Kumpulan Khutbah Jumat Tema Muharram

Memasuki tahun baru Islam, yakni tahun 1445 Hijriyah, umat Islam banyak menyambutnya dengan suka cita. Tidak hanya itu, sebagai umat muslim, sudah semestinya kita meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan kita kepada Allah SWT pada tahun baru ini.

Berikut kumpulan khutbah Jum’at. Semoga bermanfaat.

  • Khutbah Jum’at: Bulan Muharram Bulan Bersejarah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

اَلْحَمدُ للّهِ الَّذِي جَعَلَ الْمُحَرَّمَ أَوَّلَ الشُّهُورِ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ العَزِيزُ الغَفُور, وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي أَنْقَذَنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورِ. اللهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ وَتَرَكَ المَعَاصِي والْفُجُورَ. أَمَّا بَعْدَهُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فازَ المُتَّقُونَ. قَالَ تَعَالَى فَاعتَبِرُوا يَا أولِي الأبصَارِ.

Jemaah Jumah Rohimakumulloh,

Pada awal bulan ini marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Alloh yang telah memberikan anugerah-Nya yang sangat agung kepada para hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa.

Jemaah jumat rohimakumulloh,

Bulan ini merupakan bulan yang sangat bersejarah, yang mengingatkan kita akan peristiwa-peristiwa agung. Dengan mengetahui peristiwa tersebut diharapkan kita bisa mengambil pelajaran berharga. Alloh Swt berfirman:

قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

Artinya: “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah (berbagai kejadian besar); Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Qs. Ali Imran: 137)

Dalam kitab Tanbiihul Ghaafiliin Syaikh Abu Laits Assamarqandy menyebutkan 10 peristiwa besar yang terjadi pada bulan Muharram. Lima di antaranya adalah diterimanya taubat Nabi Adam As. dan Siti Hawa setelah beliau berdua berpuluh-puluh tahun memanjatkan doa.

Yang kedua, Allah mengangkat derajat Nabi Idris As.

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا.  وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا

Artinya: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”

Yang ketiga, Berlabuhnya kapal Nabi Nuh As. Setelah terjadinya banjir bandang yang hampir menenggelamkan seluruh daratan di permukaan bumi.

Yang ke empat, diselamatkannya Nabi Musa As. dari kejaran Raja Fir’aun, dengan terbelahnya air laut yang menjadi jalan bagi Nabi Musa beserta umatnya. Dan ditenggelamkannya Raja Fir’aun beserta bala tentaranya setelah Nabi Musa beserta kaumnya sampai di daerah seberang.

Alloh Swt. berfirman:

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan”

Yang ke lima, Nabi Yunus As. bisa keluar dari perut ikan paus. Hal ini diabadikan dalam surat As-Shoffaat ayat 139-146.

Jama’ah Jumah rahimakumulloh,
Sebagai rasa syukur kita, kita bisa mengamalkan beberapa amalan yang disunnahkan dalam bulan Muharram ini. Rasululloh Saw bersabda:

إِنَّ اللهَ عَزَّوَجَلَّ افْتَرَضَ عَلَى بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ صَوْمَ يَوِمٍ فِي السَّنَةِ, وَهُوَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهُوَ الْيَوْمُ الْعَاشِرُ مِنَ الْمُحَرَّمِ – فَصُوْمُوْهُ وَوَسِّعُوْا عَلَى عِيَالِكُمْ فِيْهِ, فَإِنَّهُ مَنْ َوَسَّعَ فِيْهِ عَلَى عِيَالِهِ وَأَهْلِهِ مِنْ مَالِهِ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ


“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memfardhukan kepada bani Israil, untuk puasa satu hari dalam setahun pada hari ‘Asyura, yaitu hari ke sepuluh dari bulan Muharram. Maka dari itu hendaklah kalian berpuasa ‘Asyura dan lapangkanlah nafkah kalian pada hari itu. Karena sesungguhnya barang siapa yang melapangkan nafkah dirinya dan keluarganya dari hartanya sendiri pada hari ‘Asyura niscaya Allah akan melapangkan rizkinya di sepanjang tahun.” (HR. Al-Baihaqi)

Selain puasa tanggal 10 Muharram dan melapangkan nafkah, dalam hadits marfu’ (disandarkan) pada Nabi, dari Ibnu Abbas beliau berkata:

صُومُوا التَّاسِعَ وَالعَاشِرَ وَخَالِفُوا اليَهُودَ

“Berpuasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh. Dan berbedalah dengan orang Yahudi.”

