Santriwati Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimien berhasil Produksi 500 Botol Sambal

Probolinggo, Jurnal9.tv – Santri Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimien berhasil menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga Kecamatan Wonoasih, Probolinggo. Terciptanya lapangan pekerjaan tersebut disebabkan munculnya sebuah inovasi berupa Sambal.

Produk Sambal karya santri Raudlatul Mutaallimien kini banjir pesanan dari berbagai customer. Dengan ini secara tidak langsung produk tersebut telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, yakni berkembangnya ekonomi baik pihak pesantren maupun masyarakat. Tak hanya itu produk yang dirintis sejak pandemi Covid-19 ini berhasil menembus pasar nasional. 

Farhatus Solihah, Santriwati Ponpes Raudlatul Muta’alimien mengatakan Sambal olahan Santriwati Ponpes Raudlatul Muta’alimien ini sudah menembus pasar nasional seperti Jakarta, Malang, Surabaya, Papua, Lumajang, Pasuruan dan Probolinggo sendiri.

“Alhamdulillah permintaannya selama Ramadhan meningkat. Karena banyak disukai santri, jadi semua santri itu pesan”.

Proses Pengolahan sambal tersebut pure dilakukan oleh santriwati, mulai dari pembelanjaan bahan baku yang didapat dari pasar sekitar pondok pesantren hingga proses Pembuatan sambal 8 varian ini.

Santri Raudlatul Mutaallimien ini membagi sambal tersebut menjadi beberapa varian rasa yakni, mulai dari sambal teri putih, sambal klotok, sambal cumi, sambal udang rebon, sambal teri medan, sambal tongkol,sambal bawang dan sambal hijau, dengan dibandrol 20 ribu hingga 28 ribu rupiah.

Bulan Ramadhan telah memberikan keberkahan tersendiri bagi para santriwati ini. Pesanan sambal yang kian melonjak secara signifikan, yakni dari 250 botol di bulan-bulan biasa, kini mampu memproduksi 500 botol.

Keberhasilan dalam memproduksi pemesanan dengan skala yang banyak tersebut, disebabkan oleh cita rasa sambal yang enak,dan juga proses pemasaran mouth to mouth sembari melakukan branding di sosial media.

Pengasuh Ponpes Raudlatul Muta’alimien, KH. Abdul Aziz menyebut pihaknya telah memberikan keterampilan entrepreneur kepada santriwan, santriwati agar bisa bersaing dengan ekonomi global. Dari keterampilan tersebut mereka bisa belajar memproduksi sesuatu,memasarkan, serta me-manaje keuangannya.

 “Pesantren mengambil inisiasi untuk melatih santri-santri di bidang kewirausahaan yang melibatkan dinas terkait, seperti dinas perikanan dan kesehatan juga untuk melatih keterampilan olahan berbahan ikan,” pungkas KH Abdul Aziz. (lht/snm)