Surabaya, jurnal9.tv -Upaya membangun ketangguhan masyarakat di Jawa Timur tidak hanya difokuskan pada desa, kelurahan atau sekolah-sekolah di level KB-TK, SD hingga SMA saja.
Sarana pendidikan berbasis pesantren pun kini juga menjadi fokus perhatian Pemprov Jatim. Salah satunya, melalui program Pesantren Tangguh Bencana (Pestana).
Apalagi, selama ini Jawa Timur juga dikenal sebagai gudangnya pondok pesantren, karena memiliki sekitar 7.347 unit pondok pesantren yang tersebar di 38 Kabupaten/kota.

Dalam kaitan itulah, Pemprov Jatim bersama BPBD Jatim, BNPB, Dinsos Jatim dan perwakilan pondok pesantren di Jatim menggelar Rakor Tindak Lanjut (RTL) Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) di Ruang Hayam Wuruk, Kantor Gubernur Jatim, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan yang dibuka Kepala Biro Kesra Pemprov Jatim, Imam Hidayat ini juga dihadiri Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto, selaku pemateri acara.

Dalam paparannya, Kalaksa Gatot Soebroto menyampaikan potensi bencana yang ada di Jatim dan sejumlah kejadian bencana yang terjadi di lingkungan pesantren.
Dari potensi dan kejadian bencana itu, ia pun menekankan perlunya peningkatan kapasitas kebencanaan di lingkungan pondok pesantren, melalui kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Kegiatan SPAB ini penting untuk mengenalkan semua warga pesantren terhadap potensi bencana di wilayah sekitar dan upaya penanggulangannya.

“Saat kejadian di Ponpes Al-Khoziny, mayoritas korban ditemukan di dekat pintu keluar. Artinya, semua masyarakat harus tanggap bencana, dengan mengenali lingkungan sekitar, seperti, mencari tahu jalur evakuasi jika berada di dalam gedung,” ujarnya.
Kalaksa Gatot Soebroto juga mencontohkan keunggulan Negara Jepang dalam membangun ketangguhan masyarakatnya.
“Keunggulan Jepang dari negara-negara lain karena disana, pengenalan bencana sudah dilakukan sejak dini kepada anak-anak. Jadi, saat pemerintah memberikan warning siaga, masyarakatnya langsung siap,” terang Gatot mencontohkan.
Dalam kesempatan ini, ia juga mengapresiasi Biro Kesra Pemprov Jatim yang berinisiasi membangun ketangguhan pesantren di Jatim melalui kegiatan ini.
Selain Kalaksa BPBD Jatim, hadir juga sebagai pemateri, perwakilan dari BNPB, Dinsos Jatim, Kemenag Jatim dan Jaringan Santri Nasional.
Sementara, dalam RTL Pestana Jatim kali ini, juga ditetapkan sejumlah usulan rekomendasi, di antaranya, perlunya diterbitkan SE Gubernur tentang Pengurangan Risiko Bencana di lingkungan pesantren, perlunya SK Bupati/Walikota tentang Tim Pestana, perlunya dibentuk Tim Pestana di masing-masing pesantren dengan program pencegahan serta perlunya dibentuk Forum Pestana Jatim bersama (*)




