Home ยป Wali Kota Ajak Keturunan Pendiri NU dan Muhammadiyah Bangun “Kota Lama” Surabaya
PERISTIWA

Wali Kota Ajak Keturunan Pendiri NU dan Muhammadiyah Bangun “Kota Lama” Surabaya

Surabaya, jurnal9.tv -Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak keturunan Hasan Gipo (Ketua Umum PBNU pertama) – KH Mas Mansur (pendiri PW Muhammadiyah Jatim) untuk membangun “kota lama” Surabaya.

“Saya mengapresiasi kegiatan keturunan Gipo dalam Yayasan Insan Keturunan Sagipodin (IKSA) yang selama ini membangun Arek Suroboyo, semoga kita bisa sinergi terus membangun Kota Lama,” katanya dalam sambutan pada Halalbihalal IKSA di Surabaya, Minggu.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Wali Kota Surabaya Tomi Ardiyanto MSi, Wali Kota Eri Cahyadi menilai Halalbihalal merupakan momentum semangat Arek-arek Surabaya dalam berkegiatan dan membangun kota.

“Semoga kegiatan ini membawa berkah dan kita dapat meningkatkan sinergi,” katanya tentang pembangunan, khususnya tiga zona Kota Lama Surabaya (Arab, Pecinan, Eropa).

Sementara itu, Ketua Yayasan IKSA HA Wachid Zein menyampaikan terima kasih atas atensi Wali Kota Eri Cahyadi terhadap keturunan Sagipodin.

“Terima kasih atas perhatian Pak Wali kepada Gipo, terima kasih juga telah membangun Langgar Gipo. Langgar itu merupakan salah satu dari empat aset yang dimiliki Keluarga Gipo, khususnya H Tarmidzi,” katanya.

Selain Langgar Gipo, aset lain milik H Tarmidzi Gipo adalah
223 m2 tanah makam di Rangkah yang diserobot orang untuk rumah liar, makam Ampel (sisi timur Masjid Ampel) seluas 9×19 m2 yang dihuni makam bertumpuk-tumpuk hingga ditutup, dan aset rumah di kawasan Ketapang, Ampel, Surabaya.

Merespons aset Gipo yang lain, Staf Ahli Wali Kota Tomi Ardiyanto menyarankan Yayasan IKSA bersurat kepada Wali Kota terkait pemanfaatan aset yang ada.

“Kalo aset itu didukung dengan bukti pendukung yang kuat, inSyaAllah kami siap membantu, karena pemkot punya tim hukum, tim pembangunan, dan seterusnya,” katanya.

Sebelumnya (27/3/2024), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat bertemu Ketua Yayasan IKSA HS Wachid Zein, menyampaikan rencana pemkot melakukan penataan terhadap kawasan kota lama.

Kawasan tersebut memiliki banyak bangunan antik dengan berbagai jenis gaya arsitektur, karena itu penataan kota lama Surabaya adalah tetap mempertahankan nilai-nilai sejarah dari bangunan-bangunan tersebut.

Nantinya, revitalisasi kota lama akan terbagi dalam tiga zona, yaitu zona Eropa, Pecinan, dan Arab. Tiga zona tersebut akan dibuat terintegrasi untuk menawarkan destinasi wisata sejarah yang memiliki nuansa tematik.

“InSya-Allah di akhir bulan Mei 2024, kita akan melakukan peresmian kota lama. Kawasan ini cukup luas, mulai dari Jembatan Merah ke Kembang Jepun yang masuk dalam kawasan Pecinan, lalu zona Eropa yang merupakan perkantoran lama di Surabaya, dan zonaa Arab di Ampel, termasuk Langgar Gipo di Ampel,” kata Wali Kota Eri. (*)

Tags