Surabaya, Jurnal9.tv – Pembahasan parenting tak akan pernah habis dibahas. Metodenya pun bisa jadi berbeda setiap orangtua. Ning Widad Bariroh, Wakil Kepala Pesantren Bayt Al Hikmah Pasuruan, dalam talkshow More Ning Show di Tv9 Nusantara mengungkapkan, makhluk yang paling sulit di dunia adalah manusia, karena yang mengatur itu manusia dan yang diatur juga manusia.
Begitupun dengan cara mendidik anak. Ada hal-hal yang berbeda, dan itu perlu dipahami kedua belah pihak. Orangtua harus menerima bahwa yang diatur (Anak) punya karakter dan pemikirannya sendiri. Dan yang diatur (Anak) harus mau dan paham bahwa ada yang mengatur atau mengarahkan. Sebagai Orangtua pasti memiliki naluri untuk protektif terhadap anak, tetapi orangtua harus menyadari bahwa apa yang disukai atau tidak disukai orangtua, bisa jadi berbeda dengan anak.
Hal-hal yang harus dipahami orang tua dalam mendidik anak.
- Anak Bukan Mini-Me
Orangtua tidak boleh melihat anak itu sebagai Mini-me. Anak itu punya sifat, karakter, perilaku, kebutuhan, bahkan nasib dan takdirnya pun bisa berbeda dengan orangtuanya. Kebetulan Anak itu dititipkan oleh Allah di sepasang suami istri untuk didik. Wajah anak saja bisa berbeda dari orangtuanya, lantas mengapa orangtua menganggap Anak sebagai versi kecil orangtuanya.
- Anak Bukan Investasi Orangtua
Tak sedikit orangtua beranggapan bahwa anak itu investasi orangtua. Orangtua merasa punya hak menutut anak karena sudah membesarkan, mendidik, mencukupi kebutuhan anak. Padahal yang melakukan itu semua adalah Allah SWT. Orangtua hanya fasilitator. Anak membawa nasib dan takdirnya masing-masing.
“Orangtua perlu menyadari bahwa anak tidak pernah memilih dari keluarga seperti apa ia dilahirkan. Orangtua juga tidak bisa memilih seperti apa anak yang dilahirkannya. Jadi Jangan menganggap anak itu adalah sebuah panenan. Dia tumbuh dengan sendirinya membawa karakter dari Allah,” Tegas Ning Widad.
- Peran Ayah
Ibu berperan sebagai madrasatul ula bagi anak-anak, tetapi peran ayah dalam keluarga juga sangat penting. Anak cenderung memelajari apa yang tidak didapatkannya dari seorang ibu. Misalnya anak laki-laki akan memelajari bagaimana cara memerlakukan perempuan dari sang ayah. Ia akan melihat bagaimana cara ayah memberi kasih sayang.
- Orangtua Harus Bahagia
Mewujudkan karakter anak yang baik dan bahagia itu tidak butuh orang tua yang terbaik. Tetapi butuh orang tua yang bahagia. Seluruh anggota keluarga harus saling membahagiakan, terutama orangtua harus merasa bahagia. Para orangtua perlu mencari apa yang menjadi sumber kebahagiaan, sehingga ia tidak mudah tersulut amarah ketika mendidik anak. Dan kebahagiaan itu akan menular pada anaknya.
Dalam mendidik anak, orang tua juga harus memahami bahwa bukan anak saja yang bisa durhaka, orangtua juga bisa durhaka dan haram mencium bau surga.
“ Orangtua durhaka itu juga ada, tapi jangan sampai terus kemudian dengan mudahnya menjustifikasi orang lain sebagai orangtua durhaka. Bahasanya dayus kalau di dalam hadis yang pernah saya tahu. Dayus itu ketika orangtua tidak Ada kecemburuan sedikitpun pada perilaku maksiat anak dan istrinya. Jadi misalnya anak keluar malam sama pacarnya, nggak dicari sama orangtuanya, atau orang tuanya enggak ada rasa khawatir anaknya berbuat maksiat, ini namanya orangtua durhaka. Naudzubillah,” jelas Nin Widad.
Dalam pola pengasuhan anak, diperlukan komunikasi yang baik antara kedua orangtua. Ayah perlu mengetahui kegiatan anak bahkan kesalahan anak sehari-hari dan mendiskusikan apa yang perlu diperbaiki. (snm)
Penjelasan lengkap tentang Parenting islami bersama Ning Widad Bariroh dapat anda saksikan di More Ning Show https://www.youtube.com/watch?v=WwINfMxUK9Y