Surabaya, Jurnal9.tv- Nahdlatul Ulama menorehkan sejarah baru dalam penyelenggaraan R20 yang berlangsung di Bali selama 3 hari. Acara ini didukung oleh pemerintah Indonesia, event ini sangat sakral dan strategis karena menjadi pertemuan antar agamawan dan aktivis sosialitas negara. Tentunya akan ada dampak yang masuk kepada NU dan Indonesia.
Prof. Dr. H Maskuri Bakri, M. SI selaku Rektor Universitas Islam Malang, mengatakan, bahwa kehidupan antar umat beragama di Indonesia dari waktu ke waktu saling berdampingan, dan harmonis. Forum R20 dinilai bisa menciptakan kedamaian antar umat beragama seluruh dunia.
“Jangan sampai ketika kita sudah membangun kedamaian antar umat beragama dengan susah payah, kemudian kita bercerai berai. Sesuai dengan nilai-nilai ajaran beragama kita tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain,” imbaunya
Forum R20 ini merupakan strategi yang jitu, karena bisa masuk dalam segala bidang seperti ekonomi, politik, agama dan budaya. Karena di dalam agama ada nilai-nilai tawassul, tawazzun, tasamuh dan tawassuth. Di sisi lain juga tetap menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Tidak ada agama yang mengajarkan kedzoliman, ketidak-adilan serta kericuhan. Semua agama pasti mengajarkan kebaikan dan kedamaian. Maka dari itu menurut Prof Maskuri, R20 ini bisa menjadi wadah yang sangat besar dan dari individu-individu itu bisa menciptakan sebuah jejaring dari berbagai macam bidang kehidupan, sesuai nilai-nilai agama tersebut.
Safira Machrusah, wakil pelaksana forum R20 menerangkan, bahwa akan ada diskusi lebih dalam lagi yang diadakan di Jogja. “Acaranya ini akan lebih eksklution visit. Jadi para peserta akan diajak untuk mengenali Indonesia yang mayoritas beragama Islam untuk go eksis dengan agama yang lain. Jadi yang ingin ditunjukkan oleh panitia mengenai R20 ini, bagamaiana kita bisa hidup dengan damai dan go eksis dalam agama masing-masing,” ujar Safira.
Tujuan diadakannya agenda R20 ini untuk menyampaikan kepada seluruh umat beragama bahwa apapun masalahnya akan kembali ke agama. Pesan yang bisa diambil dalam R20 ini bahwa agama merupakan sebuah value untuk terjadinya suatu solusi yang sangat universal. Indonesia di kemudian hari dipandang oleh pemimpin agama bisa menjembatani konflik-konflik agama yang ada di belahan dunia.
NU akan menjadi motor penggerak dimplomasi tentang konflik-konflik agama di seluruh dunia. Dan untuk menyemaikan itu, para intelektual atau universitas yang punya indikasi NU harus bisa membantu untuk menjunjung nilai universalisme. Jika itu terjadi, maka misi kita untuk menjadi motor penggerak akan terealisasi dengan baik.
Prof Maskuri juga mengatakan, bahwa agama selalu bertanggung jawab atas nilai-nilai yang ada di dalamnya.
“Agama tidak akan lepas dari zaman, maka dari itu kita harus bisa beradaptasi karena tidak akan ada pembaruan dari Al-Quran. Allah menciptakan Al-Quran itu sudah sesuai dengan kehidupan yang akan kita jalani, tinggal bagaimana umatnya bisa menyesuaikan itu,” pungkas Rektor UNISMA tersebut. (ells/snm)