Jakarta, Jurnal9.tv- Yenni Wahid selaku ketua OC satu abad NU dalam acara NU Women Fest yang digelar di Graha Pertamina Jakarta pada Sabtu, 15 Oktober 2022 menerangkan tentang surat Al-Ahzab yang diturunkan Allah, untuk menjawab kegelisahan Sayyidah Nusaibah binti Ka’ab yang pernah protes kepada Allah, kenapa seolah-olah yang bisa masuk surga itu hanya laki-laki , sementara yang perempuan tidak bisa. Langsung setelah itu Allah menurunkan ayat Al-Ahzab tersebut untuk meyakinkan para mukminah bahwa mereka semua setara di mata Allah.
Seperti yang kita ketahui tentang Sayyidah Nusaibah binti Ka’ab adalah seorang pembela Rasulullah. Bukan hanya di belakang layar saja, tapi juga di depan layar. Nusaibah binti Ka’ab rela tubuhnya ditusuk pedang sebanyak 12 kali ketika perang uhud sebagai perisai dari Rasulullah SAW. Semangat kesetaraan inilah yang ditangkap oleh para ulama’ Nadlatul Ulama yang diartikulasikan sebagai bentuk ruang atau tempat berkiprah untuk para perempuan NU. Semangat kesetaraan itu pula yang terlihat di PBNU di bawah pimpinan KH. Yahya Cholil Staquf, yang melakukan ijtihad luar biasa dengan memberikan dorongan kepada perempuan NU dan memberikan ruang di jajaran tanfidziyah NU.
Dalam peringatan satu abad NU, KH. Yahya Cholil Staquf juga memberikan dukungan penuh untuk perayaan kiprah para perempuan NU lewat launching NU Women. Adanya NU Women tersebut bisa menjadi tempat perjumpaan bagi para struktur maupun kultural NU, meskipun ada di banom (badan otonom), ibu-ibu, nyai, dan yang aktif dalam berkarir. Di situlah tempat perjumpaannya. NU women bisa berperan sebagai agrigator dan juga konsolidator.
NU women akan fokus pada 3 isu besar yaitu:
- Penguatan perlindungan perempuan dan anak
- Penanggulangan perubahan iklim
- Pemberdayaan perempuan NU baik secara ekonomi, sosial, politik, dan agama
Mbak Yenni menjelaskan tentang 3 isu besar tersebut.
Pertama, di era sekarang ini kita pasti tahu bahwa kekerasan seksual masih banyak terjadi, salah satunya di lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan berbasis agama. KDRT juga masih terjadi, bahkan ada salah satu public figure yang menjadi korban KDRT. Data menunjukkan bahwa 50% korban KDRT akan kembali kepada pasangannya. Hal tersebut menjadi PR bagi NU Women agar bisa mengeluarkan mereka dari rantai yang membelenggu mereka.
Kedua, berkaitan tentang perubahan iklim atau pemanasan global. Indonesia sudah mempunyai target bahwa di tahun 2060 nanti Indonesia harus zero persen emission. Tentu pemerintah tidak bisa jalan sendiri, kita sebagai masyarakat harus membantu pemerintah untuk mewujudkan target tersebut. NU Women akan membentuk penggerak-penggerak hijau dari kalangan perempuan untuk menangani masalah perubahan iklim.
Ketiga, berkaitan dengan pemberdayaan perempuan NU baik secara ekonomi, sosial, politik, dan agama. NU women bersama mitra kami akan mengadakan literasi untuk seribu perempuan dalam beberapa tahun kedepan. Dan ada titipan kepada pemerintah untuk menyama ratakan harga beras agar tidak ada kesenjangan bagi semua masyarakat.
“Semoga dengan dukungan dari bapak dan ibu sekalian. NU Women bisa menjadi tiang kekuatan dari Nadlatul Ulama yang akan membawa kemaslahatan bagi seluruh umat dan bangsa. NU women berdaya dan berkarya,” harapnya. (ells/snm)