Jama’ah jumat rohimakumulloh

Dengan kita meningkatkan amal kebaikan di bulan yang dimuliakan ini, semoga Alloh berkenan memberikan ridlo kepada kita.

جَعَلَنَا اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الصَّالِحِينَ. وَأَدْخِلْنَا فِي جَنَّةِ النَّعِيمِ. فَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارحَم وَأنتَ خَيرُ الرَّاحِمين

Sumber: Lirboyo.net

Oleh: Muhammad Chozinul Fahmi

  • Khutbah Jum’at: Bulan Muharram Sebagai Momentum Penempaan Diri

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْكِ الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَآبِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْـتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mengawali khutbah ini, tidak bosan-bosannya, khatib mengajak kepada diri khatib pribadi dan seluruh jamaah untuk senantiasa bersyukur pada Allah swt atas segala anugerah nikmat yang kita terima dalam kehidupan ini. Dan juga mari kita terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, bukan hanya diucapkan melalui lisan kita saja, namun terlebih dari itu ditancapkan dalam hati dan diwujudkan dalam perbuatan kita sehari-hari. Di antara wujud komitmen bertakwa itu adalah senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang menjadi panutan kita dan tiap sunnahnya selalu kita teladani.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Qomariyah atau Hijriyah. Bulan Muharram termasuk dalam kategori Asyhurul Hurum, karena pada bulan ini “diharamkan” atau “dipantang” melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Dari 12 bulan yang ada dalam kalender Hijriyah, bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT sebagaimana yang termaktub dalam Q.S At-Taubah QS. At-HYPERLINK “https://www.laduni.id/Quran-Surat-At-Taubah.html”Taubah ayat 39 berikut:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri  kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa

Kemudian ayat di atas dijelaskan dalam hadits Rasulullah dari Abu Barkah RA yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa empat bulan tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥُ ﻗَﺪِ ﺍﺳْﺘَﺪَﺍﺭَ ﻛَﻬَﻴْﺌَﺘِﻪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽَ ، ﺍﻟﺴَّﻨَﺔُ ﺍﺛْﻨَﺎ ﻋَﺸَﺮَ ﺷَﻬْﺮًﺍ ، ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔٌ ﺣُﺮُﻡٌ ، ﺛَﻼَﺛَﺔٌ ﻣُﺘَﻮَﺍﻟِﻴَﺎﺕٌ ﺫُﻭ ﺍﻟْﻘَﻌْﺪَﺓِ ﻭَﺫُﻭ ﺍﻟْﺤِﺠَّﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺤَﺮَّﻡُ ، ﻭَﺭَﺟَﺐُ ﻣُﻀَﺮَ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﺑَﻴْﻦَ ﺟُﻤَﺎﺩَﻯ ﻭَﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ

Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar antara Jumadi Tsani dan Sya’ban

Muharram adalah bulan yag kaya akan keistimewaan dan keutamaan. Selain sebagai pembuka tahun hijriyah, banyak amalan baik yang bila kita kerjakan pada bulan ini pahalanya akan dilipatgandakan seperti puasa dan bersedekah kepada sesama, dan sebagainya. Sehingga selama bulan Muharram kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan dan perbuatan yang baik. Pada bulan Muharram juga terdapat satu hari istimewa yaitu hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Terdapat banyak peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 10 Muharram. Sehingga pada hari Asyura kita dianjurkan melakukan puasa dan amalan lain seperti menyantuni anak yatim, memperbanyak silaturahim, berziarah kepada para alim ulama, menjenguk orang sakit, dan sebagainya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Dari berbagai amalan yang dianjurkan selama bulan Muharram sebgaimana disebutkan di atas semuanya mengandung pesan moral yang mengarah kepada peningkatan psikologis yang konstruktif ke arah yang lebih baik dan positif. Syekh Muhammad Ibnu ‘Asyur dalam kitab At-Tharir wat Tanwir memberikan tafsir terhadap QS At-Taubah ayat 36 sebagai berikut:

وَاعْلَمْ أَنَّ تَفْضِيْلَ اْلأَوْقَاتِ وَالْبِقَاعِ يُشَبِّهُ تَفْضِيْلَ النَّاسِ، فَتَفْضِيْلُ النَّاسِ بِمَا يَصْدُرُ عَنْهُمْ مِنَ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، وَاْلأَخْلَاقِ اْلكَرِيْمَةِ 

Ketahuilah bahwa dimuliakannya sejumlah waktu dan tempat tertentu merupakan kehendak dimuliakannya manusia, melalui perbuatan-perbuatan baik dan akhlak mulia yang mereka lakukan

Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat yang diakukan di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih berat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya. Beliau menyatakan:

 وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً ، وَالطَّاعَةُ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً  

Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak

Syekh Ibnu Al-Jauzi dalam kitab At-Tabshirah memberikan kesimpulan bahwa:

“Bulan Muharram adalah bulan yang sangat mulia. Bulan Muharram adalah musim kebaikan, saat yang baik untuk melakukan perdamaian, momen yang baik untuk meningkatkan amal, sedekah, menyantuni anak yatim, dan menolong mereka yang membutuhkan. Bulan Muharram sebagai bulan awal tahun baru Hijriah menjadi momen yang terbaik untuk melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji”

Secara penghayatan teologis bulan Muharram adalah bulan mulia yang mendatangkan banyak pahala yang berlipat ganda. Sedangkan secara penghayatan psikologis, bulan Muharram adalah bulan yang menjadi momen kita menempa diri dengan berbagai amal kebajikan. Karena pada buan ini kita dianjurkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan dilarang melakukan perbuatan-perbuatan keji lagi tercela. Momentum bulan Muharram ini bisa kita jadikan sebagai sarana untuk menempa kepribadian diri kita dan bangsa Indonesia menuju moral yang lebih baik di tengah derasnya arus demoralisasi. Sehingga jika amalan-amalan yang dianjurkan dilakukan pada bulan ini kita sambut dengan hati gembira dan penuh keikhlasan, maka bisa kita pastikan akan menghasilkan insan-insan yang mulia di hadapan Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kita harus mengambil ibroh dan meneladani peristiwa sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW yang melahirkan peradaban dan periode keemasan di Madinah. Menjiwai karakter dan kepribadian kaum Muhajirin dan kaum Anshar yang sangat mengagumkan. Jiwa yang saling mengasihi dan menyayangi, tolong-menolong, menggalang persatuan dan membangun komitmen mealui Piagam Madinah sebagai acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pada bulan Muharram kita disunnahkan berpuasa Tasu’a dan Asyura, puasa Senin-Kamis maupun puasa Ayyaamul Bidh. Melalui puasa-puasa tersebut, kita diajarkan untuk memiliki rasa empati dengan perjuangan para Nabi terdahulu, melatih kesabaran, memiliki ketekunan, ketangguhan dan menjadi perisai emosi agar tidak menjadi pribadi yang emosional dan pemarah, akan tetapi menjadi yang damai dan penuh dengan kasih sayang.

Pada bulan Muharram juga kita dianjurkan untuk memperbanyak bersedekah kepada fakir miskin, menyantuni anak yatim, memperbanyak silaturahim dengan sesama, dan menjenguk orang sakit. Amalan-amalan tersebut merupakan wahana untuk diri kita dalam meningkatkan rasa simpati dan empati terhadap sesama. Saling mengerti, menghargai dan memiliki perhatian terhadap sesama. Serta sebagai bentuk penghayatan bahwa kita diciptakan untuk salng mengasihi, menghormati, dan menghargai antar sesama serta segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan dari Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kemudian pada bulan Muharram kita juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca do’a dan dzikir kepada Allah SWT. Tentu amalan-amalan terebut adalah sarana untuk kita mendekatkan diri kepada Allah sang pencipta. Dengan do’a-do’a yang kita mohonkan dan dzikir-dzikir yang kita lantunkan, kita berharap kepada Allah agar kita menjadi insan dan pribadi yang lebih baik dan mnjadi hamba yang mendapat ridha dari-Nya.

Semoga kita selalu diberikan kekuatan dan ketabahan oleh Allah SWT dalam melaksanakan amalan-amalan kebaikan tersebut. Mari kita isi bulan Muharram ini dengan berbagai ibadah dan berbagai perbuatan baik kepada sesama dengan harapan semoga kita selalu mendapat rahmat dan ridha dari-Nya. Mudah-mudahan bulan Muharram ini menjadi titik balik kita untuk menjadi insan kamil. Aamiin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلُقْرءَانِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Sumber: Laduni.ID

Oleh: Rozi

Ustadz Zaenal A. S.Fil.

  • Khutbah Jumat: Muharram yang Mulia, Asyuro yang Utama

Kaum Muslim yang berbahagia,,

Sebentar lagi kita akan memasuki tanggal 9 dan 10 Muharram 1442 H. Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang mulia menurut Allah Swt. Di dalamnya terdapat hari yang agung, yaitu tanggal 10 Muharram atau disebut dengan yaumu ‘asyuro’a.

