Makkah, jurnal9.tv -Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) sekaligus Sekretaris Amirulhaj, Dahnil Azhar Simanjuntak, menyatakan bahwa tugas utama Amirulhaj adalah menjalin komunikasi diplomatik dengan Pemerintah Arab Saudi, terutama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan krusial selama musim haji 2025.
“Amirulhaj bertugas dan bertanggung jawab melakukan komunikasi diplomatik dengan Kerajaan Arab Saudi. Termasuk mengurai permasalahan yang tak bisa diselesaikan di lapangan dan harus dibahas di level diplomatik,” kata Dahnil di Makkah, Sabtu (31/5).
Salah satu persoalan paling disorot, menurut Dahnil, adalah pisah mahram, di mana jemaah suami-istri, orang tua dan anak, hingga lansia dengan pendamping ditempatkan di hotel berbeda. Masalah ini timbul akibat ketidaksesuaian penempatan oleh syarikah, mitra penyedia layanan jemaah haji di Arab Saudi.
“Keluhan jemaah terkait pemisahan kamar dan hotel itu cukup banyak. Termasuk soal ketidaksesuaian layanan dari syarikah. Ini perhatian serius kami,” tegasnya.
BP Haji, lanjut Dahnil, akan mengevaluasi delapan syarikah yang menjadi mitra layanan jemaah Indonesia. Evaluasi ini menjadi langkah awal menjelang target Indonesia menyelenggarakan haji secara penuh lewat BP Haji mulai tahun depan.
Selain itu, Dahnil juga menyoroti soal istita’ah atau kelayakan kesehatan jemaah. Banyak jemaah yang ternyata dinyatakan layak, tapi secara kondisi fisik di lapangan justru membutuhkan perhatian medis intensif.
“Kesehatan ini juga jadi prioritas. Banyak jemaah ternyata menggunakan data kesehatan yang tidak sesuai kenyataan. Ini akan kita evaluasi menyeluruh,” ujarnya.
Meski demikian, Dahnil tetap memberikan apresiasi kepada Kerajaan Arab Saudi yang dinilainya telah melakukan sejumlah perbaikan layanan, termasuk pengetatan kebijakan dan pengawasan operasional di lapangan.
“Kami mengapresiasi langkah Arab Saudi. Ada semangat kuat dari mereka untuk memperbaiki layanan haji, dan itu sangat terasa tahun ini,” pungkasnya.
Ia memastikan bahwa Tim BP Haji siap mengawal pelaksanaan ibadah haji 1446 H, termasuk menyelesaikan persoalan-persoalan di lapangan hingga puncak Armuzna.