Home ยป Respon PWNU Jatim Atas Meninggalnya Santri di Mojo, Kota Kediri
NU-PESANTREN

Respon PWNU Jatim Atas Meninggalnya Santri di Mojo, Kota Kediri

Surabaya, jurnal9.tv -Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dengan keprihatinan mendalam menanggapi peristiwa memilukan, yaitu meninggalnya seorang santri di salah satu Pondok Pesantren di Mojo, Kota Kediri. Dalam hal ini PWNU ingin menggaris bawahi beberapa hal penting yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.

Pertama, PWNU Jawa Timur menyayangkan fakta bahwa pondok pesantren tersebut tidak memiliki izin operasional yang sah. Keberadaan lembaga pendidikan tanpa izin resmi dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan tanggung jawab lembaga (ponpes) terhadap peserta didik/santri, serta potensi terjadinya penyimpangan dari ketentuan yang telah diatur oleh pemerintah.

Kedua, PWNU Jatim mengamati adanya perbedaan dalam pendekatan pola pendidikan di pondok pesantren tersebut, dengan nilai-nilai yang telah lama dijunjung tinggi oleh pondok pesantren di Jawa Timur khususnya. Pondok pesantren selama ini telah menjadi lembaga pendidikan yang mempertahankan nilai-nilai luhur, sifat asuh dan mengayomi, kemandirian, gotong royong, dan saling membantu (ta’awun) sebagai inti dari pembentukan karakter santri.

Dalam tanggapannya, KH. Abdul Hakim Mahfudz, Ketua PWNU Jawa Timur yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, serta cicit langsung dari Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari, menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur, khususnya, tidak perlu khawatir atau ragu dalam memasukkan putra-putrinya ke pondok pesantren setelah mengetahui kejadian ini.

Beliau menekankan bahwa salah satu hikmah yang bisa dipetik dari kejadian ini adalah untuk menggugah kesadaran masyarakat agar lebih selektif dalam memilih pondok pesantren untuk putra-putrinya. Yaitu pondok pesatren yang memiliki tradisi pendidikan luhur dan memiliki garis keilmuan yang jelas (mutawattir).

“Dalam situasi seperti ini, kita harus tetap tenang dan bijak. Masyarakat harus terus mempercayai pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang kokoh dan amanah. Namun, kita juga harus lebih kritis dan selektif dalam memilih pondok pesantren yang sesuai dengan nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah An Nahdliyyah yang benar,” ujar KH. Abdul Hakim Mahfudz yang akrab disapa Gus Kikin.

PWNU Jawa Timur berharap agar kejadian ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pondok pesantren dan memastikan bahwa setiap lembaga pendidikan Islam beroperasi sesuai dengan standar yang ditetapkan.