Kota Batu, jurnal9.tv -Kawasan wisata Pemandian Air Panas
Cangar yang berada di bawah pengelolaan UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, menghadirkan inovasi layanan baru. Kini, pengunjung bisa menikmati fasilitas pemandian air panas VIP yang lebih privat dan nyaman, layaknya jacuzzi alami di tengah hutan pegunungan.
Setiap ruang VIP dibanderol dengan tarif Rp100.000 per jam, dapat digunakan maksimal delapan orang. Fasilitas ini menjadi opsi menarik bagi wisatawan yang menginginkan ketenangan dan kenyamanan saat berendam tanpa keramaian.
Sadrah Devi, Kepala Seksi Perencanaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan UPT Tahura Raden Soerjo menjelaskan bahwa kawasan konservasi ini mencakup luas sekitar 27.800 hektare yang telah ditetapkan sebagai Tahura sejak 2002 melalui Keputusan Menteri Kehutanan.
“Pemandian Air Panas Cangar termasuk penyumbang tertinggi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor kehutanan. Per tahun, menyumbang sekitar Rp4 hingga Rp5 miliar,” ungkapnya pada Rabu (30/7/2025).
Menurut Sadrah, pemandian ini tidak hanya diminati wisatawan lokal, tapi juga turis mancanegara. Setiap tahun, sekitar 200.000 wisatawan tercatat berkunjung ke kawasan tersebut. Tingginya angka kunjungan menjadi indikator kuat bahwa Pemandian Cangar tetap menjadi destinasi unggulan wisata alam di Jawa Timur.
Rahmad Ilyasan, salah satu pengunjung ruang VIP, menyampaikan pengalamannya. “Menurut aku sih enak sekali ya. Harganya juga terjangkau, dan bisa menikmati suasana lebih privat. Cocok buat keluarga atau bareng teman-teman,” tuturnya.
Ia menambahkan, cukup dengan satu jam saja, tubuh sudah terasa hangat dan rileks. “Sangat recommended. Bisa jadi alternatif healing tanpa perlu jauh-jauh ke luar negeri,” katanya.
Kehadiran layanan VIP ini tidak hanya menambah kenyamanan pengunjung, tetapi juga bagian dari strategi peningkatan kualitas layanan wisata berbasis alam, sekaligus tetap menjaga prinsip konservasi.
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur berharap, layanan premium ini mampu mendorong peningkatan jumlah wisatawan secara berkelanjutan, tanpa mengabaikan aspek pelestarian lingkungan dan fungsi kawasan konservasi.