Mayoritas Warga Kota Lakukan Ritual Keagamaan Ala NU, Tapi Keterikatan Terhadap NU Masih Rendah

Surabaya, Jurnal9.tv- Nahdlatul Ulama memiliki paham keagamaan yang tawassuth yaitu moderat, tasamuh atau toleransi, tawazun atau seimbang, dan juga amar ma’ruf nahi munkar. Dengan doktrin tersebut, tentu NU senantiasa berpartisipasi dalam pembangunan, salah satunya melalui jalan dakwah.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Hasanudin Ali, CEO Alvara Research, pada bulan Agustus 2019, warga NU atau warga muslim yang mengaku menjadi anggota NU sejumlah 39,6% secara nasional. Hasanudin Ali mengatakan, jika dipilah berdasarkan perkotaan dan pedesaan, maka temuan tersebut sangat menarik. Warga NU yang berada di perkotaan jumlahnya sebesar 35,6%, sementara di pedesaan sebesar 44,6%. Sisa dari perkotaan sebesar 55,6% mengaku tidak menjadi bagian dari ormas manapun. Hal tersebut lebih besar dari daerah pedesaan yang tidak menjadi anggota ormas manapun sebesar 43,1%.

“Dengan demikian, kalau kita lihat tantangan yang dihadapi sebetulnya lebih banyak berbicara mengenai bagaimana warga NU mampu menunjukkan eksistensinya di perkotaan.” Tambah Hasanudin Ali.

Jika dilihat berdasarkan ritual keagamaan, mayoritas warga kota melakukan ritual keagamaan ala NU. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Hasanudin Ali, CEO Alvara Research, orang kota yang melakukan tahlilan berjumlah 81,4%, sedangkan orang desa berjumlah 83, 2%. Sementara itu, jika dilihat dari sisi rakaat sholat tarawih, mayoritas orang kota lebih banyak melakukan sholat tarawih 11 rakaat atau sebesar 56,1%.

“Memang ada tantangan, terutama kenapa masyarakat kota banyak melakukan ritual keagamaan ahlussunnah wal Jama’ah ala NU, tapi dari sisi keterikatan terhadap Nahdlatul Ulama itu masih rendah hanya 35,6% yang mengaku menjadi anggota dari NU.” Jelas Hasanudin Ali.

Dari angka-angka di atas, tantangan sebetulnya selain lingkungan perkotaan, adalah anak-anak muda yang tinggal di perkotaan. Kita semua tahu, internet menjadi ruang dakwah baru bagi masyarakat Indonesia tidak hanya di perkotaan dan pedesaan. Penetrasi internet di Indonesia memang tinggi terutama di perkotaan. Masyarakat kota yang sudah terkoneksi dengan internet sebesar 87,5% atau hampir 90%. Artinya, dakwah yang dilakukan di masyarakat kota, suka tidak suka salah satu media yang paling efektif adalah melalui digital, atau melalui internet.(uwh/snm)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *