Kediri, Jurnal9.tv – PWNU Jawa Timur dan Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri menggelar Bedah Sejarah Ummahatil Ma’ahid Bu Nyai Hj Rodliyah Jazuli dan Haul Akbar Ploso, Kamis siang (17/11/2022).
Hadir dalam acara ini, Rois Syuriah PWNU JATIM Romo KH Anwar Manshur, Wakil Rois Aam PBNU KH Anwar Iskandar. Bu Nyai Badriyah Jazuli, dzuriyah ploso saking KH Mbah Yai Zainudin Jazuli ada Gus Faruq dan Gus Zitni, dzuriyah KH Fuad, dzuriyah KH Imam Jazuli, dzuriyah KH Munif Jazuli, dzuriyah Bu Nyai Badriyah, dan dzuriyah lainnya.
Pun Pengurus PWNU Jatim, pengurus NU se-Cabang Mataraman Selatan, dan Muslimat NU juga ikut ‘ngalap barokah’.
KH Marzuki Mustamar dalam sambutannya mengatakan, selain bedah biografi Bu Nyai Hj Rodliyah Jazuli, juga akan ada bedah biografi Bu Nyai Wahab Ponpes Tambak Beras dan Biografi Bu Nyai Bisri Syansuri dari Ponpes Den Anyar Jombang. Ada juga kegiatan lain yaitu Halaqoh ushul fiqih Ponpes Genggong dan Halaqoh Tasawuf di Ponpes Lirboyo.
Memperingati, mengenang satu abad NU itu bermuara pada bagaimana NU yang benar-benar milik Pesantren, kembali ke pesantren, manut (nurut) kepada pesantren, dan ngopeni (menghidupi) pesantren.
Kiai Marzuki memaparkan bahwa, Kiai Daud Nurul Huda Jazuli penah berkata bahwa tidak boleh dalam menghidupkan, mengurus NU itu kemudian lupa pada pesantren. Untuk itu saat ini kita kembali ke pesantren, untuk meneladani peran penting Bu Nyai dalam perkembangan pesantren.
Peran Bu Nyai Pesantren tidak bisa diremehkan, pun dengan peran-peran perempuan yang di luar itu. Harapannya kalangan inteletual yang di kampus Itu juga berhikmah kepada ulama pesantren. bukan pesantren berhikmah kepada sarjana. Dari sini kita membedah betapa luar biasanya peran Bu Nyai Rodliyah Jazuli. Mentalitas dan keuletan Bu Nyai dalam mengikhtiarkan supaya pondok pesantren ploso menjadi sebesar ini.
Bu Nyai Rodliyah Jazuli beliau sadar betul, full totalitas ngopeni (menghidupi) santri, memimpin santri, berdoa bersama santri, wiritan bersama santri, dan mengajari santri. Bu Nyai sangat sadar itu. Hampir semua kebutuhan Bu Nyai sanggup menghandlenya. Urusan pembangunan juga Bu Nyai, agar Mbah Yai Jazuli full mengajar dan mendidik santri. Sehingga kiai tidak memikirkan perihal kebutuhan hidup dan pembangunan pesantren, karena sudah dihandle Bu Nyai. Hasilnya, lulusan santri ploso dikenal keilmuan dan kealimannya.
Perlu diketahui bahwa KH Jazuli meninggal pada tahun 1976, sementara Bu Nyai Rodliyah meninggal tahun 1996. Dalam kurun waktu 20 tahun, tanpa Kiai Djazuli, Bu Nyai ngopeni mampu (menghidupi) keluarga, ngopeni (menghidupi) anak-cucu dan santri. Selama 20 tahun itu juga, perkembangan Pondok Pesantren Ploso sangat luar biasa. Tidak mudah menjadikan ploso menjadi sebesar ini tanpa seorang suami. Dan itu semua ada peran Bu Nyai Nyai Hj Rodliyah Jazuli.
Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi para Bu Nyai muda. Mengingatkan kembali orientasinya harus ke pondok pesantren. Kalaupun memerlukan idola, idolanya kaum perempuan juga dari pesantren panutannya. Karena para Bu Nyai bisa menginspirasi kita semua. Barokah dan hasil yang sudah diberikan bu nyai itu terbukti nyata.
Video selengkapnya dapat disaksikan di chanel youtube Tv9 Official https://www.youtube.com/watch?v=fSmDhhHlGIk (snm)