Nisfu Sya’ban, Nabi Isa AS dan Kemuliaan Umat Muhammad SAW

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dunia sedang menyambut malam mulia, Malam Nisfu Sya’ban. Diceritakan oleh Syaikh Ahmad Syihabuddin al-Qalyubi dalam kitabnya “al-Nawadhir” bahwa dahulu kala pernah Nabi Isa AS pada suatu hari jalan-jalan ke suatu bukit, tiba-tiba beliau melihat sesuatu yang aneh dan menakjubkan, sesuatu itu adalah seberkas sinar indah di atas bukit. Beliau sangat takjub melihat sinar yang berwarna hijau nan indah itu. Saat beliau terkagum-kagum memandang sinar yang sangat indah itu, Allah SWT berfirman kepadanya,

يَا عِيْسَى أًتُحِبُّ أَنْ أَرَاكَ مَا أَعْجَبَ مِمَّا تَرَى؟
Hai Isa maukah kamu, Aku tunjukkan sesuatu yang lebih menakjubkan dari pada apa yang kamu lihat sekarang? Tentu saja Nabi Isa AS mengiyakan tawaran Allah tersebut.

Tiba-tiba beliau melihatnya bahwa sinar indah itu bersumber dan keluar dari sebuah gua, maka masuklah beliau ke dalam gua itu. Setelah masuk ke dalam gua ternyata sinar indah itu bersumber dan keluar dari sebuah batu besar.

Setelah beliau mendekati batu itu, tiba-tiba batu tersebut terbelah menjadi dua, dan anehnya lagi di dalam batu tersebut terdapat seorang yang sudah sangat tua sedang beribadah kepada Allah SWT. dan Nabi Isa baru mengerti bahwa sebenarnya yang mengeluarkan sinar itu bukan batu itu namun sinar itu keluar dari tubuh orang tersebut. Maa Syaa Allah…

Anehnya lagi di depan orang tua itu terdapat minuman segelas susu dan buah anggur segar.
Kemudian Nabi Isa berkata,

يَا شَيْخُ هَلْ أنْتَ مِنَ الْإِنْسِ أَوِ الْجِنِّ؟
“Hai orang tua, dari bangsa manusiakah anda atau dari bangsa jin?” Orang tersebut menjawab: “Hai Nabi Isa, aku ini manusia biasa, bukan jin”. Nabi Isa bertambah heran, dan berkata: “Hai orang tua, dari mana kamu mengetahui kalau aku ini Nabi Isa?” Dia menjawab: “Ya, Nabi Isa, Allah telah memberitahuku bahwa tidak akan ada orang yang dapat membuka batu ini kecuali Nabi Isa”. Beliau bertanya lagi, “dari mana minuman dan buah anggur ini?” ia menjawab: “ini semua dari Allah SWT. jika aku lapar maka tiba-tiba datang buah anggur di depan saya, dan bila saya haus, tiba-tiba datang minuman air susu segar di depanku”.

“Hai orang tua, sudah berapa lama anda beribadah dalam batu ini?” tanya Nabi Isa.
“Saya beribadah siang malam dalam batu ini sudah 400 tahun, dan selama itu pula saya tidak pernah melakukan dosa dan maksiyat”. Jawab orang tua tersebut.

Nabi Isa AS bertambah heran dan kagum terhadap orang tersebut, dan dalam hatinya beliau berkata, sungguh orang ini adalah satu-satunya orang yang paling banyak pahala ibadahnya. Kemudian beliau berkata kepada Allah: Ya Allah, Tuhanku, masih adakah kiranya orang yang lebih baik dari pada orang ini, masih adakah orang yang pahalanya lebih banyak dari pada ibadahnya orang ini? Kemudian Allah SWT berfirman:

إِنَّ رَجُلًا مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم أَدْرَكَ شَهْرَ شَعْبَانَ وَصَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْهُ أَفْضَلُ عِنْدِيْ مِنْ عِبَادَةِ هٰذَا الْأَرْبَعِمِائَةِ سَنَةٍ
“Sesungguhnya seseorang dari umat Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menjumpai bulan Sya’ban, dan ia shalat di malam Nisfu Sya’ban, itu bagiku lebih utama dari pada ibadahnya orang ini selama 400 tahu”.

Mendengar firman Allah SWT tersebut, kemudian Nabi Isa AS berkata:

يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم
“Aduh, alangkah bahagianya andaikan aku jadi umatnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam”.

Maa Syaa Allah…
Nabi Isa yang sudah menjadi nabi dan rasul itu, masih ingin menjadi umatnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, sedangkan kita, tanpa meminta, kita ditaqdirkan menjadi umatnya. Sungguh ini merupakan Ni’matun Udzma, ni’mat yang sangat agung.

Sehubungan dengan kemuliaan malam nisfu Sya’ban tersebut, maka para ulama salaf menganjurkan kita untuk banyak beribadah dan berdoa kepada Allah SWT. Di antaranya adalah dengan shalat Hajat 6 rakaat, dengan cara sebagai berikut.
Pertama shalat 2 rakaat, tiap rakaat setelah membaca surat al-Fatihah membaca surat al-Ikhlas 6x, setelah salam membaca surat Yasin 1x kemudian berdoa mohon diberi umur yang berkah (doa Nisfu Sya’ban). Kemudian berdiri lagi melakuan shalat 2 rakaat seperti semula, setelah salam membaca surat Yasin 1x kemudian berdoa mohon diberi rizki yang berkah. Kemudian berdiri lagi melakuan shalat 2 rakaat seperti semula, setelah salam membaca surat Yasin 1x kemudian berdoa mohon diberi akhir kehidupan yang baik yakni Husnul Khatimah.

Adapun Doa malam Nisfu Sya’ban tersebut adalah sebagai berikut:

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اللهم يَا ذَا الْمَنِّ وَلاَ يَمُنُّ عَلَيْهِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ. يَا ذَا الطَّوْلِ وَاْلإِنْعَامِ. لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الْخَائِفِيْنَ. اللهم إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مَطْرُودًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِي وَاقْـِتـتَارِ رِزْقِي وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ. يَمْحُو اللهُ مَا يَشَـآءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ. إِلَــهِي بِالتَّجَلِّي اْلأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ. الَّتِي يُفَرَّقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ. اِصْرِفْ عَنِّي الْبَلاَءَ مَا أَعْلَمُ وَمَا لاَ أَعْلَمُ وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ وَأَنْتَ أَعْلَمُ الْغُيُوبِ. بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مَُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. آمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Walaupun, masalah shalat di malam Nisfu Sya’ban tersebut terdapat pro dan kontra di kalangan ulama, namun saya yaqin, karena malam tersebut adalah malam yang mulia, maka tidak ada larangan bila kita melakukan shalat sunnah dan berdoa.

Akhirnya, semoga semua permohonan kita kepada Allah, umur yang berkah, rizki yang berkah, dan dapat mengakhiri hidup di dunia nanti dalam keadaan Husnul Khotimah benar-benar dikabulkan oleh Allah SWT. Aamiiiin ya Mujiiibas Saaaa’iliiiiiiin.

Penulis: KH Ishomuddin Ma’shum, Pengasuh PP Darul Ulum Karangpandan, Pasuruan.