Home » Rela Masuk Angin Demi Senyum Sumringah Pengendara Roda Dua
PEMERINTAHAN & POLITIK

Rela Masuk Angin Demi Senyum Sumringah Pengendara Roda Dua

Gresik, jurnal9.tv -Ferdy Santoso, salah seorang pengendara motor, justru tersenyum kala diberhentikan sejenak oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gresik. Rona bahagia terpancar dari wajahnya menyaksikan petugas Dishub tengah meniup peluit ketika sang surya menyapa.

Mengapa demikian?

Ia menyaksikan satu persatu dari puluhan truk juga diberhentikan untuk diarahkan memasuki Tempat Khusus Parkir (TKP) di Desa Ngawen, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Deretan truk yang terparkir berjajar rapi membuat ayah tiga anak itu senang karena bisa tiba di kantornya tepat waktu.

Saat melintas tepat di depan TKP, Ferdy yang tinggal di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, mengaku lebih leluasa mengendarai motornya sepanjang perjalanan. Tak harus bergegas, jarak tempat tinggalnya menuju kantornya sekitar 43 km bisa ditempuh dengan lancar kurang dari 25 menit.

“Alhamdulillah. Sejak ada TKP, saya merasa terbantu menjalani aktifitas sehari-hari. Saya bisa berangkat kerja tanpa beban di jalan raya. Pulangnya juga on time, gak terlalu malam, sehingga bisa ketemu anak-anak karena mereka masih belum tidur,” katanya sumringah, Kamis (02/04/24).

Ferdy mengaku, ia selama berkendara tidak lagi mendapati antrian truk besar yang mengular dan kerap menimbulkan kemacetan. Tak seperti biasanya, jarak yang ditempuh Ferdy ke kantornya maupun saat pulang ke rumah kini lebih cepat sekitar 50 menit.

“Dulu, setiap berangkat kerja, jam berapapun pasti macet, tidak pernah tidak. Dibelain berangkat pagi, macet. Siang ya macet. Waktu pulang sore maupun malam, tetap macet,”kenangnya.

Tidak hanya macet, sebelum disediakannya TKP, pria yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) ini setiap hari harus menerjang polusi yang ditimbulkan ratusan truk di sepanjang jalan raya Pantura. Tak heran, jaket dan celana yang rapi dan bersih saat dikenakan dari rumah berubah menjadi lusuh dan penuh debu setibanya di kantor.

Jauh sebelum pandemi covid-19, Ferdy merupakan salah satu dari sekian puluh ribu pengendara roda dua yang sudah terbiasa mengenakan masker selama berkendara di jalan raya Pantura. Kondisi tersebut ia rasakan lebih dari 8 tahun selama melintasi jalur tersebut bersama motor kesayangannya.

“Sekarang, saya jarang pakai masker. Polusinya sekarang gak begitu parah. Gak kayak dulu, setiap hari saya pakai masker pulang pergi,” ungkapnya.

Apa yang dulu dirasakan Ferdy juga dirasakan hampir semua pengendara motor yang melintas di jalan raya Pantura Kabupaten Gresik. Tak terkecuali Fajar Aditya Maulana, siswa kelas 12 SMAN 1 Sidayu ini acapkali merasa was-was saat berangkat ke sekolah.

“Khawatir pak kalau berangkat ke sekolah terus banyak yang lewat barengan gitu. Terus asapnya itu, masih pagi, baru selesai mandi sudah kena asap. Tapi sekarang Alhamdulillah pak agak sepi cuma motor sama mobil aja yang lewat,”ucap Aditya.

Setiap hari pengedara roda dua harus beriringan dengan ratusan truk bertonase berat yang berlalu lalang di jalan raya Pantura. Dalam sehari saja, truk besar yang melintas dengan muatan batu bara bisa mencapai 200 unit. Ditambah sekitar 400 unit dump truck galian C yang mengangkut batu kapur melintas per harinya.

Tingginya volume truk besar dan dump truck yang beroperasi itu membuat kondisi arus lalulintas kendaraan di jalan raya Pantura sering mengalami kemacetan. Apalagi, beroperasinya truk-truk besar tersebut berbarengan dengan jam sibuk warga yang berangkat kerja dan pulang ke rumah.

Diresmikan Bupati Gresik

Pesatnya kemajuan Kabupaten Gresik sebagai kota padat industri yang perekonomiannya terus bertumbuh, tentu memberikan dampak positif berskala besar ke masyarakat. Namun, selain dampak positif, di sisi lain kemajuan itu juga menimbulkan dampak negatif yang tak terhindarkan. Termasuk polusi dan kemacetan.

Pembangunan industri yang berkembang pesat di jalur utara menambah daftar panjang operasional bongkar muat yang melibatkan ratusan kendaraan truk berseliweran. Lebih-lebih, pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terus berlangsung di kawasan industri Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE).

