Alissa Wahid: GKMNU Upaya Membangun Tatanan Sosial dari Lingkungan Keluarga

Surabaya, Jurnal9.tv  – Alissa Qotrunnada Munawaroh Abdurrahman Wahid, Ketua PBNU yang juga Wakil Ketua Satgas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) menyebut Program Kemaslahatan Keluarga menjadi salah satu agenda prioritas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan menggandeng Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Pelibatan masyarakat dalam program ketahanan keluarga di wilayah Jawa Timur.

Hal itu ia sampaikan usai memimpin Sosialisasi Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama yang turut dihadiri Ketua Umum PBNU, Ketua PWNU Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur, Menteri Agama RI dan sejumlah Ketua PCNU di Jawa Timur  yang berlangsung di Hotel Marriott, Jl. Mayjen Sungkono Surabaya, pada Rabu (17/06/2023).

Menurut Ning Alissa, GKMNU adalah bagian dari upaya membangun keluarga moderat yang melibatkan Nahdlatul Ulama untuk bergotong royong dari berbagai tingkatan.

“Iya, ini untuk membangun keluarga moderat yang merupakan kerja bersama pengurus NU di berbagai tingkatan,” jelasnya.

Menurutnya, keluarga bisa mengawali menghidupkan nilai-nilai Washatiah melalui penguatan keagamaan, dengan merawat amaliah warga NU.

“Jadi kita ingin menghidupkan nilai Washatiah di keluarga itu secara lebih seksama dengan penguatan nilai-nilai keaswajaan kemudian juga menghidupkan amaliah NU,” tandasnya.

Tidak hanya itu, Idelogi Hubbul Wathan atau sikap Nasionalisme dapat dipupuk di keluarga, sehingga akan hidup dalam nilai-nilai sosial.

“Kita meyakini dari Keluarga sebetulnya ideologi Hubbul Wathan Minal Iman itu akan hidup di dalam nilai-nilai sosial,” tambahnya.

Sehubungan dengan berkembangnya paham yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian tersebut mengaku NU selama ini memiliki perhatian serius terhadap perilaku yang bertentangan dengan Maqasidus Syariah.

“Sudah lama NU konsen terhadap sikap-sikap beragama ekstrem yang keluar dari prinsip-prinsip Maqasidus Syariah yang tidak mengindahkan Ukhuwah Wathaniyah“.

Alissa Wahid juga menyinggung terhadap sikap exclusive yang membatasi hubungan antar bangsa sehingga menjadi bibit tumbuhnya sikap kebencian di masyarakat.

“Tetapi justru bersikap exclusivisme dan membatasi hubungan dengan warga bangsa yang lain sehingga tumbuhlah sikap membenci bahkan tindakan menyerang,” lanjutnya.

Perempuan yang dikenal dengan sejumlah aksi Kemanusiaannya ini berharap melalui peran Keluarga yang maslahat bisa mempertahankan peran Indonesia sebagai model bagi Dunia.

“Dan kita ingin menghindari itu karena Indonesia adalah model bagi Dunia,” pungkasnya. 

pertemuan yang dihadiri sejumlah tokoh tersebut, menjabarkan gambaran kerja GKMNU, pembentukan satuan tugas nasional GKMNU, pengorganisasian GKMNU dan rencana kerja GKMNU. Selain agenda sosialisasi tersebut, terdapat pula arahan pembentukan satuan tugas wilayah dan cabang NU hingga tingkat kecamatan.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendukung penuh hadirnya Satuan Tugas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU). Menurutnya, satgas ini akan menjadi bagian penting dari upaya membangun ketahanan keluarga yang akhirnya menjadi penguat ketahanan nasional.

“Permasalahan keluarga ini tidak sesederhana yang dibayangkan. Jika ketahanan keluarga terjaga maka akan menjadi basis ketahanan nasional,” ungkapnya saat memberikan sambutan.

Ketua PP Muslimat NU ini juga optimis Dengan hadirnya Satgas GKMNU yang dibentuk hingga tingkat ranting (desa/kelurahan) akan mampu menjadi bagian yang dapat mengembalikan harkat dan martabat kemanusiaan.

“GKMNU ini juga kami yakini mampu menjaga harkat martabat manusia yang selama ini menjadi PR bersama, dari mulai seorang anak dilahirkan sampai dengan saat kematian,” tutupnya. (zen/snm)