Surabaya, Jurnal9.Tv- Perayaan maulid nabi dilakukan setiap tahun sekali, yaitu bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi akan dilakukan setiap tanggal 12 Rabiulawal dalam penanggalan Hijriyah. Di Indonesia sendiri, umat Islam merayakan Maulid Nabi dengan cara yang berbeda-beda. Beragam perayaan itu umunya tergantung dengan kebiasaan dan adat istiadat setiap daerah. Tradisi Maulid Nabi ini ada sejak masa Wali Songo. Ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat setempat agar memeluk agama Islam. Tradisi tersebut malah semakin berkembang samapi saat ini.
Dikutip dari Kumparan.com dan Detik.com terdapat berbagai macam cara unik untuk memperingati Maulid Nabi di Indonesia. Setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing dalam memperingati Maulid Nabi ini, berikut ragam tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammd SAW:
- Muludhen
Tradisi ini biasanya banyak diadakan di daerah Madura dan Jawa Timur. Akan banyak warga yang berkunjung ke masjid pada 12 Rabiul Awwal untuk merayakan maulid nabi, sambil mendengarkan ceramah agama dan biasanya di dalam acara maulid ini ada pembacaan riwayat hidup Nabi. Para perempuan akan membawa talam yang berisi tumpeng dan dikelilingi buah yang ditusuk lidi dan diletakkan di masjid atau musholah pada saat perayaan maulid Nabi.
- Kirap Ampyang
Di Desa Loram Kulon di Jati, Kudus, Jawa Tengah, ada tradisi unik yang bernama kirap ampyang. Untuk memperingati maulid Nabi biasanya diadakan arak-arak tandu yang di atasnya ada nasi bungkusan daun jati, buah dan sayuran disusun seprti gunung. Tandu yang bernama ampyang itu di-doakan oleh tokoh-tokoh pemuka agama dan diarak. Setelah acara selesai nasi, buah dan sayuran itu dibagikan kepada warga setempat.
- Bungo Lado
Tradisi ini biasanya diadakan di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Bungo Lado memiliki arti bunga cabai. Tradisi ini biasanya membuat pohon hias berdaunkan uang atau dikenal sebagai pohon uang. Uang kertas dari berbagai nominal ini akan ditempel pada ranting-ranting pohon yang dipercantik dengan kertas hias. Tradisi ini menjadi kesempatan bagi warga dan perantau untuk menyumbang pembangunan rumah ibadah di daerah itu. Biasanya, tradisi Maulid Nabi ini digelar secara bergantian di beberapa kecamatan. Jelas sekali, sumbangan Bungo Lado ini merupakan simbol dari rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada hamba-Nya.
- Grebeg Maulud
Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid Nabi disebut Grebeg Mulud. Kata ‘gerebeg’ berarti mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya. Puncak peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW diperingati dengan penyelenggaraan upacara Grebeg Maulud. Di sana, diselenggarakan doa dan upacara persembahan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagian gunungan akan dibagi-bagikan kepada masyarakat umum dengan jalan diperebutkan.
- Ngalungsur Pusaka
Di Kabupaten Garut, Jawa Barat biasanya merayakan maukid Nabi dengan tradisi ngalungsur pusaka. Tradisi ini adalah proses upacara ritual di mana barang-barang pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan Godog atau Kian Santang) dibersihkan atau dicuci dengan air bunga-bunga dan digosok dengan minyak wangi setiap setahun sekali. Di Banten juga menggunakan tradisi ngalungsur pusaka yang difokuskan di Masjid Agung Banteng. Demikian di tempat-tempat ziarah makan para wali, juga melakukan tradisi tersebut. Pusaka tersebut dapat dikatakan sebagai simbol perjuangan dan perilaku Sunan Rohmat Suci semasa hidupnya dalam memperjuangkan Islam.
