Bullying di Medsos dalam Perspektif Tasawuf

Surabaya, Jurnal9.tv- Maraknya kasus bullying akhir-akhir ini banyak kita temui di lingkungan sekolah, kantor dan tempat lain. Dan sekarang yang lagi viral adalah cyber bullying melalui media Instagram, tiktok, facebook, twitter dan media sosial lainnya. Bullying pada saat ini sangat mudah terjadi, secara tidak sadar kita menganggap sepele bahwa kata-kata yang kita ketik di kolom komentar bisa menyakiti hati orang lain. Maka dari itu kita harus benar-benar memperhatikan apa yang akan kita lakukan terhadap orang lain.

Ustad Abdul Qodir Mahrus M.Pdi, tim narasumber ASNUTER JATIM dalam program Hujjah Aswaja Tv9 Nusantara mengatakan, bahwa tidak lengkap rasanya jika kita tidak bemedia sosial pada zaman sekarang ini. Banyak sekali hal-hal baik yang bisa kita lakukan dengan media sosial seperti silaturahim, berdakwah, berbagi informasi bahkan kita bisa berbagi ilmu lewat medsos. Tapi ada sisi negatif medsos. Beberapa pengguna menyalah gunakan medsos untuk hal-hal yang kurang baik.

Dalam prespektif tasawuf dicontohkan, pada zaman dahulu mungkin tidak ada medsos tapi mereka bersosial. Meskipun mereka bersosial tapi mereka tidak ikut campur dalam urusan orang lain seperti ghibah atau bahkan bullying.

Ustadz Qodir menceritakan tentang seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah dan bertanya amalan apa yang disukai Allah dan orang-orang juga menyukainya?. Kemudian Rasul menjawab, pertama zuhud lah kepada dunia dalam arti kita tidak serakah, maka Allah akan mencintaimu dan kedua zuhud lah terhadap apa yang ada di tangan manusia, apa yang ada dalam kehidupan manusia  itu tidak usah dipikirkan, maka manusia akan menyukai kita.

Agama itu pada prinsipnya adalah nasihat. Nasihat mempunyai arti membangun kebaikan, menebar kebaikan, menyemai kebaikan, itu prinsip dari pada agama. Sesungguhnya agama islam adalah agama nasihat bukan agama bullying, bukan agama caci maki. Jadi misalnya kita tidak suka dengan KDRT boleh saja, tidak suka dengan orang karena kejelekannya boleh saja, tapi cara-cara islam tidak dengan dibully, tidak dengan dicaci maki, melainkan dengan kita menasihati orang tersebut.

Dalam petikan surat Al-Hujjurat Ustad Qodir menjelaskan bahwa Allah telah berfirman, “sesungguhnya orang-orang beriman tidak akan mencaci maki dirinya dan saudaranya”.

Setiap tindakan ada risiko, pun bermedia sosial. Kita harus bisa menahan agar tidak banyak scroll di media sosial. Lebih baik bergaul dengan orang lain secara langsung. Al imam abdullah bin mubarok mengatakan, cara mengobat hati supaya tenang dan teduh adalah bergaul dengan masyarakat dan sedikit bermedia sosial.

Kita diciptakan Allah tidak hanya sebagai hamba tapi juga sebagai kholifah. “Sebagai kholifah kita harus bisa membangun peradaban, dan kebudayaan di tengah masyarakat. Sehingga kita harus berkerumun dengan masyarakat, bermedia sosial. Dan jika nanti terjadi bullying maka seperti tips yang diberikan Allah kita harus bersabar,” pungkasnya. (ells/snm)