Gandeng Yayasan Takmir dan Masjid Manyar, PT Freeport Indonesia Bangun Pusat Transformasi Bersama

Gresik, Jurnal9.tv – Limbah dari aktivitas pabrik pemurnian atau smelter tembaga PT Freeport Indonesia menjadi berkah bagi warga Manyar dan Bungah. Limbah tersebut akan diolah dan dijual oleh Yayasan Takmir dan Masjid Manyar (Yatamam) melalui PT Pusat Transformasi Bersama (PTB), hasilnya diperuntukkan bagi warga Manyar dan Bungah yang terdampak.

Pusat Transformasi Bersama (PTB) yang merupakan fasilitas pengolahan limbah smelter didirikan PT Freeport Indonesia (PTFI) bekerjasama dengan Yayasan Takmir Masjid Jami Manyar (YATAMAM) dan PT Raya Manyar Persaya (RMP) diresmikan di Desa Manyarejo, Gresik. Hal ini mengukuhkan kembali strategi perusahaan dalam keberlanjutan dan perwujudan ekonomi sirkular.

Ekonomi sirkular dirasakan langsung kepada warga di desa ring 1 Freeport. Total ada delapan desa yang terdampak mulai dari Desa Manyarejo ; Manyar Sidomukti; Manyar Sidorukun ; Banyuwangi ; Banyitami. Kemudian tiga desa di Pulau Mengare, Bungah yaitu Desa Kramat, Desa Watu Agung dan Desa Kramat.

Fungsi utama Fasilitas PTB adalah sebagai Fasilitas Pengalihan Sampah Daur Ulang Sementara (Temporary Recyclable Waste Transfer Facility) untuk proyek smelter Manyar. PTB akan mengupayakan pemulihan material melalui konsep daur ulang sehingga dapat mengurangi sampah anorganik yang dibuang langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Strategi pengurangan limbah smelter Manyar mencakup proses pemilahan limbah konstruksi secara langsung di lokasi smelter, pengolahan limbah di fasilitas PTB, serta penjualan hasil produk pengolahan limbah bernilai tambah oleh pihak ketiga atau penerima manfaat.

Contohnya pengelolaan besi sisa tiang pancang yang dipilah, dibersihkan, dan dipotong sebelum dijual kepada pembeli lokal. Untuk tahap pertama, fungsi PTB diutamakan untuk mengelola besi sisa tiang pancang, kayu sisa pendukung konstruksi, dan material sisa pengemasan dengan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta bank sampah setempat.

“Limbah yang bisa diolah akan kita olah. Sedangkan yang tidak bisa diolah akan kita jual. Limbah lain yang kita olah berupa kayu, jumlahnya masih sedikit akan kita jadikan bangku sekolah disalurkan kepada sekolah-sekolah madrasah yang membutuhkan ke-8 desa terdampak. Di sini juga ada Balai Latihan Kerja,” kata Ketua Yatamam Ust. H. Abdul Mu’id Zahid.

Wilayah Manyar yang dikenal religius memanfaatkan pengolahan limbah ini dengan memberi manfaat kepada sekolah-sekolah yang ada, pendidikan agama, beasiswa dan lain sebagainya.

Mengingat nilai perekonomian di pengolahan limbah cukup besar, maka harus dimanfaatkan untuk warga sekitar melalui Bumdes 8 desa agar lebih bermanfaat.

“Mudah-mudahan sampah industri bisa diserap maksimal di PTB ini, sehingga angan-angan kami dapat memberikan donasi ke 500 anak yatim bisa terlaksana dan BLK yang nanti dibangun bisa dilaksanakan. Nilai manfaat murni untuk masyarakat terdampak di Manyar. Kita kerjasama dengan BUMDes yang ada di delapan desa. Menjadi sebuah proyek percontohan bagi industri lain agar bersinergi dengan masyarakat, tentunya seperti di PTB ini. Kami harapkan kawasan lain meniru seperti ini, juga membuka diri. Ini dibuktikan dengan Freeport di Manyar ini,” ungkapnya.

Executive Vice President Corporate Planning & Businesss Strategy PTFI, Horst Garz menitikberatkan dukungan perusahaan terhadap prioritas komunitas Gresik dalam pengelolaan limbah.

“PTFI bangga dapat menjadi bagian dari upaya keberlanjutan ini. Keberadaan fasilitas PTB akan mendukung visi dan misi masyarakat Gresik dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab melalui 3R (reuse, reduce, dan recycle), sekaligus mengambil peran dalam ekonomi sirkular,” ujarnya.

Pengelolaan limbah yang bertanggung jawab menjadi salah satu syarat dan prioritas PTFI dalam membangun smelter Manyar.

“Upaya keberlanjutan dan program masyarakat seperti ini memerlukan dukungan multipihak agar dapat berjalan secara optimal. Maka dari itu, PTFI berencana terus bekerja sama dengan pemerintah daerah, sektor LSM seperti YATAMAM, serta pemangku kepentingan setempat lainnya agar dapat memastikan pengelolaan limbah smelter Manyar memenuhi syarat dan standar lingkungan, serta yang terpenting dapat berkontribusi bagi masyarakat dengan cara yang sejalan dengan standar kinerja sosial kami,” tutupnya.

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengapresiasi sinergitas yang sangat luar biasa baik dari PTFI dan YATAMAM dan juga pemerintah Kabupaten Gresik yang ikut terus mendukung proses hingga terwujudnya PTB ini.

“Mudah-mudahan PTB bisa bermanfaat untuk masyarakat, terutama masyarakat Manyar dan Gresik. Dengan PTB ini, kita berubah untuk menjadi pemenang dalam arti bisa memberikan manfaat kepada masyarakat desa,”terangnya.