Memulai Miqat di Bir Ali, Ini Alasannya!

Avatar photo

Madinah, jurnal9.tv -Jemaah haji yang berangkat dari Madinah menuju Mekkah akan mengambil miqat atau memulai niat berumrah di Bir Ali atau dikenal juga dengan nama Dzulhulaifah.

Kenapa memulai miqat harus dari Bir Ali, tempat yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Masjid Nabawi ini? Konsultan Ibadah Haji KH Mukti Ali menuturkan Bir Ali dijadikan miqat sejak zaman Rasulullah Saw. “Dulunya lokasi Masjid Bir Ali ini terdapat sebuah pohon sejenis akasia tempat Nabi Muhammad SAW pernah berteduh dan mengambil miqat kalau mau umrah,” tutur KH Mukti Ali.

Kemudian Sayidinia Ali menggali banyak sumur di sekitar tempat itu. “Itulah kemudian kenapa tempat itu dinamakan Bir Ali atau Bikru Ali yang artinya Sumur Ali,” lanjutnya.
KH Mukti Ali mengatakan tempat itu bisa juga disebut Abyar Ali karena memang sumur yang digali Sayidina Ali cukup banyak. “Abyar merupakan kata jamak dari Bikru dalam bahasa Arab,” ujar dosen di PTIQ itu.

Namun sumur-sumur yang dibuat Sayidina Ali itu kemudian tertutup oleh bangunan-bangunan penduduk.

KH Mukti Ali menjelaskan di Bir Ali ini ada tiga hal yang harus diamalkan saat mengambil miqat, termasuk miqat di Bir Ali ini, yaitu mandi sunah ihram dan memakai pakaian ihram, salat sunah ihram dua rakaat, dan berniat ihram serta bertalbiyah.

Di tempat yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Masjid Nabawi ini, jemaah haji akan mandi, salat sunah dua rakat, niat berumrah dan berpakaian ihram. Setelah itu, baru mereka berangkat ke Masjidil Haram, Makkah yang berjarak

Jarak dari Masjid Bir Ali ke Kota Makkah sebenarnya masih cukup jauh. Perlu waktu 4 sampai 6 jam naik bus untuk tiba di Makkah karena jaraknya masih lebih kurang 450 km.

Karena banyaknya jamaah yang mandi di Bir Ali sebelum memakai pakaian ihram, maka masjid cantik ini dilengkapi dengan 512 toilet dan 566 kamar mandi. Beberapa di antaranya dikhususkan untuk peziarah yang memiliki kekurangan fisik (difable).

Seluruh bagian masjid mulai dari daun pintu, karpet, hingga toilet dan kamar mandi berbau wangi. Ada banyak petugas kebersihan di sini.
Menurut sejarahnya, Masjid Bir Ali mengalami beberapa kali renovasi. Dimulai pada masa pemerintahan Gubernur Madinah Umar bin Abdul Aziz (87 – 93 Hijriyah), kemudian oleh Zaini Zainuddin Al Istidar pada tahun 861 Hijriyah (1456 Masehi), lalu pada jaman Dinasti Usmaniah dari Turki dengan dibantu seorang muslim dari India pada tahun 1090 Hijriyah (1679 Masehi), hingga terakhir oleh Raja Abdul Aziz yang memerintah Kerajaan Saudi Arabia dari tahun (1981 sampai 2005 M).

Masjid yang semula kecil dan sederhana ini, kini menjelma menjadi bangunan indah. Keseluruhan areal masjid luasnya sekitar 9.000 meter persegi yang terdiri dari 26.000 meter persegi bangunan masjid, dan 34.000 taman, lapangan parkir, dan paviliun. (ren/mch)