Surabaya, jurnal9.tv -Dinamika yang terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama direspon sejumlah PWNU dengan mengajukan usulan islah, rekonsiliasi atau perdamaian antar pihak yang berbeda sikap. Melalui rilis yang diaebarluaskan melalui media sosial, berturut-turut PWNU DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan disusul Bengkulu meminta PBNU menjaga marwah, organisasi, memastikan roda organisasi tetap berjalan dan mendesak adanya perdamaian atau islah. Selebihnya, mereka mengajak warga NU untuk tetap tenang dan terus berdoa agar masalah yang terjadi segera terselesaikan.
Melalui rapat harian syuriyah-tanfidziyah pada 23 November 2025, PWNU DKI Jakarta menyatakan diri dalam tidak menilai, menghakimi, membenarkan atau menyalahkan. Secara khusus PWNU ibukota ini mendesak terjadinya Islah dengan memohon para masyayikh, khususnya mustasyar PBNU untuk turun tangan menyelesaikan perbedaan yang terjadi. “Jika diperlukan, kami siap ditunjuk menjadi pertemuan mediasi islah,” tulis rilis yang ditandatangani KH Muhyiddin Ishaq (Rois), KH Lukman Hakim Hamid (Katib), KH Samsul Maarif (Ketua) dan HM Bahaudin sebagai sekretaris.

Sementara itu, Syuriyah PWNU Jawa Tengah mengirimkan surat resmi melalui siatem persuratan Digdaya kepada PBNU tertanggal 24 November 2025, perihal Permohonan Islah Jam’iyyah. Melalui surat yang ditandatangani oleh KH Ubaidillah Shadaqah (Rois) dan KH Muhammad Muzammil (Katib), Syuriyah PWNU Jateng mendesak PBNU bersikap bijak, dan swgera menyelesaikan permaslahan sesuai aturan AD/ART dan Peraturan Perkumpulan serta menormalisasi penerapannya. Secara khusus, PBNU diminta menertibkan SK kepengurusan mulai PWNU hingga ranting. “Walau PBNU sedang menghadapi masalah, kami menghimbau seluruh tingkat kepengurusan di bawah PBNU tetap fokus menggerakkan perkumpulan untuk melayani anggota NU dan masyarakat luas,” tulis poin kelima rilis tersebut.

PWNU DI Yogyakarta melalui Surat Pernyataan PWNU dan PCNU se-DIY tertanggal 26 November 2025, menyampaikan desakan Islah di poin kedua, dari tiga poin yang ada. PBNU didesak untuk mengutamakan musyawarah, tabayun dan upaya islah serta mengedepankan akhlaqul karimah demi kemaslahatan dan marwah jam’iyyah. “PWNU dan PCNU se-DIY berpegang teguh pada hasil muktamar ke-34 2021 di Lampung yang telah menetapkan Rois Am dan Ketua Umum PBNU sebagai mandataris muktamar hingga berakhirnya masa khidmah 2021-2026,” tulis pernyataan yang ditandatangani KH Mas’ud Masduqi (Rois), KH Mukhtar Salim (Katib), KH. Zuhdi Muhdor (Ketua) dan H. Muhajir sebagai sekretaris.

Masih Senada, PWNU Bengkulu menegaskan dukungan untuk Islah dan rekonsiliasi agar PBNU bisa menyelesaikan masa khidmahnya hingga 2026 sebagaimana keputusan Muktamar. Surat pernyataan ditandatangani Rois dan Katib Syuriyah PWNU Bengkulu, KH. Hasbullah Ahmad dan KH. Aly Shodiq Ahmad, tertanggal 27 November 2025.

Dukungan terhadap Islah Jam’iyyah PBNU juga menghiasi laman media sosial dengan tagar #IslahLebihBaik #FassulhuKhair. Berikut aspirasi yang direkam melalui Jurnal Utama TV9 Nusantara edisi Senin (22/11) lalu.
Dinamika PBNU, Islah Masih Yang Terbaik
Ajakan Berdoa untuk NU dari Rais Am Idarah Aliyah JATMAN
Bijak Digital Bagian dari Terwujudnya Islah Jam’iyyah
(*)




