Home » Cegah-Tangani Stunting, Provinsi Kaltara Tertarik Terapkan Model ‘Satu Data Jatim’
PERISTIWA

Cegah-Tangani Stunting, Provinsi Kaltara Tertarik Terapkan Model ‘Satu Data Jatim’

Surabaya, jurnal9.tv -Pencegahan dan Penanganan Stunting di Provinsi Jawa Timur tidak hanya dilakukan oleh satu pihak, namun melibatkan multi pihak, termasuk Dinas Komunikasi dan Informatika untuk melakukan desiminasi informasi dan pengolahan data. Dengan dukungan data dan informasi yang memadai dan tersampaikan dengan baik, maka kebijakan dan langkah pencegahan serta penanganan stunting bisa diambil lebih cepat dan tepat sasaran.

Hal itu mengemuka saat Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Provinsi Kalimantan Utara melakukan kunjungan kerja ke kantor Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, Kamis (30/11). Ikut melakukan kunjungan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) Kaltara, berjumlah sembilan orang dipimpin Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika DKISP Kaltara, Deddy Harryady. Kunjungan itu diterima oleh Kabid Aptika Kominfo Jatim, Achmad Fadlil Chusni, didampingi Kabid Komunikasi Publik, Assyari serta Sub Koordinator Bidang Komunikasi Publik maupun Sub Koordinator Bidang Data dan Statistik.

Dalam kesempatan itu, Kabid Aptika Kominfo Jatim, Achmad Fadlil Chusni menjelaskan keberadaan Satu Data Jawa Timur atau SATA Jatim sebagai data warehouse, untuk mendapatkan data dari Dinas Kesehatan dan BKKBN terkait data stunting secara realtime. “Jadi data stunting yang kami dapatkan, bukan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur, melainkan dari perangkat daerah terkait,” jelasnya.

Di dalam SATA Jatim ini, lanjut Fadlil, setiap data set, dibuat sendiri, data yang didapat tidak semata-mata langsung dimasukkan, tetapi di bersihkan atau disaring dulu sesuai dengan standar ukuran yang sama, untuk dikonversikan, sehingga lebih mudah dipahami.

“Misalnya, ada yang pengukuran data berdasarkan berat badan, dan ukuran, air tidak layak, umur, ataupun pengaruh lingkungan. Ini yang kita kumpulkan di data warehouse dan kita keluarkan dengan tools bernama open government. Dan open government inilah platform dari big data kita,” terangnya.

Tidak hanya data terkait pencegahan dan penanganan stunting, Fadlil juga memaparkan dan menunjukkan hal-hal lain yang diampu Pemerintah Provinsi Jawa Timur seperti terkait distribusi LPG di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur, data Dapodik di Jawa Timur, dan lain sebagainya.

Sementara itu, Kabid Aptika DKISP Kaltara, Deddy Harryady menyampaikan, tujuan pihaknya bersama rombongan mengunjungi Diskominfo Jatim ialah untuk melakukan studi referensi terkait pencegahan dan penanganan stunting. “Kita belajar bagaimana cara Provinsi Jawa Tiimur mendorong Kabupetan/Kota untuk melakukan pencegahan dan pendanganan stunting. Apakah Kominfo Jatim menggunakan tools, atau peralatan, ataukah aplikasinya, makanya kami membawa DP3P2KB Kaltara mengunjungi Diskominfo Jatim,” kata Deddy.

Alasan dipilihnya Diskominfo Provinsi Jawa Timur untuk dikunjungi, Deddy menjelaskan, karena pihaknya sudah mengunjungi Pemkot Surabaya, yang memiliki kasus stunting terendah se -Indonesia. “Tapi kalau dari penjelasan Pak Fadlil tadi, mungkin karena Kota Surabaya ini lingkupnya kecil, beda dengan kabupaten yang luas wilayahnya lebih besar. Jadi untuk menangani ataupun mencegah stunting itu lebih mudah. makanya kami berpikir, ada intervensi dari Pemkot Surabaya apakah bisa menekan angka stuntingnya,” jelas Deddy.

Deddy mengatakan, hasil kunjungan ke Kominfo Jatim ini sesuai dengan apa yang Ia dengan rombongannya harapkan. “Karena sebenarnya kami sudah punya portal satu data juga, cuma belum selengkap ini yang dilihatkan,” ujarnya.

Setelah kunjungan ini, lanjut Deddy , Ia akan memberikan laporan kepada pimpinan terkait aplikasi-aplikasi yang bisa dijadikan bahan referensi. “Karena dengan aplikasi ini kita dapat mengintervensi Kabupaten/Kota, seperti dari segi data kemiskinan, maupun data penyalur LPG seperti yang dipaparkan. Sebenarnya, di Kaltara sendiri, kondisi stunting kami sudah lumayan menekan juga, cuma dari pemerintahnya, Pimpinan kami Pak Sekda, itu meminta untuk membuat aplikasi untuk stunting itu sendiri, supaya lebih memudahkan mereka,” ungkap Deddy.

Ke depan, Deddy berharap, pihaknya dapat bersinergi dengan Kominfo Jatim, khususnya terkait platform aplikasi untuk mengkrostabulasikan data seperti open government. “Harapan saya sebenarnya, semoga ada koordinasi lebih lanjut agar sinergi kami dapat terbangun lebih baik, khususnya soal aplikasi, server, jaringan, infrastruktur, dan penyaluran jaringan internet,” pungkasnya (*/kominfo jatim)