Sumpah Pemuda dan Tujuan Perjuangan Pemuda Hari Ini

Surabaya, Jurnal9.tv- Di bulan Oktober hingga November, kita (pemuda) mengingat perjuangan para pemuda Indonesia untuk memersatukan bangsa. Setiap 28 Oktober kita memeringati momentum Sumpah Pemuda.

Sumpah pemuda merupakan proklamasi terhadap tiga persatuan. Pertama, persatuan tanah air. Kedua, persatuan kebangsaan. Dan ketiga, persatuan bahasa. Indonesia memiliki kekayaan bahasa yang tidak terhitung, dengan dialek yang beragam. Selain itu, ada tiga unsur yang dilibatkan dalam momentum ini, Ikrar sebagai pelecut perjuangan, Pemuda sebagai penggerak perjuangan dan persatuan sebagai tujuan.

Prof Dr Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Ampel Surabaya menjelaskan, makna sumpah pemuda adalah satu momentum dimana anak-anak muda bisa mengambil peran kepemimpinan, dan anak muda pada akhirnya bisa mengarahkan atau mengubah laju sejarah.

“Kita bisa bayangkan, andaikan waktu itu para pemuda tidak melakukan sumpah dengan memastikan bahwa banyak keragaman yang kita miliki, tetapi kita tetap satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia,” jelasnya.

Jauh Sebelum kemerdekaan sekitar tahun 1928, anak-anak muda sudah menyebut nama Indonesia dan mengatakan bahwa Indonesia adalah tanah air yang satu, bangsa yang satu dan kita berbahasa Indonesia. Sehingga pada akhirnya tokoh seperti Soekarno yang luar biasa memproklamasikan dan menyebut nama Indonesia.

Tujuan utama sumpah pemuda adalah persatuan dan sampai saat ini tujuan tersebut masih digunakan, karena bangsa Indonesia memiliki banyak keberagaman entah itu suku, agama, ras, budaya dan kepercayaan. Kalau kita sebagai bangsa Indonesia gagal untuk mempertahankan persatuan maka akan hancur. Prof Zainul mencontohkan, orang yang berbeda agama saja bisa saling membenci, yang berbeda etnis juga akan saling membenci. Isu-isu seperti itulah yang saat ini diperbincangkan oleh majelis-majelis atau media sosial. 

Tantangan yang banyak dihadapi oleh para pemuda untuk menjaga persatuan adalah media sosial. Jika para pemuda tidak bisa memfilter informasi-informasi yang ada di media sosial, maka masa depan Indonesia akan menjadi kenangan.

“Pemuda Indonesia adalah harapan penerus bangsa. Virus kebencian pasti tersebar melalui media sosial, maka dari itu para pemuda Indonesia jangan sampai teracuni oleh virus kebencian tersebut,” imbuhnya. 

Prof Zainul mendeskripsikan, pemuda ideal itu bermacam-macam, ada yang cerdas, ada yang menguasai bidang teknologi, ada juga yang aktif di bidang politik. Nah jika kita harus meneladani seorang pemuda zaman dahulu, yang harus kita pegang yaitu kita harus memiliki kesadaran.

“Kita sadar dalam keberagaman ini kita tetap satu bangsa, di atas banyaknya Bahasa tapi kita terikat satu Bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan di antara seluruh kepentingan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, kita memiliki mekanisme demokrasi untuk merawat satu tanah air yaitu tanah air Indonesia. Para pemuda Indonesia harus berpegang semangat secara terus-menerus. Itu saja cukup untuk mempertahankan bangsa Indonesia ini,” pungkasnya. (ells/snm)