Gelar Seminar Sastra Pesantren, Upaya Lesbumi NU Jatim menguatkan peran Kebudayaan.

Surabaya, Jurnal9.tv – Dalam Rangka menyambut 1 Abad NU sekaligus rangkaian Santri Nasional 2022, Pengurus Wilayah Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama Jawa Timur menggelar Seminar Sastra Pesantren, Senin, 17/10/2022.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula KH. Bisyri Syansuri PWNU Jatim tersebut menghadirkan sejumlah tokoh dan sastrawan Pesantren sebagai pembicara. Diantaranya, Muhammad Al-Fayyad PP. Nurul Jadid Paiton, Gus Haidar Hafidz Rejoso Pasuruan, Yusri Fajar Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Setya Yuwana Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Djoko Saryono Universitas Negeri Malang dan Dr. Ahmad Taufik Universitas Negeri Jember yang dibagi dalam dua sesi dialog.

Kegiatan yang mengangkat tema “Merumuskan Ulang Sastra Pesantren Dalam Konteks Kekinian” tersebut Menurut Nonot Sukrasmono, merupakan bagian dari ikhtiar Lesbumi NU dalam menguatkan kembali akar pesantren melalui pendekatan Sastra.

“Melalui kegiatan ini, Kami ingin lebih mengangkat Sastra Pesantren, hal sangat urgen mengingat perkembangan sastra di pesantren itu sangat pesat sekali” Ungkap Ketua Lesbumi NU Jatim kepada jurnalis TV9.

“Yang jelas setelah kita melaksanakan seminar sastra pesantren ini, ada program keberlanjutan hingga ke tiap daerah dan kita bisa mengantongi data dan perkembangan sastra di pesantren untuk dibawa ke simposium Sastra Pesantren di PP. Tebuireng Jombang pada 4-6 Desember mendatang” tuturnya.

Pihaknya meyakini jika seni dan budaya mengakar di pesantren akan berdampak kuat pada karakter santri.

“Saya yakin bahwa jika Seni dan budaya berkembang dengan baik di pesantren, maka para santri akan memiliki karakter dan akhlaq yang sangat bagus” Tutup cak Nonot sapaan akrabnya.

Sementara itu, Kusnadi yang hadir sebagai Keynote Speaker dalam kegiatan tersebut memberikan pandangan berkaitan dengan akulturasi budaya dan dakwah Agama dalam sastra pesantren.

“Agama mengajarkan moralitas sedangkan budaya menjadikannya lebih indah. Sebagaimana Penyebaran Islam di Indonesia yang dilakukan melalui akulturasi budaya, tidak seperti di belahan dunia lainnya yang dilakukan dengan penaklukan dan peperangan” ungkap Kusnadi Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur.

Dalam kegiatan yang diikuti oleh sejumlah pimpinan pesantren dan pelaku kebudayaan di Jawa Timur tersebut, acara dibuka langsung oleh KH. Abdussalam Shohib selaku Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur.