Tradisi Ruwat Desa, Ribuan Warga Wunut Berebut Gunungan Hasil Bumi

Sidoarjo, Jurnal9.tv – Ribuan warga desa Wunut kecamatan Porong kabupaten Sidoarjo berebut dua gunungan hasil bumi raksasa dalam tradisi ruwat desa pada selasa (28/02/2023) sore.

Rebutan itu terjadi ketika dua gunungan hasil bumi berhenti di pertigaan jalan sebagai garis finis yang ditentunkan oleh panitia ruwat desa. Diduga ribuan warga dari desa ini tak sabar ingin memperoleh berbagai macam gunungan mulai sayuran, makanan, jajanan dan buah-buahan.

Dalam hitungan menit, Gunungan hasil bumi itu ludes diserbu warga hingga tak tersisa. Warga yang mendapatkan hasil bumi mempercayai bisa memperoleh keberkahan untuk keperluan memasak di dapur.

Sebelumnya, dua gunungan hasil bumi raksasa itu diarak keliling desa setempat sambil berpawai budaya nusantara dengan menggunakan berbagai baju adat. Adapula warga yang berpenampilan layaknya ulama wali songo, petani, penjaga kerajaan, seniman dan lain sebagainya. Ini sebagai upaya melestarikan budaya Nusantara.

Mereka  berjalan kaki menuju pertigaan desa Wunut dengan jarak tempuh kurang lebih 1 kilo meter dengan menampilkan kesenian patrol hingga bagi-bagi uang receh kepada warga yang sedang melihat pawai budaya. Tak hanya itu, warga setempat juga disuguhkan dengan berbagai ritual mulai bari’an makanan nasi masal, jajanan pasar hingga hiburan pegelaran seni wayang kulit.

Kepala desa wunut kecamatan porong mengaku adanya tradisi ini warga bisa mengetahui sejarah berdirinya desanya, dimana dulunya wilayah hitam. Namun setelah adanya ulama dan perjuangan sejarah wali songo akhirnya desa ini menjadi wilayah Islami hingga mengenal adanya tradisi budaya di antaranya seni wayang kulit, seni ludruk dan shalawat.

“Dengan seperti ini kita adalah membuka sejarah, sejarah di Wunut ini setelah dulu sebelum kami lahir, sebelum semua ini ada kita semua tahu bahwa Wunut adalah daerah desa yang bener-bener orangnya tidak mengenal agama,” tegas Puji Daryo.

Selain pawai budaya, ruwat desa Wunut ini juga digelar berbagai macam kegiatan mulai seni ludruk dan shalawat bersama Habib Muhammad Bin Sholeh Al Habsy. (rhk/snm)