Kediri, Jurnal9.tv – Salah satu tradisi yang rutin digelar di Kabupaten Kediri adalah Larung Saji Gunung Kelud. Tradisi ini dilaksanakan setiap bulan Suro atau Muharram. Pak Ronggo selaku juru kunci gunung kelud mengatakan bahwa tradisi ini merupakan selamatan agar masyarakat wilayah lereng gunung kelud dan Kediri selamat dan aman.
Tradisi larung sesaji dimulai pada tahun ’94. Kegiatan ini diinisiasi oleh Bupati Kediri sebagai sarana untuk meningkatkan pariwisata. Dalam upacara ini, beberapa bahan yang dibutuhkan yaitu nasi gurih, sayur lodeh, pisang, kembang, jenang merah putih serta jenang suro (jenang 7 warna).
Tradisi larung sesaji gunung Kelud diawali dengan pementasan budaya. Setelah itu, akan dilanjutkan kirab menuju kawah. Sebelum dilarung, juru kunci gunung Kelud akan memulai denngan ngujubne dan berdoa yang dipimpin oleh juru kunci gunung Kelud. Seusai berdoa, salah satu orang akan turun untuk berenang dengan membawa sesaji ketengah kawah gunung Kelud.
Ronggo menjelaskan, bahwa tidak semua sesaji yang dibawa akan dilarung ke kawah gunung Kelud. “lek e maeme, trus iwake dimaem kaleh pengunjung”. Jadi setelah prosesi pelarungan, sayur dan buah-buahan yang tadi dibawa akan dibagi-bagikan kepada masyarakat yang hadir. Selain itu, nasi dan lauk-laukan akan dimakan bersama-sama.
Inti dari kegiatan ini adalah perwujudan syukur warga sekitar lereng gunung Kelud terhadap hasil alam serta doa agar warga wilayah lereng Kelud dan Kediri mendapat keselamatan. (swp/snm)