Peresmian TKP oleh Bupati Gresik

Oleh karena itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasi dampak negatif yang diresahkan banyak warga. Perlu adanya kantong parkir untuk ratusan truk besar dan dump truck yang kerap mendominasi jalan raya. Tujuannya, untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi puluhan ribu warga yang berangkat dan pulang dari kerja menggunakan kendaraan roda dua.

Pada 12 Januari 2024, Tempat Khusus Parkir (TKP) hadir sebagai wujud penyelesaian masalah polusi dan kemacetan yang berlarut-larut selama hampir 10 tahun. Ini menjadi solusi nyata bagi masalah kepadatan kendaraan truk besar dan dump truck galian C saat jam sibuk kerja.

Bupati bersama tokoh masyarakat dan pengusaha truk

Dibangun di atas lahan seluas 1,4 hektare dengan kapasitas tampung 100 sampai 150 unit truk besar, TKP diresmikan Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, pada Jum’at (12/1/2024).

“Semoga, TKP ini memberikan manfaat besar bagi warga karena dapat mengurangi tingkat polusi yang tinggi di jalur Pantura dan mengurai kemacetan saat jam sibuk warga berangkat dan pulang kerja,” harap Bupati Gresik.

Dijelaskan Bupati Gresik, setiap truk diwajibkan parkir di TKP pada pukul 05.00-08.00 dan pukul 15.00-18.00. Ketentuan itu berlaku bagi truk besar dan dump truck yang datang dari arah Panceng, Ujungpangkah, Bungah, Sidayu, dan Dukun. Termasuk dari Kabupaten Lamongan maupun Tuban.

“Truk pengangkut batu bara dan dump truck galian C hanya boleh beroperasi antara 08.00 – 15.00 dan antara 18.00 -05.00. Truk yang mengangkut MBLB dan sejenisnya harus menggunakan penutup terpal supaya polusinya tidak mengganggu pengendara lainnya,” jelasnya.

Bupati Gresik menegaskan, demi keamanan dan kenyamanan warga maka sampai detik ini Dishub Kabupaten Gresik belum memberlakukan biaya retribusi atas TKP tersebut sehingga ratusan truk bisa parkir secara gratis.

Bupati menemui supir truk

“Kalau disuruh bayar retribusi di TKP, takutnya truk-truk itu malah menolak parkir. Makanya kami gratiskan supaya tidak ada alasan lagi untuk berhenti sejenak. Ini demi puluhan ribu warga kami dan anak-anak sekolah yang pakai sepeda motor. Kasihan jika mereka kena polusi dan macet,” tegasnya.

Dengan demikian Bupati Gresik berharap, Dishub Kabupaten Gresik terus konsisten dalam melakukan pengawasan jam operasional truk besar maupun dump truck agar bisa memberikan kesempatan kepada warga lainnya.

Selain itu, di TKP juga tersedia air bersih melalui sumur bor yang dibangun Dinas Cipta Karya Perumahan dan Kawasan Pemukiman (CKPKP) Kabupaten Gresik. Tak ketinggalan, ada fasilitas lain seperti toilet dan tempat istirahat untuk sopir, yang disediakan Dishub Kabupaten Gresik.

Cara menata parkirnya juga efektif. Truk diarahkan masuk ke dalam TKP. Kemudian, petugas yang sudah berjaga di dalam langsung mengarahkan truk berputar balik. Satu persatu truk diarahkan menghadap jalan raya dan mengisi parkir di barisan paling depan. Cara ini diterapkan supaya truk yang masuk pertama bisa keluar lebih awal.

Hadirnya TKP juga memberikan dampak ekonomi ke warga sekitar. Tak lama pasca diresmikan, muncul sejumlah warung kopi dadakan oleh warga setempat. Sebagai informasi, jika ada 100 truk yang diparkir, maka ada 200 orang yang mampir ke warung kopi. Sebab, dalam satu truk biasanya terdiri dua orang, yakni sopir dan kernet.

Warga yang berjualan kopi turut senang karena ada penghasilan tambahan,”Senang banget ada tambahan pemasukan. Setiap hari selalu ada sopir sama kernet yang ngopi. Kalau pagi gak terlalu ramai, yang ramai sore mas bisa sampai puluhan orang,”ujar Sumiyati, salah seorang pemilik warung.

Pengawasan Dishub Gresik di TKP

Seminggu sebelum diresmikan Bupati, Dishub Kabupaten Gresik gencar melakukan sosialisasi keberadaan TKP ke sejumlah pengusaha. Selain berkirim surat, petugas juga menjemput bola dengan mendatangi para pengusaha pemilik truk. Harapannya, pengusaha mentaati peraturan tersebut.

