Gresik, Jurnal9.tv – Ratusan santri Ponpes Mambaul Ihsan Desa Banyuurip Kecamatan Ujungpangkah melaksanakan shalat ghaib. Mereka mendoakan 174 korban yang tewas di Stadion Kanjuruhan Malang.
Pengasuh Ponpes Mambaul Ihsan, Nafisul Athok (Gus Athok) mengatakan, dia ikut berduka atas tragedi yang menimpa ratusan orang usai laga antara Arema FC dan Persebaya.
“Kita berdoa, istighosah dan shalat ghaib untuk korban meninggal. Tentu sangat berduka atas kejadian semalam di Stadion Kanjuruhan,” katanya, Minggu (02/10).
Dikatakan Gus Athok, doa juga dikhususkan ke korban tragedi Kanjuruhan Malang asal Gresik yang bernama Hadiyatus Tsaniah. Dia tercatat alumni pondok pesantren Mambaul Ihsan.
“Tragedi sampai menewaskan ratusan lebih orang ini, salah satu suporter yang wafat adalah santriwati kita, alumni kita di ponpes ini, semoga husnul khotimah,” ujarnya.
Selama di pondok, perempuan yang akrab disapa Sani ini sosok periang dan humble. Bahkan kata Gus Athok, Almarhumah merupakan salah satu santri yang suka bergaul.
Setelah lulus dari pondok dan mengenyam pendidikan SMK, Sani berdomisili di Malang untuk melanjutkan studi. Dia juga sudah lulus dari PGMI di Unisma Malang.
“Sani dulu mondok di sini selama tiga tahun, anaknya ceria, senang bergaul, habis smk disini melanjutkan studi di Malang. Tentu kaget waktu tahu dia wafat dalam tragedi itu,” jelasnya.
Sebelumnya, Perangkat Desa Banyuurip Mohammad Khizam menuturkan pemerintah desa mengucapkan bela sungkawa atas terjadinya tragedi Kanjuruhan.
“Kami mengucapkan belasungkawa, semoga Almarhumah dilapangkan kuburnya,” imbuhnya usai mengikuti pemakaman korban. Hingga kini pihak keluarga belum memberikan keterangan.