Kasatgas: GKMNU Akan Libatkan Program Sejumlah Kementerian

 Surabaya, Jurnal9.tv – Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) akan menjadi gerakan masif NU yang langsung menyentuh langsung ke unit keluarga NU dan akan melibatkan program bersifat lintas kementerian, bukan hanya Kementerian Agama. Demikian dikatakan Ketua Satgas GMKNU yang Yoqut Cholil Qoumas dalam Sosialisasi GKMNU di Surabaya pada Rabu (7/06/2023)

Gus Yaqut, panggilan akrabnya, menyebutkan GKMNU merupakan langkah besar PBNU dalam membangun peradaban yang lebih baik. “Saya diperintah Ketum PBNU untuk memastikan kehadiran NU agar berkontribusi bagi peradaban manusia. Bermakna bagi peradaban manusia harus dimulai dari membangun keluarga. Sehingga muncul Gerakan Keluarga Maslahat ini,” tambahnya.

 Gus Yaqut yang merupakan Menteri Agama RI ini juga menjelaskan, GKMNU akan mengorkestrasi kegiatan-kegiatan di bawah PBNU yang berbasis keluarga. Jenis kegiatan berbasis keluarga itu sendiri, lanjutnya, akan banyak bentuknya, mulai dari kegiatan yang dikerjasamakan dengan kementerian dan lembaga pemerintah maupun dengan pihak swasta.

 Kegiatan-kegiatan tersebut, pada akhirnya akan berujung pada perubahan mental pengurus dan warga NU. “Akan ada banyak sekali jenis kegiatan yang dikerjasamakan dengan berbagai kementerian dan lembaga serta pihak swasta. Sekarang kerja sama dengan Kemenag, kemen UMKM, Kemenkes, dan kementerian lain yang arahnya ditujukan kepada keluarga. Kelak, kegiatan ini semua terkait dengan sikap mental kita di NU,” ujar Gus Yaqut.

 Orang nomor satu di Gerakan Pemuda Ansor ini juga mengatakan, bahwa terselenggaranya kegiatan-kegiatan ini sangat bergantung pada etos kerja pengurus GKMNU yang akan diberi amanah dalam menjalankan rangkaian kegiatan yang panjang tersebut. Karena jumlah kegiatan yang banyak dan dalam skala besar, maka diperlukan etos kerja yang besar dalam menjalankan kegiatan yang bersifat maraton ini.

 Oleh karena itu, lanjutnya, Satgas GKMNU akan membentuk kepengurusan dan struktur dari level provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, hingga kader di tingkat desa untuk memastikan perjalanan kegiatan. “Program ini harus bisa dicek output dan outcome-nya. Bukan asal melaksanakan kegiatan saja. Tapi harus bisa diukur dampaknya kepada masyarakat NU,” tambahnya.

 Gus Yaqut mengatakan, keberadaan struktur GKMNU sangat penting untuk menjalankan kegiatan-kegiatan ini, sebab walaupun NU memiliki struktur yang sudah ada dari pusat hingga desa yakni PBNU, PWNU, PCNU MWCNU hingga Ranting, namun belum pernah terbukti berhasil mengerjakan pekerjaan secara sistematis dalam level nasional.

 “Apakah kegiatan-kegiatan ini memungkinkan dikerjakan? Sangat mungkin, karena NU dari pusat sampai daerah. Namun apakah kita terbiasa mengerjakan pekerjaan dari atas sampai bawah itu? Belum tentu. Ini lah kenapa satgas menjadi penting. Sehingga program sampai kepada elemen terpenting yakni keluarga,” jelasnya.

Pembentukan struktur ini, lanjut Gus Yaqut akan melibatkan kader terbaik NU di berbagai wilayah dan berbagai tingkatan. Sehingga struktur GKMNU ini dapat berkolaborasi dengan kepengurusan NU di wilayah tersebut.

 Di samping itu, Satgas GKMNU juga memiliki tugas penting untuk menjadi elemen kinetik yang menjalankan organisasi. “Organisasi NU juga harus bekerja. Tidak boleh hanya aktif ketemu dengan ketika momentum tertentu saja. Karena pada prinsipnya NU ada untuk melayani. Nah ini salah satu tugas satgas ini juga,” lanjutnya.

 Dengan demikian diharapkan, terjadi kerja-kerja pelayanan terhadap warga NU yang dilakukan oleh pengurus. Sehingga keberadaan pengurus NU dapat dirasakan oleh masyarakat NU di level keluarga.