Banyuwangi, Jurnal9.tv – PCNU kabupaten Banyuwangi mengadakan genduren agung 1 Abad NU pada rabu (15/02/2023). Dalam kegiataan itu, Gus Ahmad Nadif bercerita mengenai kisah hidup dan keteladanan KH R Asnawi Kudus.
KH R Asnawi Kudus pada saat masih berusia 25 tahun sudah diperkenankan mengajar di masjidil Haram dan sudah memiliki 19 murid. beliau merupakan keturunan ke 14 sunan kudus dan keturunan ke 5 mbah Mutamakin Kajen.
Salah satu karya dari KH R Asnawi Kudus Risalah adalah kitab Ar Raddu ala Mufti Suudiyah An nadaq Sayid Abdullah Zawawi. Kitab ini merupakan jawaban atas permasalahan yang hadir pada saat itu. Pada waktu itu tradisi keislaman sedang mendapat serangan dari pembelajar Islam barat. Mereka mencoba menggugat beberapa kalimat dalam manaqib Syeikh Abdul Qodir Jailani.
Sekelompok orang di Kudus meminta fatwa mufti asy syafiiyah di kerajaan arab saudi pada waktu itu yaitu Syeikh Abdullah Zawawi. Mufti tersebut ternyata berfatwa bahwa beberapa kata dalam manaqib itu sesat. Melihat itu, KH R Asnawi Kudus menulis kitab sebagai bantahan fatwa tersebut dengan menggunakan bahasa Arab.
Salah satu karangan yang paling terkenal dari KH R Asnawi Kudus adalah fasholatan yang ditulis dengan bahasa jawa. Gus Ahmad Nadif menceritakan bahwa sebenarnya kitab tersebut tidak ditulis oleh KH R Asnawi Kudus. “Sebenarnya itu bukan tulisan beliau, tetapi ditulis oleh salah satu paman kami, Kiai Minan Zuhri. Tetapi itu semuanya ditashih kepada mbah Asnawi”.
Ahmad Nadif juga menceritakan bahwa amaliyah KH R Asnawi merujuk kepada tiga kitab. Qurotul ain, fathul qorib, dan minhajul tolibin.
“ Yang menarik di sini, dalam hal mengucap usholli dan talafud bin niyah qobla takbir, mbah Asnawi sengaja menampakkan bahwa itu pendapat Syarafuddin Yahya An Nawawi dalam minhajul tolibin. Ini ditampakkan oleh beliau karena pada saat yang sama pengkritik yang tidak suka dengan usholli sering juga memakai kitab Al Adzkar An Nawawi.”
Mbah Asnawi juga merupakan sosok yang sangat nasionalis. Hal ini dapat dilihat dalam shalawat Asnawiyah. Beliau juga pernah didatangi orientalis dan ditawari jabatan sebagai penghulu di Kudus namun beliau menolak hal tersebut. (swp/snm)