AICIS  

Expo AICIS 2023 Pamerkan Manuskrip  Kitab Berusia 500 Tahun

Surabaya, Jurnal9.tv – Dalam Pelaksanaan AICIS 2023 yang berlangsung di UINSA sejak 2-5 Mei mendatang, juga digelar Expo AICIS yang memamerkan sejumlah produk dan karya dalam dunia pendidikan dan sejarah Keislaman. Bertempat di depan Gedung Twin Tower, Pameran tersebut diikuti oleh sejumlah kampus dari berbagai daerah di Indonesia.

Salah satu Pameran yang menarik perhatian pengunjung adalah adanya sejumlah Manuskrip Kuno yang diperkirakan berusia 500 tahun yang membahas tentang Ilmu Fikih yang ditulis di atas kertas Daluang Khas Nusantara dari Pohon Saeh.  Naskah kuno lainnya, merupakan Kitab Ilmu Balaghah yang berjudul “Mukhtar fi Fanni al-Balaghah wa Tawabi’iha” yang diperkirakan dibuat pada Abad 18 ditulis Arab Pegon Jawa menggunakan kertas Eropa.

Diketahui, Naskah bersejarah tersebut dipajang di stan milik perpustakaan UINSA Surabaya. Tidak hanya itu, sejumlah barang bersejarah seperti Guci dan Keramik Laksamana Cheng Ho juga dipamerkan.

Menurut Evi Fatimatur Rusydiyah, Kepala Perpustakaan UINSA Surabaya, pihaknya mengusung tema Literasi Budaya Islam Nusantara.

“Salah satu pameran unggulan kami adalah Naskah Kuno dan beberapa display 8 Corner serta Guci dan Keramik peninggalan Zaman Laksamana Cheng Ho,” jelasnya.

Guru Besar Technologi Pembelajaran ini mengungkapkan, pihaknya mengoleksi sekitar 30 Manuskrip Kuno kerjasama dengan Pemprov Jawa Timur yang selama ini dijadikan Riset para Dosen dan Peneliti.

“Kami memiliki sekitar 30 Manuskrip Kuno yang bekerjasama dengan Pemprov Jatim untuk merawat beberapa naskah bersejarah seperti Kitab Tafsir dan Fiqih yang dijadikan sebagai referensi Riset para Dosen,” lanjut perempuan asal Gresik ini.

Manuskrip berusia Ratusan tahun tersebut berasal dari Sejumlah pesantren di Jawa Timur seperti Langitan, Madiun, Jombang dan Madura.

“Manuskrip Kuno ini berasal dari beberapa pesantren di Jawa Timur di antaranya Langitan, Madiun, Jombang dan Madura,” imbuhnya.

Selain naskah kuno, pihaknya juga mengkoleksi Keramik Kuno yang diperoleh dari museum gubug Wayang Mojokerto. Dan Terdapat pula 9 Patung Wali Songo dan Gus Dur yang dipajang.

“Keramik Kuno ini menjadi bukti sejarah bahwa Islam masuk ke Nusantara salah satunya melalui Laksamana Cheng Ho. Terdapat pula 12 Patung yang menggambarkan perjalanan sejarah Islam di Indonesia,” sebut Konsultan Literasi bagi  Madrasah ini.

Dosen S3 Pascasarjana Pendidikan Agama Islam ini juga menjelaskan Konsep Integrasi Keilmuan yang memadukan Keilmuan Agama, Pengetahuan Umum dan Humaniora yang disimbolkan melalui Twin Tower.

“Kami punya Konsep Integrasi Keilmuan yang divisualisasikan dalam bentuk Twin Tower sebagai Icon bangunan kami. Dimana kami menginformasikan kelimuan Agama dan Umum serta Humaniora,”  pungkasnya.

Bagi perempuan penggerak Literasi tersebut, hal itu merupakan simbol dalam mengkaji Islam secara detail dan Islam menjadi bagian utama bagaimana mengintegrasikan keilmuan lainnya. (zen/snm)