Kemiskinan di Jatim Tinggi, Dr Sufiyanto : Indikator Miskin BPS Berdasarkan Data Penerima Bantuan

Surabaya, Jurnal9.tv – Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur menggelar acara  Ngopi & Kolaborasi Serap Informasi yang disingkat dengan KOPILABORASI dengan mengusung tema “4 Tahun Kepemimpinan Khofifah-Emil: Kepemimpinan Teknokratik”. Acara tersebut didatangi oleh beberapa kepala Diskominfo kota yang ada di Jawa Timur, ketua asosiasi media dan wartawan Jawa Timur, serta tamu spesial yakni direktur lembaga riset The Republic Institut Dr. Sufiyanto dan Rektor Universitas Negeri Sunan Ampel, Prof. Akh. Muzakki, Ph. D, yang menjadi narasumber dalam acara yang diselenggarakan oleh Diskominfo Jawa Timur.

Dalam dialog tersebut beberapa audience melemparkan pertanyaan kepada narasumber mengenai, tingginya angka kemiskinan yang terjadi di Jawa Timur. Audience memperkuat pertanyaan dengan menyebutkan data langsung dari BPS.

Dr. Sufiyanto memaparkan bahwasannya, Adanya miss communication ketika masyarakat membaca data angka kemiskinan yang di keluarkan oleh BPS. “Saya pernah melakukan  pendalaman permasalahan kemiskinan kota Ngawi.  Secara faktual saya lihat enggak miskin. Ya orangnya bergembira,” ujarnya.

Dengan adanya data tersebut, Dr Sufiyanto menemukan indikator masyarakat miskin menurut BPS, adalah setiap masyarakat yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, itu masuk kategori miskin. Namun di sisi lain, faktanya tidak semua masyarakat yang mendapatkan bantuan termasuk dalam kategori miskin. Maka tidak heran jika data kemiskinan yang ada di Provinsi Jawa Timur sangat tinggi. 

“Kalau orang menangis itu air matanya semakin banyak, maka dia semakin menderita dan semakin miskin. Padahal orang menangis tidak selalu menderita. Ada orang yang bahagia juga menangis. Nah kira-kira seperti itu. Kalau saya lihat perspektifnya ini, jadi kita mesti harus luas di dalam melihat konteks karena miskin itu bukan sekadar angka. Miskin itu juga menyangkut bagaimana dan apa yang dirasakan oleh masyarakat,” imbuh Dirut Lembaga Riset Republic Institute itu.

Tak hanya itu, audience juga menanyakan tingginya pengguna internet dan lamanya pengguna dalam mengakses internet. Dalam pertanyaan tersebut Dr. Sufiyanto memaparkan bahwa, mudah masuk dan keluarnya berita di internet dan banyak masyrakat mendapati referensi-referensi di internet. Dengan itu bukan hal yang mengagetkan apabila pengguna internet di Indonesia melejit. “Menurut saya Bapak Ibu yang mengelola Kominfo harus Perbanyak masuk di grup grup yang itu. Setiap informasi harus diset dengan begitu Semua orang kemudian dapat mengaksesnya”.

Dr. Sufiyanto memberikan statement yang berisi harapannya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Masyarakat Jawa Timur bahwa, dengan keberhasilan kepemimpinan Ibu Khofifah-Emil selama 4 tahun ini agar dijaga dan dicatat dalam catatan kinerja, sebagai upaya peningkatan ikhtiar dalam menyebar kebaikan kepada masayarakat Jawa Timur. (muk/snm)