Petugas Dishub Gresik mengarahkan parkir truk

Namun, setelah dilakukan evaluasi bersama selama hadirnya TKP tiga bulan terakhir, masih ditemukan segelintir truk yang enggan diarahkan masuk ke TKP. Para sopir truk bandel mengelabui petugas yang berjaga di lokasi.

Tak jarang, mereka nekat menerobos saat diberhentikan petugas. Meski telah diberikan aba-aba pemberhentian, sopir truk yang nakal justru mempercepat laju kendaraannya hingga nyaris membuat petugas di depannya tertabrak.

Salah seorang sopir dump truck, Widodo mengaku tak masalah diberhentikan petugas. Hanya saja ia berharap, agar tidak semua truk disapu bersih. Menurutnya, ada truk yang kirim muatannya tidak sampai di kawasan industri JIIPE yang menjadi titik sumber kemacetan.

Petugas Dishub mengawasi langsung parkir truk

“Sebenarnya saya setuju saja mas. Tapi ya jangan semua truk lah. Kayak saya pernah distop, padahal kirim muatannya ke Bungah. Yang bikin macet kan sebelum masuk JIIPE, mestinya yang arah ke sana aja itu yang distop,”ujarnya.

Sementara petugas yang kerap berhadapan dengan sopir truk di TKP, Masyhur Arif membeberkan, beragam cara sudah dilakukannya dalam memperlakukan para sopir truk dengan seadil-adilnya tanpa tebang pilih. Ironinya, tak sekali dua kali ia menerima panen hujatan. Bahkan, sehari-hari harus beradu mulut dengan sopir yang memaksa keluar sebelum berakhirnya jam yang ditentukan.

“Sudah saya sortir yang tidak ke JIIPE bisa lanjut tapi saya diprotes sama yang sudah parkir. Sering saya adu mulut dengan mereka karena selalu minta keluar sebelum waktunya. Kadang-kadang mereka nekat mengeluarkan truknya dan sengaja membunyikan klakson bersamaan,”beber Kasi Tata Kelola Prasarana Perhubungan dan Perparkiran Dishub Gresik.

Kepala Dishub Kabupaten Gresik, Khusaini, sempat berang melihat situasi tersebut. Maka, Dishub Kabupaten Gresik langsung berkoordinasi dengan Satlantas Polres Gresik. “Tujuannya agar mereka (red: sopir truk) yang nekat menerobos dan mengelabui anggota kami di lapangan bisa ditindak oleh Polisi untuk dilakukan penilangan,” katanya.

Setelah diterjunkannya petugas satlantas Polres Gresik, pengawasan yang dilakukan bersama Dishub Gresik membuat para sopir yang nakal ketar-ketir saat hendak menerobos. Hasilnya, hingga detik ini belum ditemukan adanya truk yang melanggar.

“Sejauh ini belum menerima laporan ada sopir truk yang ditilang karena menolak diarahkan petugas untuk parkir ke TKP. Saya kira ini cukup efektif. Pengawasan seperti ini akan kami lakukan terus,” beber Khusaini.

Petugas Dishub mengecek rutin di lokasi parkir truk

Selain ada pos pemantauan, Dishub Kabupaten Gresik juga berencana memasang CCTV di depan TKP. Nantinya, hasil rekaman nomor plat kendaraan truk bandel akan dikirim Dishub ke Polisi. Dengan begitu Polisi bisa langsung melakukan penindakan.

“Kami sudah ajukan pengadaan CCTV dalam anggaran tahun ini. Rencananya, kami pasang di berbagai titik di depan TKP. Jika ada yang melanggar, rekaman nomor plat kendaraan bisa langsung kami kirim ke Polisi,” ungkapnya.

Kesadaran sejumlah sopir truk mengikuti aturan terbilang masih rendah. Oleh karena itu, petugas Dishub tak mau kecolongan. Pengawasan demi pengawasan terus dilakukan secara ketat. Hujan deras dan petir menyambar pun tak membuat petugas bergeming. Mereka rela basah kuyup untuk menegakkan aturan. Sesekali petugas harus masuk angin usai menertibkan truk di tengah jalan saat hujan tak kunjung reda.

“Seminggu penuh kami bekerja. Jadi tidak ada hari libur di TKP mas. Biarpun hari minggu anggota Dishub tetap berjaga dan mengawasi di lokasi. Panas atau hujan sekalipun mereka tetap mengawasi di jam yang telah ditentukan. Sampai-sampai ada yang kena masuk angin juga,”pungkasnya.

Meski diguyur hujan, petuga Dishub tetap aktif mengawal truk parkir

Menyelesaikan masalah polusi dan kemacetan menjadi prioritas bagi petugas Dishub. Ini semua dilakukan demi melayani warga Kabupaten Gresik dengan sepenuh hati. Agar warga bisa mendapatkan kembali hak-haknya dalam beraktifitas sehari-hari tanpa adanya kemacetan dan polusi.(Angga)

Tags