FOMO, Merasa ‘Tertinggal’ Tren dan Cara Menghadapinya Ketika Harga-Harga Serba Naik

Surabaya, Jurnal9.tv – Fear Of Missing Out (FOMO) adalah ketakutan kehilangan momen. FOMO juga bisa dimaknai sebagai adanya rasa takut merasa ‘tertinggal’ karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Misalnya, lagi banyak discount di E-Commers orange, hijau, biru karena tanggal cantik 9.9. Kemudian kita sibuk berbelanja online karena lagi tren, padahal sebenarnya barang-barang yang dibeli tidak terlalu dibutuhkan. Apabila tidak mengikutinya kita akan merasa bahwa orang lain bersenang-senang menjalani kehidupan yang lebih baik karena mengikuti tren itu.

Kenyataannya tidak demikian. Yang harus kita pahami adalah kesenangan mengikuti tren atau berbelanja itu sesaat.

Dilansir VeryWellMind, perasaan FOMO ini dapat terjadi pada semua gender dan umur. Seseorang yang mengalami FOMO memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah karena terus membandingkan hidupnya dengan orang lain.

Kemudian timbul pertanyaan apakah kita termasuk yang mengalami perasaan FOMO? Kenali gejala-gejala berikut yang mungkin muncul.

  • Selalu mengecek gadget. Kebiasaan memegang gadget seakan sudah tidak bisa dihilangkan. Seseorang yang mengalami FOMO akan selalu mengecek ponsel tepat ketika bangun tidur bahkan sebelum tidur seakan tidak mau ketinggalan berita apapun.
  • Lebih peduli dengan media sosial daripada kehidupan nyata akibatnya muncul keinginan untuk diakui orang lain di dunia maya.
  • Selalu ingin tahu kehidupan orang lain.
  • Selalu ingin tahu gosip terbaru.
  • Mengeluarkan uang melebihi kemampuan dan membeli hal yang sebenarnya tidak penting dengan dalih agar tidak ketinggalan zaman.
  •  Mengatakan “ya” bahkan disaat sedang tidak ingin. Hal ini sering terjadi ketika seseorang tidak ingin ketinggalan apapun sehingga selalu menerima setiap ajakan yang sebenarnya tidak menarik atau tidak perlu.

Apalagi saat ini harga-harga pada naik akibat kenaikan harga BBM. Oleh karena itu para ibu dan perempuan, yuk bangun, sadar kalau kita tidak bisa mengikuti FOMO.

Annisa Steviani influencer financial planner dalam instagramnya @annisast berbagi tips menghadapi FOMO dalam keuangan. Perempuan dan para ibu, meski FOMO juga bisa terjadi pada kaum adam, harus menyadari hal-hal berikut ini

1. Apa yang dimiliki orang lain tidak selalu ada hubungannya dengan kehidupanmu

Pelan-pelan menyadari bahwa kamu tidak perlu selalu ikut dalam keramaian. Orang lain ya orang lain. Kamu ya kamu.

Apa yang dilakukan orang lain tidak mesti kamu lakukan juga. Apa-apa yang sedang tren, tidak mesti kamu lakukan. Setiap orang ada di kondisi berbeda sehingga keputusan keuangannya TIDAK MESTI SAMA.

2. Perasaanmu akan terus berubah

Kamu merasa dengan membeli atau melakukan hal tertentu, kamu menganggap hidup kamu jadi lebih menyenangkan. Apakah benar? Coba berpikir lagi.

Pembelian apapun tidak bisa mengawetkan perasaan senangmu selamanya. Setiap kali akan mengambil keputusan yang melibatkan uang, Tarik nafas dulu, beri jeda, pikir ulang dulu, untuk apa Aku melakukan ini?

kebutuhan itu terbatas keinginan itu tidak terbata

3. Kamu tidak perlu validasi orang lain

Apakah ada pengalaman di masa lalu, mungkin saat kecil atau saat remaja yang kurang menyenangkan, sehingga sekarang kamu ingin membuktikan bahwa dirimu sekarang berbeda dengan dirimu yang dulu?

Apakah kamu punya imajinasi tentang citra diri yang kamu inginkan, bahwa hidupmu seru kamu bisa beli segala. Kamu ikut segala trend yang ada. Kamu merasa keren dan jadi bagian dari the cool group.

Padahal kamu cukup dengan apa adanya kan.

4. Belanja secara sadar

jangan memutuskan sesuatu saat sedang marah atau sedang terlalu senang. Jangan berbelanja saat mengantuk atau lapar. Jangan membeli sesuatu hanya karena kamu sedang merasakan sesuatu, karena mau sampai kapan menjadikan alasan emosi untuk belanja.

Sedih belanja senang belanja kapan tidak Belanjanya.

5. Stop membela diri

Kadang kalanya ktika telalu bayak keuangan dan tidak bisa mengontrol diri, kita akan berbicara pada diri sendiri “aku memang boros” atau “aku memang tidak bakat menabung”. Statemen itu membuatmu merasa borosmu wajar, padahal kan jelas tidak. melabeli diri membuatmu jalan di tempat.

Ganti dengan

“Aku sedang berusaha untuk tidak boros lagi”,

 “aku sedang berusaha untuk belajar kelola keuangan”,

“ aku memutuskan kelola uang agar tidak memberatkan anakku di masa depan.”

6. Hati hati pada FOMO yang berpotensi kehilangan banyak uang

Seperti fomo pada investasi. Semua teman kantor udah invest di sana, udah Cuan gede masa kamu nggak ikutan?

 kamu berinvestasi karena PR pressure, karena merasa investasinya sebagai ‘the next Big Thing’ kamu merasa kehilangan kesempatan kalau nggak ikutan. Padahal, investasi itu bukan demi Cuan. Investasi itu bukan juga untuk cepat kaya, investasi itu alat untuk mencapai tujuan.

 Apa tujuanmu.?

7. Sadar diri bahwa hidupmu tanggung jawabmu

Kamu hanya bisa membelanjakan uang sejumlah apa yang ada di rekeningmu. Belanja dengan utang kartu kredit atau *** latter dengan alasan sebentar lagi gajian, itu merusak pola budgetingmu, dan jadi kebiasaan buruk.

Ingat, bahwa belanja dengan utang itu kamu belanja dengan uang halu, bukan uangmu.

Perasaan FOMO yang dibiarkan dapat memicu munculnya hal negatif seperti kelelahan, stress, depresi, bahkan masalah tidur. Perasaan ini mempengaruhi ketidakpuasan seseorang pada hidup mereka dan merasa apa yang telah dilakukan atau dimiliki seakan tidak pernah cukup.

Jadi, jangan menyia-nyiakan hidup dengan merasa tidak pernah cukup. Nikmatilah momen-momen yang menunggu di depan nanti dan berhenti membandingkan hidup kita dengan orang lain, karena semua punya jalannya masing-masing. (snm)