Pada hari itu Allah Swt menyelamatkan Nabi Musa As, beserta kaumnya dari ancaman dan penganiayaan Fir’aun dan bala tentaranya, seperti keterangan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اْلمَدِيْنَةَ فَرَائَ اْليَهُوْدَ تَصُوْمَ يَوْمَ عَاشُوْرَآءَ

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas Ra, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad Saw datang ke kota Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyuro.

فَقَالَ مَاهَذَا؟

Beliau bertanya, hari apa ini?

قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ

Orang-orang yahudi menjawab, hari ini adalah hari yang baik

هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِىْ اِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ

Hari di mana Allah menyelamatkan Bani Isro’il dari musuhnya

فَصَامَهُ مُوْسَى

Kemudian Nabi Musa As. melakukan puasa.

قَالَ: فَأَنَا اَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَاَمَرَ بِصِيَامِهِ (رواه البخاري)

Nabi Muhammad kemudian bersabda, aku lebih berhak dengan Musa daripada kamu semua, kemudian Nabi melakukan puasa pada hari itu dan memerintahkan untuk berpuasa (HR. Bukhori)

Keutamaan hari Asyuro juga bisa dilihat dari dawuhnya sahabat Abdullah Ibnu Umar:

مَنْ صَامَ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا صَامَ السَّنَةَ وَمَنْ تَصَدَّقَ فِيْهِ كَانَ كَصَدَقَةِ السَّنَةِ

Barang siapa yang berpuasa di hari Asyuro, maka orang itu seperti melakukan puasa satu tahun. Dan barang siapa bersedekah di hari itu, maka keutamaannya seperti sedekah dalam satu tahun.

Imam At-Thobaroni dan Imam Baihaqi juga meriwayatkan hadis dari Abi Said Al-Hudzriyyi, yang artinya kurang lebih “Barang siapa yang melakukan kelonggaran pada keluarganya di hari Asyuro, maka Allah memberikan kelonggaran kepada orang itu dalam satu tahun penuh”.

Dari dua riwayat tadi dapat diambil pelajaran: bahwa berpuasa di hari Asyuro itu besar sekali faedah dan pahalanya, demikian pula bersedekah dan melakukan kelonggaran pada keluarganya di hari itu. Untuk itu, bagi siapa saja yang masih diberi anugerah oleh Allah umur panjang, kesehatan jasmani dan kesehatan ruhani, serta kelapangan rezeki, rasanya tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan amalan-amalan sholeh pada hari yang mulia itu dan juga melaksanakan puasa pada hari tersebut.

Puasa hari Asyuro juga bisa melebur dosa satu tahun yang telah lewat, seperti yang disabdakan Rasulullah Muhammad Saw, dalam salah satu hadisnya, riwayat Imam Muslim.

عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُوْرَآءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ اْلمَاضِيَةَ (رواه مسلم)

Dari Abi Qotadah ra, ia berkata Nabi Muhammad Saw ditanya tentang puasa hari Asyuro, lalu rasul menjawab: Puasa asyuro itu menghapus dosa setahun yang lalu. (HR. Muslim).

Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda:

لَئِنْ بَقَيْتُ اِلىَ قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعُ (رواه المسلم)

Jika tahun depan aku masih hidup, niscaya aku akan berpuasa pada hari ke 9 Muharram.

Untuk itu, kaum muslimin marilah kita menjalankan ibadah puasa pada hari Asyuro, dan akan lebih baik lagi apabila dilakukan dengan hari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Muharram atau hari Tasu’a. Imam Baihaqi berkata:

صُوْمُوْا التَّاسِعَ وَاْلعَاشِرَ وَلَا يُشْبِهُوْا بِاْليَهُوْدِ

Berpuasalah kamu semua pada tanggal 9 dan 10 dan jangan menyerupai orang-orang yahudi, karena orang yahudi hanya berpuasa pada hari atau tanggal 10 Muharram saja.

Kaum muslimin yang berbahagia

Selain berpuasa, marilah kita bersedekah pada hari itu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Kita berikan kepada fakir, miskin, dan anak-anak yatim, dan siapa saja yang membutuhkan, dengan niat ikhlas hanya mengharap ridho Allah Swt.

Semoga niat baik kita semua dicatat oleh Allah Swt sebagai amal sholeh, yang akhirnya dapat bermanfaat besuk di hari kiamat. Amien Allahhumma Aamiin.

Sumber: alif.id

Oleh: Noor Sholeh