- Walima
Walima menjadi tradisi ter-tua semasa kerajaan-kerajaan islam, yang dilaksanakan secara turun-temurun antar generasi. Tradisi Walima ini dilaksanakan di Gorontalo. Diperkirakan, tradisi Walima sudah ada sejak Gorontalo mengenal Islam. Hingga saat ini, tradisi Walima masih terpelihara dengan baik. Masyarakat muslim menyiapkan kue-kue tradisional untuk tradisi walima ini. Seperti kolomengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi yang disusun rapi dan diarak dari rumah menuju masjid. Setiap kali acara ini digelar ratusan warga sudah berkumpul di masjid untuk berebut kue-kue. Hal tersebut diharapkan dapat membawa sebuah keberkahan.
- Panjang Jimat
Keraton Cirebon merayakan Maulid Nabi dengan melaksanakan Panjang Jimat. Upacara ini dihadiri ribuan masyarakat yang berdatangan dari berbagai daerah. Mereka sengaja datang ke keraton hanya untuk menyaksikan proses upacara. Selain itu, peringatan Maulid Nabi juga turut digelar di makam Sunan Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Di makam tersebut juga dipadati oleh ribuan orang yang sengaja ingin menghabiskan waktu pada malam Maulid Nabi.
8. Perayaan Meuripee, Banda Aceh
Masyarakat Desa Lamglumpang memperingati Maulid Nabi dengan cara memasak bersama-sama. Menu wajib yang disajikan adalah daging sapi dengan kuah semacam kari.
9. Maulid Nabi di Jepara
Di Jepara, Maulid Nabi dirayakan dengan membaca kitab al-Barzanji. Kitab ini mengandung syair pujian pada Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, masyarakat akan melanjutkan dengan kegiatan tausiyah dan doa bersama.
10. Sebar Udikan di Madiun
Masyarakat Dusun Sukarejo, Desa kedondong, Kecamatan Kebonsari, Madiun memperingati Maulid Nabi dengan menyebar uang koin yang diwariskan nenek moyang. Warga dari berbagai golongan usia mengikuti peringatan ini.
Mereka yang ikut serta akan berebut koin berjumlah belasan juta rupiah yang disebar di halaman rumah warga. Demi keamanan, area untuk anak-anak dan dewasa dipisahkan.
11. Keresan di Mojokerto
Keresan maksudnya adalah mengambil hadiah. Jadi, ada ratusan hadiah yang diikat rafia pada ranting dua pohon kersen.
Dalam bahasa Jawa, pohon kersen disebut keres. Hadiah yang digantung ini berupa pakaian, sandal, topi, sepatu, sampai buah-buahan.
12. Festival Endhog-endhogan di Banyuwangi
Tradisi endhog-endhogan di Banyuwangi mempunyai filosofi tentang kepedulian bersama melalui berbagi. Peringatannya dilakukan dengan mengarak ratusan telur yang ditancapkan pada jodang pohon pisang dan ancak (wadah yang isinya nasi dan lauk-pauk).
Tradisi ini dilakukan oleh hampir tiap kampung maupun desa di Banyuwangi. Setelah diarak, jodang dan ancak dibawa ke masjid untuk dibacakan selawat dan doa. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian telur dan makan bersama.
13. Maulid Nabi di Bali
Masyarakat muslim di Bali mengarak Bale Saji dalam perayaan Maulid Nabi. Bale Saji berisi hiasan bunga dari telur dan kertas. Telur sendiri melambangkan kelahiran.
14. Maulid Nabi di Lombok
Di Lombok, masyarakat akan membaca selawat nabi dan syair al-Barzanji. Di samping itu, akan diadakan berbagai lomba dan arak-arakan mengelilingi kampung.
15. Maulid Nabi di Karst Rammang-rammang, Maros, Sulawesi Selatan
Peringatan Maulid Nabi di Maros, Sulawesi Selatan diselenggarakan dengan mengarak ratusan paket makanan menggunakan lebih dari 50 perahu. Makanan ini akan diarak sepanjang sungai.
Itulah berbagai macam tradisi yang ada di Indonesia dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau dikenal juga dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga dapat membantu dalam menambah wawan kalian semua.