Home » Akademisi Surabaya Sebut Digital Parenting sebagai Antisipasi Kasus Keluarga di Indonesia
PENDIDIKAN Woman & Family

Akademisi Surabaya Sebut Digital Parenting sebagai Antisipasi Kasus Keluarga di Indonesia

Sidoarjo, Jurnal9.tv  – Meningkatnya sejumlah persoalan yang menyangkut hubungan dalam Keluarga menjadi persoalan serius bagi masyarakat di Indonesia. Hal ini lantaran sebagaian besar masyarakat belum dibekali pengetahuan parenting yang baik dalam menghadapi situasi yang terjadi di dalam keluarga.

Seperti yang diungkapkan Dr. Mufarihul Hazin akademisi asal Universitas Negeri Surabaya yang menyebut maraknya digitalisasi mengakibatkan pola asuh orang tua kepada anak mengalami tantangan yang lebih berat  sehingga memaksa pengawasan para orang tua juga harus diubah.

“jika dulu sebelum maraknya gadget, pola asuhnya biasa saja tidak masalah namun hari  ini dengan perkembangan digitalisasi dan medsos yang luar biasa mengakibatkan orang tua memiliki peran penting di dalamnya,” ujarnya.

Saat ditemui jurnalis TV9 usai mengisi Seminar Parenting di SMK Tanggulangin Sidoarjo pada Rabu (19/07/23), Peraih Gelar Doktor termuda di Indonesia pada saat usia 26 tahun tersebut mengajak para orang tua untuk menggunakan Digital Parenting sebagai model baru dalam pola asuh anak di era modern.

“Tidak hanya sekadar menggunakan media sosial namun para orang tua juga harus mampu memanfaatkannya dengan bijak untuk pola asuh anak,” jelasnya.

Bagi mantan Sekretaris PP IPNU ini, Digital Parenting ini erat kaitannya dengan keberhasilan pembelajaran bagi anak didik, dimana menurutnya pendidikan tidak terlepas dari tri pusat pendidikan yakni keluarga, sekolah dan pendidikan masyarakat yang ketiganya harus balance dan terintegrasi.

“Utamanya pendidikan dalam keluarga yang memiliki peran 60% terhadap pendidikan anak. Ketika para orang tua mampu memberikan pendidikan dan pola asuh yang baik, maka mereka telah mengantarkan anak menjadi generasi yang hebat dan dahsyat,” sambungnya.

Kepiawaian Dr. Mufarihul Hazin sebagai Motivator juga berhasil membuat para orang tua, siswa dan para guru di SMK Tanggulangin tak kuasa menahan air mata usai menerima motivasi tentang peran utama seorang guru dan orang tua dalam menentukan keberhasilan peserta didik mengeyam pendidikan.

Menurutnya, sejumlah kasus yang menyangkut persoalan keluarga seperti Perceraian, KDRT, Ketidakharmonisan keluarga hingga menyangkut kenalakan remaja terjadi akibat dari tidak adanya pemahaman parenting yang baik di keluarga.

“Sebagaimana tadi saya sampaikan bahwa sejumlah kasus di Indonesia terjadi karena memang tidak adanya parenting sebelumnya,” ungkapnya.

Dirinya mendukung Parenting bisa menjadi kurikulum pembelajaran di indonesia utamanya bagi anak-anak muda sebelum melangsungkan pernikahan.

“Seharusnya ada sekolah khusus sebelum mereka melakukan pernikahan, ini bagian kelemahan kita di Indonesia yang harus segera dibenahi bersama,” pungkasnya. (zen/snm)