Surabaya, Jurnal9.tv – Salah satu bahasan yang menarik pada sesi paralel ke-2 Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) hari ketiga adalah “Discourse on Islamic Philanthropic”. Di dalamnya terdapat tiga jurnal yang dipresentasikan yaitu:
- The Role of Philanthropic Institutions Contribution to The Achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) Through The Pentahelix Model (Studies at National Amil Zakat Agency)
- Implementing Maqashid Syariah on Social Innovation for Sustainable Zakat Management Organization in Indonesia
- Dynamic Influence of Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS), Human Development Index (IPM), Open Unemployment Rate (TPT), and Poverty on Economic Growth in Lampung Province Viewed From The Perspective f Contemporary Fiqh.
Tema pertama terasa menarik dengan membahas kontribusi institusi filantropi dalam pencapaiann SDGs melalui model Pentahelix. Studi ini mengambil sampel Baznas. Di tengah mayoritas penduduk muslim di Indonesia, sayangnya penghimpunan zakat, infaq, dan shadaqah baru berkisar di angka 3,1% dari total sekitar 12,4 T. Maka dari itu, Heni Noviarita selaku penulis mengungkapkan perlunya melibatkan peran aktif pemerintah, akademisi, dan badan usaha.
“Penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infaq, dan shadaqah oleh lembaga filantropi Islam, khususnya baznas dalam hal ini memiliki keterkaitan yang erat dengan individu”. Heni Noviarita menjelaskan hal ini karena tujuan utama dari zakat adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui zakat. “Kita bisa mengentaskan kemiskinan, kemudian meningkatkan kualitas pendidikan, kemudian yang mengarah kepada kehidupan yang lebih baik”.
“Dalam mencapai goals dari sisi melalui model pentahelix nya tadi sudah saya katakan di awal. Bagaimana peran pemerintah, kemudian bagaimana peran akademisi, kemudian bagaimana peran-peran stakeholder, kemudian bagaimana peran-peran komunitas-komunitas yang berkembang, dan yang paling penting dan sekarang tidak bisa kita tutup mata adalah peran media,” ujar Heni mengungkapkan peran media memiliki kekuatan untuk mengubah semuanya.
Heni mengatakan bahwa yang harus dilakukan dan menjadi PR (Pekerjaan Rumah) adalah bagaimana mengoptimalkan Baznas. “Jadi kesimpulannya, Baznas sebagai sebuah lembaga memiliki peranan penting,” pungkasnya. (muk/swp/snm)