Sidoarjo, Jurnal9.tv – Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo bersama Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Krian melakukan pendatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kampus 3 di eks SMA Wahid Hasyim Krian. Pendatanganan tersebut sebagai bentuk komitmen bersama dalam meningkatkan pendidikan tinggi yang dimiliki Nahdlatul Ulama.
MoU kampus 3 Unusida ini secara resmi ditandatangani MWCNU Krian dan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida). Penandatanganan dilakukan di dalam halaman eks SMA Wahid Hasyim Krian dengan disaksikan PCNU Sidoarjo, jajaran MWCNU Krian, Banom, lembaga, Forkopimka Krian, pemerintah desa hingga tokoh masyarakat se-MWCNU Krian.
Kampus 3 Unusida Krian ini mempunyai luas tanah 696 meter persegi bersertifikat Nahdlatul Ulama berkedudukan di Jakarta untuk Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Krian. Gedung ini diketahui merupakan bekas gedung sekolah menengah atas (SMA) Wahid Hasyim yang sudah lama tidak terpakai sehingga dimanfaatkan kembali untuk Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.
Inisiasi ini terjadi berkat kerjasama antara MWCNU Krian bersama Unusida untuk meletakkan kampus 3 Unusida di Krian sebagai bentuk komitmen bersama dalam meningkatkan pendidikan tinggi yang dimiliki Nahdlatul Ulama. Dengan demikian, Unusida telah mempunyai tiga gedung kampus, yakni kampus 1 di gedung KBIH Rohmatul Ummah, kampus 2 di lingkar timur, dan kampus 3 di eks SMA Wahid Hasyim Krian.
Ketua MWCNU Krian menyatakan pihaknya hanya sebagai pengeloLah gedung atau menyediakan sarana prasrana renovasi bangunan kampus 3 Unusida Krian. Adapun untuk pendidikannya diserahkan kepada pihak Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo sebagai kampus pusat.
“Kampus ini dikelola sepenuhnya oleh Universitas di pusat. MWC sebagai pengelola gedung, MWC sebagai pengelola prasarana yang ada di sini. Untuk Pendidikan dan sebagainya nanti kita serahkan kepada universitas,” terang Muhaimin, ketua MWCNU Krian.
Kampus 3 Unusida Krian rencananya akan membuka 6 program studi di antaranya desain komunikasi visual (DKV) di fakultas ilmu komputer, teknik lingkungan di fakultas Teknik, pendidikan bahas inggris di fakultas FKIP, dan pendidikan guru MI dan pendidikan Islam usia dini di fakultas agama Islam. Sedangkan untuk targetnya, Unusida optimis di tahun baru 2023-2024 ini, akan ada sebanyak 180 mahasiswa dari masing-masing kelas.
“Anak-anak kita itu di lingkar timur kuliah jam terakhir pukul 22.20 menit. Sehingga kalau sudah hampir setengah sebelas kemudian anak-anak pulang ke Krian ini lumayan jauh kasian kita. Kemudian yang kedua kita memanfaatkan, membudidayakan ini adalah aset NU yang selama ini terbengkalai. Sehingga kita akan optimmalkan aset ini untuk membuka kampus tiga ini,” tutur Fathul Anam, rektor Unusida.
Selain gencar mendirikan kampus, Unusida juga tengah fokus pada tempat kuliah di kelas pondok pesantren. hal ini dilakukan guna memberikan akses kemudahan bagi santri untuk bisa menikmati pendidikan tinggi. Saat ini ponpes yang sudah bekerjama dengan unusida di antaranya Ponpes Burhanul Hidayah, Al Hidayah, Nurul Ikhlas, dan Riyadus Sholihin. (rhk/swp/snm)