Surabaya, jurnal9.tv -Banyak kejutan muncul pada ajang kontestasi Pemilu (Pemilihan Umum) 2024. Khususnya dalam pencalonan legislatif DPRD kabupaten/kota, provinsi, RI hingga DPD.
Paling ramai diperbincangkan yakni pencalonan DPD mampu menyedot perhatian masyarakat. Seperti di Jawa Barat, nama Alfiansyah Bustami alias Komeng melejit dengan meraih suara terbanyak calon senator RI.
Sementara di Jawa Timur, ada nama Lia Istifhama yang menunjukkan ‘taring’ dalam kontestasi DPD RI. Informasi terkini, Ning Lia berpotensi lolos ke Senayan dengan perolehan total suara 2.732.725. Hasil itu menempatkan dirinya di peringkat ketiga.
Sebagai pendatang baru, Ning Lia mampu bersanding dengan nama-nama petahana, seperti La Nyalla Mahmud Mattalitti dan Ahmad Nawardi.
Melihat rekam jejak Lia Istifhama di dunia politik memang melalui perjalanan terjal. Srikandi Nahdliyin ini pernah mendaftar bakal calon wali kota (Bacawali) di PDI Perjuangan Kota Surabaya. Hanya saja, ia kalah bersaing dari Eri Cahyadi.
“Alhamdulillah proses politik telah kami jalankan secara utuh, sesuai komitmen kami menguatkan marwah pemilu di negara demokrasi ini. Kita juga patut bersyukur Pemilu 2024 berjalan lancar dan demokrasi,” ujar Lia Istifhama, Senin (11/03/2024).
Keponakan Mantan Gubernur Jatim, Khofifah Indar parawansa ini juga mengucapkan rasa syukur serta terima kasih kepada seluruh relawan atas perjuangan selama pencalonan.
“Insya allah keunggulan saya adalah rekam jejak nyata sebagai aktivis sosial. Selama ini, saya berusaha membangun peran tanpa jabatan, seperti yang seringkali saya gaungkan. Bahwa saya sebagai perempuan, seorang ibu, dan juga bagian masyarakat biasa, tetap mencoba berikhtiar memberikan peran untuk masyarakat,” ujarnya.
Ning Lia juga mengakui bahwa langkahnya terjun ke dunia politik ini, berawal dari sebuah pandangan dimana sebaik apapun upaya kita membangun kebaikan, jika tidak memiliki sebuah kewenangan publik maka satu waktu kebaikan kita akan memiliki keterbatasan.
“Memilih masuk menjadi senator, bagi saya ini pilihan terbijak yang bisa saya tempuh dalam hidup karena saya menguatkan pribadi yang egaliter, yakni merangkul banyak kalangan untuk bersama-sama menguatkan potensi lokal kedaerahan, ya itu Jawa Timur, dan tentu harapan saya kelak untuk Indonesia,” tuturnya.
Putri mantan komandan Banser Jatim ini tak memungkiri bahwa penguat perolehan suaranya di Jatim memang tak lepas dari nama besar Bibinya, Khofifah Indar parawansa yang menjadi Gubernur Jatim Periode 2019-2024.
“Tentu, saya meyakini itu. Proses saya sejak saya kecil sampai kapanpun, tak lepas dari Khofifah Effect. Tidak ada sesuatu hal yang besar tanpa penguat dari orang terdekat. Termasuk saya, akan sangat lain jika proses ini tanpa unsur kebaikan hati Ibu Khofifah.” paparnya.
Kepercayaan besar yang diberikan oleh masyarakat, akan menjadi sebuah kekuatan untuk bagaimana dirinya memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan semua kelompok masyarakat, mengingat Jatim merupakan salah satu provinsi dengan penduduk yang heterogen.
“Untuk saat ini yang menjadi prioritas adalah penguatan UMKM, karena sampai sekarang, proses saya melakukan pembinaan pada kawan UMKM, masih sangat massif. Dan insya Allah segera akan bertambah ikhtiar saya untuk menguatkan sektor lainnya.” jelasnya.
Bertepatan dengan momentum bulan Suci Ramadhan, Ning Lia juga melakukan sejumlah ritual khusus bersama keluarga besar dan masyarakat di lingkungan sekitar.
“Hal wajib saat memasuki bulan Suci Ramadhan biasanya saya melakukan tradisi nyekar, megengan, doa bersama, dan tentu tadarus, karena memang saya disini sekaligus membina ponpes mahasiswa.”pungkasnya.