Jakrta, jurnal9.tv -Salah satu obsesi setiap jamaah haji adalah bisa mencium hajar aswad. Batu hitam dari surga yang terletak di salah satu rukun atau tiang kabah. Tentu bukan perkara mudah, untuk bisa mendekat apalagi mencium batu penuh berkah itu di tengah ratusan ribu jemaah yang sedang thawaf. Apalagi, sebagian jemaah juga ngotot berebut untuk sekadar memegang atau mencium batu yang dibingkai dalam lingkaran perak tersebut. Tak jarang mereka saling dorong satu sama lain. Upaya para askar atau polisi untuk membariskan mereka agar bergantian mencium batu itu, juga terasa sia-sia. Kondisi semakin sulit saat muncul para joki pembuka jalan mencium hajar aswad.
Direktur Bina Haji Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI H Arsad Hidayat mengimbau jamaah haji untuk menolak tawaran joki hajar aswad yang menjual jasa pengamanan jamaah untuk mencium hajar aswad. Arsad menjelaskan bahwa joki hajar aswad akan memeras korbannya setelah jasa pengamanan itu selesai ditunaikan.
Joki hajar aswad akan menawarkan jemaah haji untuk mencium hajar aswad di tengah kerumunan,” kata Arsad ketika mengisi bimbingan teknis bagi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi atau petugas haji untuk tingkat pusat 1445 H/2024 M di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (20/3/2024).
Arsad meminta jamaah haji untuk mengabaikan tawaran jasa joki hajar aswad. Setelah mencium hajar aswad, jemaah haji akan dibawa ke pinggir oleh joki hajar aswad yang terdiri atas beberapa orang. Jemaah haji akan diperas oleh mereka.
“Mereka tidak diterima dikasih sekian riyal. Mereka akan terus meminta bayaran kepada korban,” kata Arsad.
Menurutnya, pihak Kemenag pernah memediasi jamaah haji dan pihak joki hajar aswad atas pemerasan terhadap jamaah. Bahkan Kemenag memberikan sanksi kepada joki hajar aswad tersebut. “Ini bagian dari perlindungan petugas haji terhadap jamaah. Tetapi sebaiknya, jamaah haji mengabaikan sejak awal tawaran jasa hajar aswad tersebut,” kata Arsad. Arsad mengimbau jamaah haji agar tidak memaksakan diri untuk mencium hajar aswad secara mandiri ketika kondisi tidak memungkinkan. Jamaah cukup melakukan istilam dari jauh karena kecupan hajar aswad bukan bagian dari rukun dan wajib ibadah haji.
“Joki ini menjadi modus pemerasan jamaah. Kita perlu waspada,” kata Arsad.