Hindari Jebakan Hutang Lifestyle, Nyai Im : Sesuaikan Gaya Hidupmu dengan Penghasilanmu

Surabaya, Jurnal9.tv- Kebanyakan masyarakat terjebak hutang karena life style. Masyarakat terjebak dengan gaya hidup mewah, seperti membeli pakaian bermerek, sepatu mahal, perabotan rumah tangga bermerek dan lain sebagainya.

Biasanya, kita terjebak hutang karena tidak pernah memikirkan masalah keuangan. Tetapi hanya memikirkan masalah gengsi. Karena Akhir-akhir ini masyarakat sangat bangga memiliki paylater dan dana pinjaman online yang bunganya tidak banyak.

Bu Nyai Dr. Imroatul Azizah, M.Ag Pakar Ekonomi Syariah dan Dosen UINSA Surabaya, dalam Talkshow Kiswa Interaktif Tv9 Nusantara mengatakan, rezeki setiap orang itu sudah ada jatahnya sendiri-sendiri, ibaratnya kalau ada orang yang jatah rezekinya satu mangkok tetapi dikasih satu kuali jadinya ambyar, dan hidupannya tidak akan menjadi barokah.

Menurut Bu Nyai Imro, jangan terus-terusan melihat rumput tetangga lebih hijau. Bu Nyai juga mengingatkan bahwa life style harus disesuaikan dengan penghasilan.

“Semua orang itu sawang sinawang, belum tentu yang kita lihat itu bahagia, karena kebahagian hanya di dalam hati. Sesuaikan gaya hidupmu dengan penghasilanmu karena jangan sampai besar pasak dari pada tiangnya. Demi memenuhi gaya hidup itu menyebabkan hutang ada di mana-mana,” jelas Nyai Imro.

Belanja itu boleh, tetapi harus tetap terkontrol, agar kita tidak terjebak hutang lifestyle.  Berikut ini Tipsnya:

  1. Bedakan Antara kebutuhan dan Keinginan
  2. Buat daftar skala prioritas kebutuhan, Rencana Keuangan Bulanan.
  3. Membeli sesuatu yang dibutuhkan
  4. Membeli sesuatu sesuai dengan kondisi keuangan
  5. Tidak membeli barang berdasarkan suasana hati (impulsif)
  6. Jangan bangga berbelanja dengan Paylater atau kartu kredit. Karena keduanya itu hutang dan bukan uangmu.
  7. Menjadi Kalkulatif itu boleh, memperhitungkan pembelanjaan dan menghormati hasil kerja.
  8. Hindari hutang konsumtif. Hutang yang dihabiskan untuk makan dan gaya hidup.
  9. Maksimal hutang 30 persen dari gaji.
  10. Bersedekahlah karena itu yang akan membantu masalah-masalah kehidupan dan keuangan kita.
  11.  Bersyukur terhadap apa yang dimiliki.

Bu Nyai Imro menegaskan, tidak memiliki hutang itu berarti ia termasuk orang kaya. “Orang kaya adalah orang yang ga punya hutang”

Membahas hutang, Bu Nyai Imro juga menceritakan sejarah orang riba pada zaman jahiliyah. Dahulu bunga hutang riba sampai 40%. Untuk itu menjalani kehidupan dengan memiliki hutang itu berat. Namun, apabila terdesak membutuhkan uang, carilah Bank yang dijamin oleh pemerintah, dan bunga Bank-nya tidak besar.

Kebutuhan lebih utama untuk diprioritaskan daripada gaya hidup. Gaya hidup tak akan pernah habis jika terus dituruti. Kita tak akan mati jika tidak mengikuti gaya hidup. Tapi bisa kewalahan financial jika terlilit hutang financial. (dna/snm)