nasionalisme. bila anda membaca sejarah dan naskah konstitusi negara dan Arab anda akan segera tahu betapa mahal dan berharga naskah Pembukaan Undang Dasar 45 yang kita punya. Bagi NU dan Pesantren menjaga NKRI adalah amanah karena hanya dengan bersedia kepada setia kepada konstitusi, tatanan beragama dapat diselenggarakan sikap tawassuth, atau mustahil tercapai tanpa kemandirian yang mencapai hampir seabad ini antara lain disebabkan kemandirian dalam pengertian setia kepada prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar agama kemandirian.” Tegas Kiai Said Aqil Siradj, Ketum PBNU dalam pembukaan Muktamar ke-34 NU.
Masalah-Masalah baru datang bertubi-tubi, berkisar pada perubahan iklim, kesenjangan ekonomi ,bioteknologi, polarisasi percakapan , identitas radikalisme terorisme dan energi . sementara itu laju teknologi bergerak secara eksponensial menawarkan kemudahan-kemudahan praktis dengan risiko-risiko yang sepenuhnya bisa diperkirakan dari sudut pandang santri dan pesantren. visi membangun dengan 5 jenis kekayaan yang dimiliki oleh bangsa indonesia, pertama social capital, ada 17.500 etnis 1340 suku bangsa ,1211 dialog bahasa adalah fakta keberagaman dan kemajemukan bangsa ini. kemajemukan yang disatukan di bawah tenda besar pancasila dengan semangat bhinneka tunggal ika. ormas ormas keagamaan berperan sebagai semen perekat sosial. mengkonsentrasikan nasionalisme sebagai proyek integrasi integrasi bangsa yang tumbuh dari bawah, tidak perlu dipaksakan dari atas dengan tangan besi.
Kekayaan kultur budaya. kebudayaan nusantara membuka diri pada interaksi dan kolaborasi dengan kebudayaan global asing atau lokal , menjadi identitas nafas dan aktualisasi nilai-nilai di negeri ini . islam nusantara menjadii bukti dari kematangan nahdlatul ulama. NU Juga menjungjung akhlakul karimah, Jika akhlaknya baik martabatnya tinggi. Jika akhlaknya hancur martabatnya hancur.
Kekayaan ketiga adalah simbolis Bangsa ini amat kaya dengan kemandirian simbolik. Buah dari interaksi global-lokal adalah produk-produk kebudayaan yang dinyatakan dalam simbol-simbol yang hidup dalam keseharian. Sebut saja Peci dan Sarung yang mendunia.
Kekayaan keempat adalah kekayaan material ( اﻟﺜﺮوات .)اﻟﻤﺎﻟﯿﺔ Indonesia punya potensi sumber daya alam yang luar biasa. Daratannya dipenuhi hutan-hutan penopang paru-paru dunia, di bawahnya terkandung kekayaan mineral yang banyak. Lautannya mengandung potensi ekonomi biru tiada tara, di bawahnya tersimpan bukan hanya ikan, tetapi cadangan migas dan mineral yang berlimpah. Yang dibutuhkan adalah SDM unggul, yang mampu mengolah kekayaan alam itu sebagai modal pembangunan. Orientasi kebijakan pemerintah adalah pembangunan sekaligus pemerataan. Tidak hanya menggenjot pertumbuhan (growth) tanpa memperhatikan ketimpangan. Pemerataan distribusi kesejahteraan adalah prasyarat mutlak terciptanya perdamaian.
Kekayaan kelima adalah sumber daya politik. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dan negeri Muslim terbesar di dunia. Indonesia bukan negara agama, tetapi negara Pancasila yang menaungi semua pemeluk agama. Islam berjalan seiring dengan demokrasi, stabilitas politik, dan pertumbuhan ekonomi.(snm)