Menyambut Transformasi Tata Kelola Pesantren di Lingkungan NU

Jombang, jurnal9.tv -Gagasan Tranformasi pesantren disambut baik sejumlah kalangan yang menyebut Tranformasi Pesantren perlu dilakukan dalam merespon sejumlah tantangan dan kebutuhan masyarakat.

Seperti yang ungkapkan Gus Wafiyul Ahdi, Ketua Yayasan Tambak Beras Jombang yang turut mendorong adanya tranformasi dalam sektor tata kelola pesantren. Hal ini diungkapkannya usai mengisi musyawarah tranformasi pesantren di PP. Tebuireng, pada rabu (16/07/25).

Beberapa kondisi yang menjadi alasan perlu adanya Tranformasi dalam tata Kelola Pesantren, diantaranya; Perubahan kondisi sosial masyarakat, Perubahan regulasi pemerintah, meningkatnya kesejahteraan masyarakat, Perubahan kualitas SDM pesantren, hingga perkembangan zaman yang harus diadaptasi.

Wakil Sekretaris PWNU Jatim tersebut juga mengajak penguatan tradisi spiritualitas pesantren semakin kuat dengan adanya transformasi pesantren.

“Meskipun kita sadari terdapat dua tipikal pesantren dalam merespon tatakelola pesantren yakni Active Progresif dan Passive Defensife. Namun keduanya bertujuan sama untuk kemajuan dunia pesantren” jelasnya.

Menurutnya, Transformasi pesantren dalam tata Kelola bertujuan untuk menguatkan akar tradisi dan menumbuhkan inovasi pesantren

“Dalam transformasi tata Kelola pesantren ini salahsatunya dalam Pemanfaatan teknologi untuk mendukung aktifitas media dakwah dan syiar pesantren, digitalisasi media pembelajaran, hingga digitalisasi keuangan” ungkap Dosen Universitas KH Abdul Wahab Hasbulloh Jombang tersebut.

Selain digitalisasi, Transformasi tata Kelola pesantren menurut Gus Wafi dapat menjadi referensi untuk membangun kepemimpinan kolektif, penguatan jejaring alumni hingga pemberdayaan masyarakat.

“Sementara berkaitan dengan kepemimpinan pesantren, terdapat penguatan keilmuan bagi kyai dan dzurriyah pesantren, membangun pola kepemimpinan kolektif, hingga komunikasi yang terbuka dengan seluruh elemen pesantren” pungkasnya.

Untuk diketahui, sejumlah Pengasuh maupun Dzyuriyah mewakili lima puluh pesantren di Jawa-Madura yang mengikuti Musyawarah Tranformasi Pesantren di PP Tebuireng, akan membahas sejumlah isu tematik dengan narasumber ahli dalam membedah perencanaan tranformasi pesantren yang di canangkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Rabithah Ma’ahid Islamiyah atau RMI PBNU yang akan berlangsung selama empat belas hari kedepan.