Gresik, jurnal9.tv -PC Fatayat NU Gresik mengambil peran aktif dalam mendampingi seorang anak penderita Atresia Bilier di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.
Melalui pendampingan berbasis komunitas, Fatayat NU Gresik membangun sinergi dengan Pemerintah Kabupaten Gresik guna memastikan anak tersebut mendapatkan hak atas layanan kesehatan dan perlindungan sosial secara berkelanjutan.
Anak tersebut menderita Atresia Bilier, penyakit langka pada saluran empedu yang membutuhkan penanganan medis lanjutan berupa transplantasi hati.
Kondisi ini mendorong PC Fatayat NU Gresik untuk melakukan pendampingan intensif melalui Program Ruang Bersama Indonesia (RBI), tidak hanya pada aspek medis, tetapi juga dukungan sosial dan psikologis bagi keluarga.
Sejak awal, PC Fatayat NU Gresik mengoordinasikan pemantauan kondisi anak bersama kader Posyandu, kader KB, dan kader kesehatan desa.
Jaringan kader di tingkat desa menjadi ujung tombak pendampingan sekaligus penghubung antara keluarga dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.
Ketua PC Fatayat NU Gresik, Masruroh, mengatakan pendampingan tersebut merupakan bentuk komitmen organisasi dalam memperjuangkan hak kesehatan anak di wilayah dampingan.
“Fatayat hadir mendampingi keluarga sejak awal melalui komunikasi yang terus terjalin dengan kader KB dan Posyandu. Pendampingan ini kami lakukan secara berkelanjutan karena persoalan yang dihadapi keluarga bukan hanya medis, tetapi juga psikologis dan sosial,” ujar Masruroh.
Ia menegaskan, koordinasi lintas sektor yang dibangun Fatayat NU Gresik menjadi kunci agar setiap kebutuhan anak dapat segera ditindaklanjuti.
“Dengan koordinasi yang intensif, pendampingan bisa berjalan lebih terarah dan sistematis,” tambahnya.
Sinergi tersebut mendapat respons positif dari Pemerintah Kabupaten Gresik. Dalam kunjungannya pada Selasa (30/12/2025), Bupati Gresik menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung penuh proses pengobatan anak, termasuk tahap pemulihan pasca transplantasi hati.
“Pemerintah daerah akan berupaya semaksimal mungkin membantu proses pengobatan hingga pemulihan. Ini merupakan tanggung jawab bersama demi masa depan anak,” ujar Bupati Gresik.
Sementara itu, kader KB setempat, Budi Lestari, menyebut keterlibatan PC Fatayat NU Gresik menjadi penguat koordinasi di lapangan.
“Pendampingan dari Fatayat memudahkan komunikasi antara kader, keluarga, dan pihak terkait. Dari situ, langkah terbaik untuk penanganan ananda bisa dirumuskan,” katanya.
PC Fatayat NU Gresik menegaskan penanganan kasus Atresia Bilier membutuhkan kolaborasi jangka panjang antara organisasi masyarakat dan pemerintah. Melalui sinergi tersebut, Fatayat NU Gresik berharap tercipta sistem perlindungan anak yang kuat, berkelanjutan, dan berpihak pada masa depan anak-anak Gresik.




