Surabaya, Jurnal9.tv – Sebagai peserta didik, santri berkewajiban menuntut ilmu selama mengenyam pendidikan di Pesantren. Ilmu yang dipelajari oleh para santri bukan hanya ilmu agama dan dakwah, tetapi juga ilmu wirausaha. Pada pilar santripreneur, para santri akan diberikan teori dan praktik kewirausahaan. Dengan demikian, diharapkan para santri mendapat bekal yang cukup untuk menjadi seorang wirausahawan handal di saat lulus dari Pondok Pesantren.
Dalam implementasinya, teori dan praktek wirausaha bagi para santri diberikan baik secara intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Secara intrakurikuler, kurikulum kewirausahaan disusun berdasarkan tipe pesantrennya, baik jenis pesantren salaf maupun pesantren modern. Sebagai contoh ,di Pesantren Al Amanah-Junwangi Krian Sidoarjo, Kewirausahaan dikemas dalam program Sekolah Tahfidz Entrepreneur (STE). Di pesantren tersebut santri ditargetkan mampu menghafal Al-Qur’an sebanyak 30 Juz dan ditargetkan menguasai ilmu kewirausahaan baik secara manual maupun digital. Contoh selanjutnya kita bisa melihat program Santripreneur di Ponpes Nurul Islam Jember, di pesantren tersebut kewirausahaan diberikan mulai jenjeng terendah hingga tertinggi. Program tersebut adalah Program Entrepreneur Kids untuk tingkat ibtidaiyah dan Tsanawiyah, Entrepreneur Club untuk tingkat Aliyah, dan Entrepreneur Academy untuk tingkat Ma’had Aly dan Alumni.
Program santripreneur juga dapat diberikan dalam bentuk ekstrakurikuler melalui Program Santri Wirausaha (PSW). Dalam program PSW, santri awalnya akan diseleksi untuk bakat dan minatnya di bidang wirausaha. Kemudian santri yang lulus seleksi akan dibina, dilatih, didampingi, dan dimagangkan untuk menguasai teori dan praktek wirausaha dalam kurun waktu tertentu.
Selanjutnya, lembaga bisa memberi modal awal usaha kepada para santri untuk praktik wirausaha dengan catatan santri wajib mengembalikan kepada lembaga setelah usaha berjalan dan menguntungkan. Di akhir program, diselenggarakan pameran produk-produk dan usaha yang dijalankan santri dengan nama santripreneur expo.

Sebagai catatan, segala bentuk pendidikan kewirausahaan yang diberikan kepada santri dijalankan tanpa menggeser tujuan utama santri, yaitu belajar agama di pondok pesantren. Sehingga program santripreneur ini bersifat menambah bukan mengurangi, menguatkan bukan melemahkan tujuan santri untuk belajar agama.
Selama kurun waktu 2019-2022, Pemerintah Provinsi Jaw Timur melalui Tim One Pesantren One Product (OPOP) sudah menyelenggarakan berbagai kegiatan Santripreneur, di antaranya Santri OPOP Camp, Webinar Santripreneurship, Kompetesi Inovasi Bisnis Santripreneur, Bhakti SMK OPOP, Santripreneur Award, Pelatihan Santri OPOP Digital, dan Santripreneur Expo.
Santripreneur adalah program yang dinilai cocok untuk mencetak santri wirausaha demi masa depan santri yang berdaya. (ahs/snm)